Kisah Kempimpinan Abu Bakar As Siddiq

0
1094

 

PERCIKANIMAN.ID – – Abu Bakar As Siddiq adalah khalifah pertama setelah Rasulullah Saw wafat. Ia menjadi khalifah antara tahun 632-634 M ( 11-13 H). Abu Bakar As Siddiq merupakan sahabat terdekat Nabi saw, beliau yang menemani Nabi berhijrah dari Makkah ke Madinah, selain itu beliau juga merupakan mertua dari Nabi saw, karena Nabi menikah dengan putri beliau yaitu Siti ‘Aisyah. Abu Bakar mendapatkan gelar ash Shiddiq, artinya orang yang membenarkan dalam peristiwa Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW.

 

 

Nama Abu Bakar yang sebenarnya adalah Abdul Ka’bah (hamba ka’bah), yang kemudian diganti oleh Rasulullah saw menjadi Abdullah (hamba Allah). Abu Bakar as Siddiq atau Abdullah bin Abi Quhafah (Usman) bin Amir bin Amru bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai bin Ghalib bin Fihr al Quraisy at Tamimi. Nasabnya bertemu dengan Nabi saw dikakeknya yang keenam yaitu Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai. Dan ibunya, Ummul Khair sebenarnya bernama Salma binti Sakhr bin Amir bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim.

 

 

Abu Bakar Ash Siddiq tumbuh besar di Mekah dan tidak pernah keluar dari Mekah kecuali untuk tujuan dagang dan bisnis. Beliau memiliki harta kekayaan yang sangat banyak dan kepribadian yang sangat menarik, memiliki kebaikan yang sangat banyak, dan sering melakukan perbuatan-perbuatan yang terpuji.

 

 

Setelah meninggalnya nabi Muhammad SAW Abu bakar terpilih menjadi pemimpin untuk menggantikan nabi Muhammad Abu bakar melanjutkan tugas-tugaas sebagai pemimpin agama dan kepala kepemerintahan. Kebijaksanaan Abu Bakar tersebut ternyata diterima masyarakat yang segera secara beramai-ramai membaiat Umar. Umar menyebut dirinya Khalifah Rasulillah (pengganti dari Rasulullah). Ia juga memperkenalkan istilah Amir al-Mu’minin (Komandan orang-orang yang beriman) Abu bakar menjadi khalifah hanya 2 tahun.

 

 

Pada tahun 634 Masehi ia meninggal dunia. Masa sesingkat itu habis untuk menyelesaikan persoalan dalam negeri terutama tantangan yang ditimbulkan oleh suku-suku bangsa arab yang tidak mau tunduk lagi kepada kepemerintahan madinah. Mereka menganggap perjanjian yang dibuat dengan nabi Muhammad dengan sendirinya batal setelah nabi wafat. Karena itu, mereka menantang Abu bakar. Karena sikap keras kepala dan penentangan mereka yang dapat membahayakan agama, dan pemerintahan, Abu bakar menyelesaikan persoalan ini dengan apa yang disebut perang riddah (perang melawan kemurtadan).[3]

 

 

Kepemimpinan Abu Bakar As Shidiq

 

Pemerintahan Abu Bakar adalah pemerintahan pertama yang mengobarkan peperangan dan memepersenjatai bala tentara untuk membela hak-hak kaum kafir yang lemah. Dalam hal ini Abu Bakar sangat di kenal dengan sebuah ungkapannya sekaligus yang menjadi komitmennya :

 

Demi Allah jika mereka tidak mau membayar zakat dari harta yang mampu mereka bayar , padahal (dahulu) mereka membayarkannya kepada Rasulullah SAW. Maka niscaya aku akan memerangi mereka.”

 

Abu Bakar yang memulai penakhlukan dan perluasan Islam pada masanya, Islam mampu menakhlukan Persia dan Romawi, bahkan beliau meninggal pada saat perang yarmuk melawan imperium Romawi. Dalam setiap peperangan yang diperintahkan beliau adalah selalu menanamkan nilai-nilai etika yang berdasar al Qur’an dan as sunnah. Beliau mewasiatkan pada kaum Muslimin :

 

Janganlah sekali-kali membunuh pendeta biarlah mereka melaksanakan peribadatan sesuai keyakinan mereka”.

 

 

Kekuasaan yang dijalankan pada masa khalifah Abu bakar, sebagaimana pada masa rasulullah, bersifat sentral. Kekuasaan legislative, eksekutif, dan yudikatif terpusat ditangan khalifah. Selain menjalankan roda pemerintahan, khalifah juga menjalankan hukum. Abu bakar selalu mengajak sahabat-sahabatnya untuk bermusyawarah seperti nabi Muhammad dulu.

 

 

Setelah menyelesaikan perang dalam negeri, barulah Abu bakar mengirim kekuatan ke luar arabiah. Khalid bin walid dikirim ke irak  dan dapat menguasai Al-Hirah ditahun 634 M ke Syiriah dikirim ekspedisi dibawah pimpinan 4 jendral yaitu Abu Ubaida, Amr ibn’Ash, yazid ibn Abi Sufian dan Syurahbil. Sebelumnya pasukan di pimpin oleh Usamah yang masih berusia18 tahun. Untuk memperkuat tentara ini, Khalid ibn Walid diperintahkan meninggalkan Irak untuk pergi ke Syiria. Abu bakar meninggal dunia, sementara barisan pasukan depan sedang mengancam palestina, irak dan kerajaan Hirah. Ia digantikan oleh tangan kanannya yaitu Umar bin Khatab.

 

 

Dimasa pemerintahan khalifah pertama yaitu Abu Bakar Asidik masih terdapat pertentangan dan perselisihan antara Negara islam dan sisa-sisa tabilah arab yang masih berpegang teguh pada warisan jahiliyah. Namun demikian, kegiatan (proses) pengaturan menejemen pemerintahan khalifah Abu Bakar telah dimulai.

 

 

Dalam menejemen pemerintahan yang terpusat, kekuasaan khalifah dibatasi pada penegakan keadilan diantara manusia, penciptaan stabilitas keamanan, system pertahanan, dan pemilihan pegawaidan pendelegasian tugas diantara sahabat dan kegiatan musyawarah dengan mereka. Khalifah Abu Bakar senantiasa melakukan infestigasi dan pengawasan terhadap kinerja pegawainya.

 

 

 

Abu Bakar ash Sidiq juga berperan dalam pelestarian teks-teks tertulis Al Quran. Dikatakan bahwa setelah kemenangan yang sangat sulit saat melawan Musailamah dalam perang Ridda, banyak penghafal al Qur’an yang ikut tewas dalam pertempuran. Abu Bakar ash Sidiq lantas meminta Umar bin Khattab untuk mengumpulkan koleksi dari al Qur’an.

 

 

 

Setelah lengkap koleksi ini, yang dikumpulkan dari para penghafal al Quran dan tulisan-tulisan yang terdapat pada media tulis seperti tulang, kulit dan lain sebagainya, oleh sebuah tim yang diketuai oleh sahabat Zaid bin Tsabit, kemudian disimpan oleh Hafsah, anak dari Umar bin Khattab dan juga istri dari Nabi Muhammad saw. Kemudian pada masa pemerintahan Ustman bin Affan koleksi ini menjadi dasar penulisan teks al Qur’an hingga yang dikenal hingga saat ini.

 

 

 

Kemajuan yang telah dicapai

Pada masa pemerintahan Abu Bakar selama kurang lebih dua tahun di dalam pengembangan Islam, antara lain :

  1. Perbaikan sosial (masyarakat)
  2. Perluasan dan pengembangan wilayah Islam
  3. Mengumpulkan ayat-ayat al Qur’an
  4. Sebagai kepala negara dan pemimpin umat Islam
  5. Meningkatkan kesejahteraan umat perbaikan sosial yang dilakukan Abu Bakar, ialah usaha untuk menciptakan stabilitas wilayah Islam dengan berhasilnya mengamankan Tanah Arab dari para penyelewengan (orang murtad, nabi palsu dan orang yang enggan membayar zakat).  Adapun usaha yang ditempuh untuk perluasan dan pengembangan wilayah Islam Abu Bakar melakukan perluasan wilayah luar jazirah Arab. Daerah yang dituju adalah Iraq dan Syria yamg berbatasan langsung dengan wilayah kekuasan Islam.

 

Prestasi atau keberhasilan  yang telah dilakukan Khalifah Abu Bakar ash Shidiq, sebagai berikut :

Perbaikan Sosial Masyarakat

1)      Memerangi kaum murtad

Setelah Rasulullah wafat, sekelompok orang Madinah menyatakan keluar dari Islam dan melakukan pemberontakan. Kelompok inilah yang disebut Kaum Riddah.

2)      Mengatasi orang yang tidak mau membayar zakat

Ada beberapa orang yang berpendapat bahwa membayar zakat hanya kepada Nabi Muhammad, oleh karena itu setelah Nabi Muhammad wafat mereka enggan membayar zakat.

3)      Memberantas Nabi-nabi palsu

Orang-orang yang mengaku sebagai nabi sebenarnya sudah ada semenjak Nabi Muhammad masih hidup. Namun setelah Nabi saw wafat mereka semakin berani, diantara orang-orang yang mengaku sebagai Nabi adalah :

  1. a) Aswad al Ansi, orang yang pertama kali mengaku sebagai nabi
  2. b) Musailamah al Kazzab, pada waktu terjadi Perang Yamamah yang menyebabkan banyak penghafal al Qur’an wafat
  3. c) Saj’ah, wanita Kristen yang mengaku sebagai nabi
  4. d) Thulaihah bin Khuwailid, dalam pertempuran ia kalah dan akhirnya masuk Islam

 

  1. Pengumpulan Ayat-ayat al Qur’an

Dalam perang Yamamah, banyak sekali para sahabat penghafal al Qur’an yang wafat, oleh karena itu Sahabat Umar mengusulkan agar dilakukan pembukuan al Qur’an karena khawatir al Qur’an akan musnah. Oleh karena itu Khalifah Abu Bakar memberikan tugas kepada Zaid bin Tsabit untuk menuliskannya kedalam satu mushaf dan disimpan di kediaman Abu Bakar.

 

  1. Perluasan wilayah Islam

1)      Perluasan ke wilayah Irak dan Persia, dipimpin oleh Khalid bin Walid

2)   Perluasan ke wilayah Syiria, dipimpin oleh Usamah bin Zaid

3)   Perluasan ke wilayah Palestina, dipimpin oleh Amr bin Ash

4)   Perluasan ke wilayah Roma, dipimpin oleh Ubaidah bin Jarrah

5)   Perluasan ke wilayah Damaskus, dipimpin oleh Yazid bin Muawiyah

6)   Perluasan ke wilayah Yordania, dipimpin oleh Surahbin bin Hasanah

Ibrah dari kisah khalifah Abu Bakar ash Shidiq, sebagai berikut :

  1. Menciptakan stabilitas sosial dengan cara mengatasi orang-orang murtad dan para pemberontak.
  2. Menerima masukan dari orang lain demi kebaikan, hal ini ditunjukkan dalam usaha pembukuan al Qur’an
  3. Menyebarkan Islam dengan cara damai, karena selain dengan cara perang, penyebaran agama Islam dapat dilakukan dengan dakwah dan suri teladan yang baik.

 

Meski masa pemerintahannya cukup singkat yakni sekira 2 tahunan namun mempunyai jejak yang gemilang dalam sejarah Islam sebagai seorang pemimpinan. Suksesnya kepemimpinan itu bukan diukur dari lamanya ia berkuasa atau memimpin melain dari jejak dan sejarah serta kontri busi dari selama ia menjabat. [ ]

Dihimpun dari berbagai sumber

5

Redaktur: haris

Editor: iman

Ilustrasi foto:  khazanah intelektual

850

 

Follow juga akun sosial media percikan iman di:

Instagram : @percikanimanonline

Fanspages : Percikan Iman Online

Youtube : Percikan Iman Online

Twitter: percikan_iman