Bukti Shaum Daud Sangat Baik untuk Kebugaran

0
360

Oleh : Ir. H. Bambang Pranggono, MBA

« فَصُمْ يَوْمًا وَأَفْطِرْ يَوْمًا ، فَذَلِكَ صِيَامُ دَاوُدَ – عَلَيْهِ السَّلاَمُ – وَهْوَ أَفْضَلُ الصِّيَامِ » .

“Rasulullah Saw. bersabda: ‘Shaumlah sehari dan berbuka sehari, itu adalah shaum Daud a.s. dan itu adalah sebaik-baik shaum.’” (H.R. Bukhari)

Keutamaan shaum sudah banyak diulas dalam jurnal-jurnal ilmiah kedokteran modern. Dalam jurnal-jurnal tersebut disebutkan bahwa shaum memang secara ilmiah terbukti menyehatkan. Namun demikain, shaum Daud (yakni puasa sunat berselang sehari) masih jarang dilakukan oleh umat Islam meski menurut Rasulullah Saw. shaum ini adalah sebaik-baik shaum di luar shaum wajib pada bulan Ramadhan.

Nah, beberapa waktu lalu ada sebuah ulasan dan testimoni hasil penelitian yang dilakukan oleh seorang ahli fitness/kebugaran berskala interenasional yang bernama Shin Ohtake. Menurutnya, latihan untuk membentuk tubuh yang bugar dan berotot memerlukan pengaturan kadar kalori makanan.

Hal ini bisa dicapai dengan dua cara, pertama, membebaskan makan kapan saja setiap saat asal jumlah total kalori untuk waktu tertentu (misalnya dalam seminggu) dibatasi. Kedua, melakukan puasa berselang sehari yang disebut intermittent fasting, yakni boleh makan puas sampai tiga kali pada hari ini dan esoknya berpuasa penuh.

Kedua cara tersebut dinilai dapat memenuhi target pemberian dan pembatasan kalori dalam jumlah yang sama. Namun demikian, mereka yang berlatih dengan cara berpuasa selang sehari mendapat ekstra manfaat, yakni bertambahnya zat yang dinamakan BDNF (Brain Derived Neuorotrophic Factor). Zat ini membantu merangsang tumbuhnya sel syaraf baru pada otak yang menolong melindungi otak dari penyebab stress yang berbahaya. Selain itu, intermittent fasting juga meningkatkan kepekaan terhadap insulin yang artinya akan lebih mempercepat proses penurunan berat badan. Intermittent fasting juga menurunkan tingkat depresi dan kemampuan kognitif sehingga membuat tubuh lebih segar dan lebih muda.

Shin Ohtake juga berteori bahwa sifat daya tahan tubuh kita ini sudah terbentuk sejak zaman Paleolithicum, sewaktu nenek moyang kita hidup sebagai pemburu. Manusia pada zaman itu biasa berburu binatang dan mencari buah-buahan pada siang hari untuk dimakan pada malam hari. Pada umumnya, kegiatan ini menghasilkan waktu makan dua kali dalam setiap tiga hari. Nah, tubuh kita sebetulnya sudah tercipta dengan siklus seperti itu, yakni sehari makan dan sehari tidak.

Maka benarlah sabda Rasulullah Saw. tersebut di atas sehingga tidak ada lagi alasan bagi kita untuk tidak melaksanakan shaum Daud. Wallahu a’lam.