Khutbah Jumat: Meraih Kedamaian Jiwa dan Ketenangan Hati

0
421
MasjidMegah ( ilustrasi foro: pixabay )

 

Oleh: Drs.KH.Abdurahman Rasna,MA*

 

Khutbah I

 

اْلحَمْدُ لِلَّهِ الذي أنزل السكينة في قلوب المؤمنين.

أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلهَ إِلاَّاللَّهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ الملك الحق المبين. وأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ  الصادق الوعد الأمين. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى  سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ ومن تبع هداه بإحسان إلى يوم الدين.

أَمَّا بَعْدُ:

فَيَا عِبَادَ اللَّهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللَّهِ وطاعته لعلكم تفلحون.

قَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْمبين: اعوذ بالله من الشيطان الرجيم، بسم الله الرحمن الرحيم، يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا اتَّقُوْا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

 

Puji dan syukur  hanya  bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan kedamaian jiwa dan  ketenangan ke dalam hati orang-orang yang beriman, sehingga dengan ketenangan itu semakin  bertambah keimanan yang telah ada. Karena itu, marilah kita bersama-sama meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta selalu bersyukur kepada Allah  Subhanahu Wa Ta’ala.

 

Shalawat dan salam senantiasa kita sanjungkan keharibaan  junjunan kita Nabi besar Muhammad Shalallahu alaihi wasallam yang membawa  peradaban Islam dan membebaskan umatnya  dari zaman kejahiliyahan.

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

 

Umat Islam memiliki sandaran yang absolut yakni Al-Qur’an dan as-Sunnah yang menerangi umat islam ke setiap penjuru alam tanpa batasan tempat dan  zaman. Siapa saja yang berpegang pada keduanya tidak akan lapuk dimakan waktu dan tak akan  usang digilas zaman.

 

Ketika Nabi Shalallahu alaihi wasallam dan para sahabatnya keluar rumah di awal siang, sebagaimana diriwayatkan Imam Ahmad (16362), Abu Jumu’ah bertanya kepada Nabi Shalallahu alaihi wasallam:

 

…يَا رَسُولَ اللَّهِ، هَلْ أَحَدٌ خَيْرٌ مِنَّا؟ أَسْلَمْنَا مَعَكَ وَجَاهَدْنَا مَعَكَ، قَالَ: «نَعَمْ، قَوْمٌ يَكُونُونَ مِنْ بَعْدِكُمْ يُؤْمِنُونَ بِي وَلَمْ يَرَوْنِي

 

“Wahai Rasulullah, apakah ada seseorang yang lebih baik dari kami, kami masuk islam dan berjihad bersama anda?” beliau bersabda:” ya, yaitu suatu kaum yang ada setelah kalian, mereka beriman kepadaku padahal mereka belum pernah melihatku”.

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

 

Setelah 14 abad berlalu sejak wafatnya baginda Rasulullah saw, selama itu pula Al-Qur’an dan Sunnah telah menjadi panduan bagi umat manusia. Zaman terus berubah, ilmu berkembang pesat, namun ajaran Islam tetap dalam kesempurnaan. Islam adalah jawaban atas segala topik kehidupan bagi umat terdahulu, kini, hingga akhir masa nanti.

 

Umat Islam berpegang teguh kepada al-Qur’an dan as-Sunnah karena kebenaran yang terkandung di dalamnya, bukan sekedar ikut-ikut saja. Karena itulah muslimin tetap berpegang teguh kepada ajaran Islam tanpa ada keraguan, walau Rasulullah Saw sang pembawa risalah itu telah lama meninggal dunia.

 

Rasulullah Muhammad Shalallahu alaihi wasallam tutup usia di umurnya yang ke 63, awal tahun ke 11 hijriah. Walau demikian, sabda-sabda beliau benar adanya hingga hari ini, seribu empat ratus tahun kemudian. Yakni sabda beliau, bahwa siapa saja tak akan pernah tersesat selama ia berpegang pada al-Qur’an dan Sunnah.

 

Imam Malik (1395) meriwayatkan, bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda :

…تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ

 

Dari Malik telah sampai kepadanya bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Telah aku tinggalkan untuk kalian, dua perkara yang kalian tidak akan sesat selama kalian berpegang teguh dengan keduanya; kitabullah dan sunnah nabi-Nya”.

 

Orang yang melakukan perjalanan akan membutuhkan panduan, yang dengan panduan itu ia dapat mengetahui jauhnya perjalanan dan apa saja yang harus dipersiapkan. Saat ia tahu harus mendaki gunung, maka ia akan menyiapkan perbekalan dan perlengkapan yang cukup juga pakaian yang hangat. Dengan panduan itu, ia merasa tenang meski harus melewati perjalanan jauh ke tempat yang tak pernah ia datangi sebelumnya.

 

Sebaliknya, jika ternyata panduan itu keliru, bukan ketenangan yang didapat, akan tetapi kegelisahan dan katakutan. Karena ternyata, apa yang ia persiapkan tidak sesuai dengan keadaan yang sedang ia hadapi.

 

Adapun sebaik-baik bekal adalah taqwa. Sebagaimana firman Allah Ta’ala  dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 297 :

 

وَمَا تَفۡعَلُوۡا مِنۡ خَيۡرٍ يَّعۡلَمۡهُ اللّٰهُ ‌ؕ وَتَزَوَّدُوۡا فَاِنَّ خَيۡرَ الزَّادِ التَّقۡوٰى ۚ وَاتَّقُوۡنِ يٰٓاُولِى الۡاَلۡبَابِ

 

“ … Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Karena itu Berbekallah, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa …Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat!“ (QS.Al-Baqarah : 197)

 

Seorang mukmin yakin betul bahwa Allah maha melihat setiap perbuatannya, baik yang ia sembunyikan, begitupun yang ia perlihatkan. Ia meyakini bahwa setiap perbuatannya akan mendapatkan balasan, apakah itu amal baik, ataukah amal buruk. Sebab Allah Maha Melihat, akan membalas segalanya, dan itu cukup baginya.

 

Sikap senantiasa merasa diawasi oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala  itulah yang juga menyelamatkannya dari melakukan keburukan disaat ia sendiri, disaat tidak ada orang yang melihat.

 

Allah Ta’ala  Maha Mengetahui dan Maha Baik. Tidak ada yang menimpa manusia kecuali Allah mengizinkannya, dan tidak ada yang terjadi kepada manusia kecuali Allah memiliki tujuan baik padanya. Sehingga seorang mukmin akan selalu berprasangka baik pada Allah Subhanahu Wa Ta’ala . Pengetahuan seperti ini hanya dimiliki oleh orang beriman, sehingga orang yang tidak beriman tidak akan akan bisa memiliki sikap serupa.

 

Dalam riwayat Imam Muslim (2999), Abu Yahha Shuhaib bin Sinan berkata, bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda :

 

عَجَبًا ِلأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَلِكَ ِلأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ

 

“Perkara orang mukmin mengagumkan, sesungguhnya semua perihalnya baik dan itu tidak dimiliki seorang pun selain orang mukmin, bila tertimpa kesenangan, ia bersyukur dan syukur itu baik baginya dan bila tertimpa musibah, ia bersabar dan sabar itu baik baginya.”

Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah pemilik dunia dan alam semesta. Di atas itu semua, bahkan diri kita sendiri pun adalah milik Allah Subhanahu Wa Ta’ala, bukan milik diri sendiri. Karena hidup manusia dalam kuasa dan milik   Allah Subhanahu Wa Ta’ala  yang maha hidup, maka tidak ada kebahagiaan yang dapat melebihi, selain dekat dengan sang pemilik. Yakni ketenangan karena hati yang senantiasa terpaut dan terhubung pada sang khaliq.

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

 

Oleh karena itu, marilah kita bersyukur atas nikmat Allah Subhanahu Wa Ta’ala berupa ketentraman jiwa dan ketenangan hati  yang diberikan pada setiap hati orang beriman.

 

هُوَ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ السَّكِيْنَةَ فِيْ قُلُوْبِ الْمُؤْمِنِيْنَ لِيَزْدَادُوْٓا اِيْمَانًا مَّعَ اِيْمَانِهِمْ ۗوَلِلّٰهِ جُنُوْدُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ وَكَانَ اللّٰهُ عَلِيْمًا حَكِيْمًاۙ

 

“Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin untuk menambah keimanan atas keimanan mereka (yang telah ada). Dan milik Allah-lah bala tentara langit dan bumi, dan Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.” (QS. Al-Fath : 4)

 

بَارَكَ اللَّهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلأَيَاتِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتُهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ

 

Khutbah II

 

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا

 

 

أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى عنه وحذر. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ،

وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

 

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ

 

عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

 

*penulis adalah anggota Komisi Dakwah MUI Pusat dan anggota Bidang Dakwah PB MA serta dosen di Banten

 

5

Red: admin

Editor: iman

930