Merawat Kecantikan Kulit, Apakah Sama Dengan Tabarruj?

0
1047

 

Assalamu’alaykum. Pak Aam, saya rutin ikut senam kebugaran dan konsul ke dokter spesialis kulit dengan niat agar   badan dan kulit sehat. Saya juga melakukan beberapa perwatan kulit khususnya wajah.  Namun ada seorang teman mengatakan bahwa saya suka pamer kecantikan atau tabarruj. Padahal tidak demikia.  Benarkah orang yang merawat kebugaran dan kecantikan termasuk tabarruj? Bagaimana cara menjaga niat? Mohon penjelasan. ( Sylvi via fb)

 

.

 

Wa’alaykumsalam ww. Bapak ibu dan sahabat-sahabat sekalian yang dirahmati Allah. Memang susah kalau hidup dijalani dengan sekedar memperhatikan omongan orang lain. Sebab, apapun pasti akan dikomentari, yang bisa jadi kita diminta mengikuti selera dia. Apa yang kita lakukan baik belum tentu di mata teman. Apa yang kita lakukan manfaat belum tentu menurut teman.

 

 

 

Memang kita perlu orang lain untuk kritik dan saran atau sebagai bahan evaluasi atau introspeksi diri. Jangan-jangan memang ada salah dari perilaku kita. Namun kita juga harus punya prinsip dan tidak selamanya pendapat atau omongan orang lain itu harus dituruti. Tentu yang tahu niat dan tujuan adalah Anda sendiri.

 

 

Namun secara prinsip, Islam mengajari umatnya untuk mensyukuri segala nikmat yang telah Allah Swt. berikan. Di antara bentuk syukur yaitu menggunakan apa yang Allah berikan untuk kebaikan, misalnya kita diberi nikmat kesehatan, syukuri nikmat-Nya dengan menggunakannya untuk mengerjakan perbuatan-perbuatan yang Allah Swt ridhoi. Kita diberi harta, wujud syukurnya yaitu berbagi dengan fakir, miskin, dan anak yatim.

 

 

Bentuk syukur yang kedua yaitu dengan merawatnya. Misalnya, kita diberi kesehatan, syukurilah dengan menjaganya, seperti berolah raga yang rutin, memberikan nutrisi yang cukup, menjaga kebersihan, dll. Kita diberi kemudahan dalam berbisnis, bentuk syukurnya yaitu dengan terus memberikan pelayanan terbaik pada pelanggan dan tetap menjaga kualitas barang-barang yang dijual.

 

 

Jadi, ada dua ekspresi syukur; pertama menggunakannya untuk apa yang Allah cintai dan  kedua, merawatnya dengan sungguh-sungguh. Sesungguhnya, Allah Swt. telah menciptakan manusia dalam performa (bentuk penampilan) terbaik. Dalam Alquran disebutkan,

 

 

”Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah. Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikanmu seimbang.” (Q.S. Al Infithar 82: 6-7).

 

 

Allah Swt. menegaskan, manusia diciptakan dengan sempurna. Kesempurnaan tubuh ini wajib kita syukuri dengan cara seperti yang telah dijelaskan tadi, yaitu menggunakannya untuk hal-hal yang dicintai Allah dan merawat dengan sebaik-baiknya.

 

 

Nah, kalau Anda rutin ikut senam dan konsul ke dokter dengan niat supaya badan Anda sehat dan mulus dalam kerangka syukur, bahkan kalau Anda sudah punya suami niatnya ingin selalu tampil prima dan indah di depan suami, kegiatan Anda ini bernilai ibadah.

 

 

Lalu apa salahnya jika apa yang lakukan adalah dalah rangka menyenangkan suami? Justru itu bisa bernilai ibadah. Tentu berbeda jika niat Anda sebaliknya, ingin tampil cantik tapi agar dipuji orang lain.

 

 

Lalu apa makna atau maksud larangan tabarruj itu?. Menurut para ulama kata tabarruj terdapat dalam Alquran,

 

 

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى

 

 

Hendaklah kalian (para wanita) tetap di rumah kalian dan janganlah kalian bertabarruj dan seperti tabarruj orang-orang Jahiliyah yang dahulu…” (QS. Al-Ahzab: 33)

 

 

BACA JUGA: Arti Cantik Menurut Islam

 

Tabarruj artinya menyingkap dan menampakkan diri sehingga terlihat pandangan mata. Sementara makna tabbaruj seperti yang disebutkan dalam ayat tersebut, menurut keterangan ulama bahwa tabarruj adalah wanita yang menampakkan kecantikannya di depan lelaki yang bukan mahramnya.

 

 

 

Dalam keterangan yang lain dijelaskan bajwa sikap  tabarruj adalah seorang wanita yang menampakkan bagian yang indah atau auratnya dan segala yang mengundang syahwat lelaki kepada yang bukan mahramnya.

 

 

 

Istilahnya kekiniannya tabarruj ini bisa berarti seorang wanita yang menampakkan kecantikannya dan bersolek serta berhias diri untuk laki-laki yang bukan muhrimnya. Kalau sudah punya suami maka bersoleknya ini bukan untuk suaminya. Inilah larangan dalam Islam seorang wanita melakukan tabarruj.

 

 

Nah, sekarang apakah Anda melakukan hal ini atau tidak?. Kalau Anda merawat diri, rutin melakukan perawatan kecantikan untuk suami dan atas ijin suami kemudia suami Anda merasa senang, tentu bukan tabarruj. Dari pada Anda berdandan apa adanya. Lalu suami Anda merasa saat memandang Anda atau berdekatan dengan Anda tidak nyaman atau tidak percaya diri, ini malah Anda dzalim kepada suami.

 

BACA JUGA: Hukum Perawatan Kecantikan

 

Jadi sekali lagi, pamer atau tabarruj tidaknya itu Anda sendiri yang tahu sesuai dengan apa yang saya jelaskan ini. Tabarruj dengan merawat kecantikan atau kesehatan tentu dua hal yang berbeda. Namun tentu saja yang perlu diperhatikan saat melakukan perawatan tubuh atau kecantikan jangan menampakkan kepada lawan jenis. Usahakan tidak ada aurat yang terbuka yang dapat dilihat oleh laki-laki. Ini perlu menjadi perhatian khususnya bagi para wanita yang akan melakukan perawatan. Kalau ada teman ngomong atau komentar, Anda bisa jelaskan. Demikian penjelasannya semoga bermanfaat.

 

 

Nah, bahasan atau masalah ini kecantikan, hukum merawatan kecantikan dan sebagainya lebih detail Anda dan mojang bujang sekalian bisa membaca buku saya yang berjudul “FIKIH KECANTIKAN”. Didalamnya ada pembahasan dan studi kasus dengan penjelasan dalil-dalilnya.  Wallahu a’lam bishshawab. [ ]

 

 

 

5

Editor: iman

Ilustrasi foto: pixabay

970

 

Sampaikan pertanyaan Anda melalui alamat email:  [email protected]  atau melalui Fans Page Facebook Ustadz Aam Amiruddin di link berikut ini : https://www.facebook.com/UstadzAam/ .

 

Follow juga akun sosial media percikan iman di:

Instagram : @percikanimanonline

Fanspages : Percikan Iman Online

Youtube : Percikan Iman Online

Twitter: percikan_iman