Mengenal ASI Sejak Di Zaman Nabi

0
889

 

 

PERCIKANIMAN.ID – – Semua ahli di dunia mengakui bahwasannya ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi. Tidak ada satupun makanan yang dapat menggantikannya. Keberadaan ASI yang amat penting kedudukannya dalam menentukan generasi masa depan mendapat perhatian khusus dari Sang Khalik Pencipta manusia dan ASI itu sendiri, sebagaima tertuang dalam Al-Quran surat al-Baqarah ayat 233 yang artinya :

 

“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang makruf…”

 

Perhatian yang sama juga diberikan Rasul Allah, Nabi Muhammad saw. sebagaimana disebutkan dalam beberapa haditsnya. Dan yang jelas, Allah dan RasulNya memberikan penghormatan yang setinggi-tingginya kepada para ibu yang memberikan ASI-nya secara langsung.

 

Salah satu riwayat menyebutkan bahwasannya seorang ibu hamil, maka dia bagaikan orang berpuasa dan melaksanakan shalat malam, ia juga bagaikan pejuang yang berjuang di jalan Allah dengan jiwa dan hartanya. Saat dia melahirkan, ia mendapat pahala yang kamu tidak mengetahui karena begitu besarnya.

 

Saat dia menyusui, dia pun mendapatkan pahala. Dari setiap hisapan sebanding dengan membebaskan budak keturunan Ismail as. Jika dia selesai menyusui, malaikat menepuk bahunya dan berkata ‘ mulailah untuk melakukannya lagi, sungguh kau telah diampuni”.

 

Terlepas dari shahih dha’ifnya riwayat tersebut, sekurang-kurangnya ada satu hal penting yang harus menjadi perhatian bersama terutama kaum ibu, yaitu betapa Islam sudah sejak dulu memberikan perhatian luar biasa terhadap ASI, mengingatpemberian ASI erat kaitannya dengan masa depan keturunan.

 

Mari kita coba menengok kembali sejarah Rasulullah saw. untuk melihat dinamika pengurusan bayi yang ada pada saat itu. Pada masa Nabi Muhammad saw, sudah berkembang tradisi dimana terdapat sejumlah ibu yang dipercaya untuk memberikan ASI-nya kepada anak yang dititipkan kepadanya. Umumnya mereka berasal dari daerah-daerah di sekitar gurun sahara atau daerah pedesaan. Tidak jarang dari mereka yang berinisiatif untuk mencari sendiri anak asuhannya ( untuk disusui ) terutama dari kalangan keluarga mampu.

 

Tercatat dalam sejarah, cukup banyak penduduk kota Makkah yang menitipkan anak mereka kepada para wanita itu untuk diasuh dan disusui, supaya anaknya lebih sehat dan kuat dikarenakan disusui oleh orang desa yang pada umumnya lebih sehat dan kuat serta diasuh di lingkungan pedesaan yang udaranya masih bersih dan sejuk. Sedangkan kota Mekkah pada saat itu udaranya sudah panas dan gersang meski dimungkinkan belum terdapat volusi atau kalaupun ada, tentunya masih sangat sedikit.

 

Penduduk kota Mekkah saat itu, menginginkan agar anak-anak mereka dibesarkan di tengah lingkungan gurun sahara agar bisa menikmati udara bersih, hangatnya sinar matahari pagi, serta bebas bermain di bawah naungan alam bebas. Semua itu memang akan lebih menjamin pertumbuhan jasmani dan rohaninya, menjamin kebebasan berfikirnya serta lebih menjamin kebersihan fitrahnya. Boleh jadi ini menjadi cermin sebuah pola pendidikan yang mesti menjadi bahan kajian dalam sistem pendidikan modern saat ini.

 

Hal yang sama juga terjadi pada sosok Nabi Muhammad saw. Meski pada awalnya tidak ada seorangpun yang mau menyusui Nabi Muhammad mengingat beliau merupakan seorang anak yatim yang tidak mempunyai ayah yang bisa diharapkan pemberiannya dan juga bukan berasal dari keluarga kaya yang dapat diharapkan kedermawananannya.

 

Namun dengan pertolongan Allah, datanglah seorang wanita bernama Halimah binti Dzubaib yang kebetulan saat berkunjung ke Kota Mekah belum juga mendapatkan bayi untuk ia asuh dan disusuinya. Karena merasa malu bila pulang ke desanya dengan tangan hampa tak membawa seorang anak yang akan diasuhnya. Akhirnya ia pun bersedia mengambil Muhammad saw. untuk dibawa pulang ke kampung halamannya sebagai anak susuan.

 

Sebelumnya kendala yang sama juga terjadi pada ibunda nabi, Siti Aminah. Ibu Nabi ini enggan untuk menitipkan pengasuhan dan pemberian ASI untuk anaknya diserahkan pada orang lain. Karena menandakan bahwa beliau harus berpisah dalam kurun waktu diurus dan disusui oleh Halimah. Tetapi demi masa depan dan kebaikan putra tercintanya tersebut, dengan penuh rasa kasih sayang kepada Siti Aminah pun akhirnya menitipkan beliau kepada Halimah.

 

Semenjak Halimah menyusui Muhammad saw, Alloh membalas kebajikannya dengan memenuhi kebutuhan hidup Halimah sekeluarga. Kehadiran Muhammad saw di tengah-tengah mereka, benar-benar mereka rasakan membawa keberkahan. Halimah sangat menyayangi Muhammad saw seperti ia menyayangi anak kandungnya sendiri. Begitupun Muhammad, beliau sangat menghormati ibu susuannya itu seperti ia menghormati Siti Fatimah ibu kandungnya yang telah wafat ketika beliau baru berusia empat tahun.

 

Terdapat beberapa tipe perempuan yang tidak boleh diberikan kepadanya penyusuan, yakni perempuan yang berkarakter jahat, gila, dan dungu. Perempuan yang memiliki penyakit menular atau “menurun”, atau perempuan yang berketurunan buruk.

 

BACA JUGA: Ibu Zaman Now Musti Tahu Kandungan ASI vs Susu Formula 

Jadi pilihlah perempuan menyusui yang layak dan baik bagi sang bayi. Agaknya tidak jauh beda dengan

keharusan yang dimiliki setiap ibu yang menginginkan anaknya memiliki masa depan yang baik. Hendaknya ia menjadi ibu dengan kriteria atau tipe seperti yang telah disebutkan di atas. Karena sudah diakui baik secara dalil ataupun medis, jika ASI memiliki peranan yang sangat besar terhadap pembentukan fisik dan mental anak di kemudian hari.

 

Fakta sejarah jaman Rasulullah yang kental dengan muatan tradisi ini tidak serta merta mengharuskan pemberian ASI kepada bayi sekaligus pengasuhannya diserahkan kepada orang lain. Karena bagaimanapun, tetap saja yang diutamakan adalah pemberian ASI secara langsung dari ibu kandungnya sendiri. Fakta ini kami ketengahkan sekurang-kurangnya menjadi solusi ketika sang ibu bersangkutan terdapat gangguan untuk memberikan ASI pada anaknya.

 

Ali as pernah berkata “ pilihlah dalam penyusuan sebagaimana kalian memilih dalam menikah. Sesungguhnya penyusuan dapat mengubah tabiat”. Muhamad Baqir juga berkata “ Hendaknya kalian memilih wanita yang bersih dan penyayang. Sesungguhnya air susu mempengaruhi yang disusui”. [ ]

 

5

 

Red: hanifah

Editor: iman

Ilustrasi foto: pixabay

 

950