Sebab Istri Masuk Neraka, Ini Yang Diperingatkan Rasulullah

0
564
Seorang istri sedang marah pada suaminya ( ilustrasi foto: freepik )

PERCIKANIMAN.ID – – Kehidupan rumah tangga suami dan istri terkadang tidak sesuai harapan. Adanya ragam ujian misalnya masalah ekonomi sering menjadi pemicu persoalan rumah tangga. Idealnya nafkah suami kepada istri sesuau kebutuhan atau bahkan lebih. Namun kondisi ekonomi yang tidak menentu, Perusahaan bangkrut, PHK massal hingga naiknya harga sembako sementara pemasukan atau pendapatan / gaji suami tetap bahkan cenderung turun, membuat jatah kepada istri pun berkurang.

 

Bagi sebagian istri hal tersebut ditanggapi dengan sikap menggerutu. Sebab, dengan segala kebutuhan naik dan jatah belanja dari suami justru tetap atau malah turun akan membuat berpikir keras, rumit bahkan marah-marah.

 

Namun seorang istri yang shalihah, banyak bersyukur kepada Allah kemudian bersyukur kepada suaminya. Seperti dikutip dari muslimah.or.id, seorang suami wajib memberikan nafkah kepada istrinya sesuai kemampuannya. Allah Ta’ala berfirman dalam kitab-Nya:

 

“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan” (QS. Ath Thalaq: 7).

 

Jika suami tidak bisa memberikan nafkah kecuali sedikit saja, disebutkan dalam ayat ini, “Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya”. Maka ia tidak dibebani untuk memberikan nafkah dengan nominal tertentu yang terkadang itu di luar kemampuannya. Maka hendaknya ia bersabar atas sempitnya rezeki.

 

Demikian juga sang istri, hendaknya ia qona’ah (merasa cukup dengan rezeki yang Allah berikan) dan bersyukur kepada Allah ta’ala, serta juga bersyukur kepada suami bagaimana pun keadaan nafkah yang diberikan suaminya. Karena Allah ta’ala, membenci istri yang tidak bersyukur kepada pemberian suaminya. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

 

Allah tidak akan melihat kepada wanita yang tidak bersyukur kepada suaminya, dan ia tidak merasa cukup dengan apa yang diberikan suaminya” (HR. An Nasa’i no. 9086, Al Baihaqi dalam Sunanul Kubra [7/294], dishahihkan Al Albani dalam Shahih At Targhib no. 1944).

 

Makna Allah tidak akan melihat mereka maksudnya mereka mendapat murka dari Allah. Ath Thabari menjelaskan:

 

“[Allah tidak melihat mereka] maksudnya Allah tidak memberikan kasih sayang berupa kebaikan kepada mereka, dan mereka mendapat murka dari Allah” (Tafsir Ath Thabari, 6/528).

Sementara itu ulama As Sam’ani juga menjelaskan:

 

“[Allah tidak memandang mereka di hari kiamat] maknanya Allah tidak memandang mereka dengan pandangan rahmah” (Tafsir As Sam’ani, 334).

 

Dan sifat kurang bersyukur kepada suami, merupakan hal yang banyak terjadi pada diri wanita, sehingga membuat mereka menjadi mayoritas penduduk neraka. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

 

“Diperlihatkan kepadaku neraka, dan aku melihat kebanyakan penduduknya adalah wanita”. Para wanita bertanya: “apakah karena mereka kufur kepada Allah?”. Nabi menjawab: “Karena mereka kufur kepada suami mereka dan kufur kepada kebaikan suami mereka. Jika engkau para suami, berlaku baik kepada istri kalian sepanjang waktu, kemudian sang istri melihat satu keburukan dari dirimu, maka sang istri akan mengatakan: aku tidak pernah melihat kebaikan dari dirimu” (HR. Bukhari no. 29, Muslim no. 907).

 

Maka bagi para istri hendaknya bersyukur dengan apa yang diberikan suami dan tidak banyak menuntut serta merasa cukup dengan rezeki Allah yang diberikan melalui suaminya. Ia juga harus bisa bersabar atas keadaan yang sulit dan berdoa kepada Allah, semoga keadaan menjadi lebih baik dan Allah memberikan kecukupan. Wallahu’alam. [ ]

 

5

Red: admin

Editor: iman

904