Khutbah Jumat: Rajab, Bulan Penghormatan Penguasa Semesta Raya Kepada Hamba-Nya

0
464
ilustrasi foto: kemenag.go.id

Oleh: KH.Drs.Abdurrahman Rasna,MA*

Khutbah Pertama:

 

اَلْحَمْدُ للهِ، اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ فَضَّلَنَا بِشَهْرِ رَجَبَ، وَهُوَ الَّذِيْ اصْطَفَى نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا ﷺ الْمُجْتَبَى الْمُؤَيَّد.

أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ الله وحده لا شريك له رَبُّ الْعِبَادِ،

وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا ونبينا  مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوْثُ إِلَى سَائِرِ الْأَعَاجِمِ وَالْعَرَب.

اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمَ وَبَارِكْ وَتَرَحَّمْ وَتَحَنَّنْ عَلَى مَنْ بِهِ تُرْجَى شَفَاعَتُهُ يَوْمَ الْمَآبِ.

أما بعد : فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكم و نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ،

فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.

قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ،  أعوذ بالله من الشيطان الرجيم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ،

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

 

Segala puji milik Allah swt yang telah menganugerahkan kepada kita berbagai macam kenikmatan sehingga kita dapat memenuhi panggilan-Nya untuk menunaikan shalat Jumat. Nikmat yang kita peroleh  semestinya harus digunakan dalam melaksanakan syariat yang telah ditetapkan-Nya.

 

Shalawat beserta salam, sepatutnya kita haturkan kepada Junjunan kita  Nabi agung yakni nabi  Muhammad Shalallahu alaihi wasallam, juga kepada keluarganya, para sahabatnya, dan semoga melimpah kepada kita semua selaku umatnya. Aamiin yaa Robbal ‘aalamiin.

 

Sebagai khatib kali ini, saya berwasiat khususnya kepada diri saya sendiri dan umumnya kepada sekalian, marilah kita mrningkatkan taqwa kita dengan sebenar-benarnya, dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi yang dilarang oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

 

Mendapatkan kesempatan untuk hadir sekaligus menjalankan ibadah shalat Jumat siang ini adalah sebuah nikmat yang demikian agung. Dari mulai nikmat Taufiq dan hidayah hingga kesehatan serta kesempatan  sekaligus berbarengan  kita terima saat ini.

 

Oleh sebab itu, marilah aneka nikmat yang ada kita jadikan sebagai sarana untuk terus meningkatkan takwallah. Yakni dengan menjalankan perintah dan menjauhi yang dilarang. Pastilah, kalau itu yang dilakukan, akan semakin banyak nikmat yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala berikan kepada kita,

امين يا رب العالمين

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

 

Seperti diketahui, Rajab adalah termasuk bulan penting dan utama dalam setahun. Di bulan ini orang-orang dilarang melakukan peperangan dan mengangkat senjata. Jadi siapa pun merasa aman. Bahkan para pakar fiqih memperberat sanksi diyat bagi siapapun yang membunuh seseorang pada bulan-bulan ini dengan hukuman yang lebih berat.

 

Al-Imam Fakhruddin Ar-Razi dalam tafsirnya menjelaskan tentang empat bulan yang dimuliakan tersebut dengan kalimat berikut:

 

وَمَعْنَى الْحُرُمِ: أَنَّ الْمَعْصِيَةَ فِيهَا أَشَدُّ عِقَابًا، وَالطَّاعَةَ فِيهَا أَكْثَرُ ثَوَابًا

Artinya: “Yang dimaksudkan dengan bulan-bulan yang dimuliakan di sini, sesungguhnya maksiat dalam bulan ini siksanya lebih berat. Jika menjalankan ketaatan, pahalanya dilipatgandakan.”

 

Pada bulan Rajab ini perlu menjadi pengingat untuk membersihkan diri dari kotoran maksiat. Mari kita hentikan caci maki, menyebar kabar bohong, hoaks, fitnah menggunjing sesama warga negara dan bentuk perilaku yang tidak pantas dilakukan seorang muslim. Ingatlah, dosanya dilipatgandakan.

 

Kita perlu waspada, perilaku dosa di bulan ini tidak main-main. Kalau perang yang jelas-jelas membela agama Islam di masa Rasulullah saja disuruh berhenti karena menghormati bulan mulia, apalagi caci maki dan ujaran kebencian, maka seharusnya dihentikan sekarang juga. Tidak usah menunggu besok-besok. Mari kita mulai konsentrasi memikirkan akhirat yang abadi, menyambut bulan Ramadhan yang suci tinggal sebentar lagi.

Al-Imam Dzun Nûn Al-Mishriy mengatakan:

 

رَجَبٌ شَهْرُ الزَّرْعِ، وَشَعْبَانُ شَهْرُ السَّقْيِ، وَرَمَضَانُ شَهْرُ الْحَصَادِ

Artinya: Rajab adalah bulan menanam, Sya’ban adalah bulan menyiram, sedangkan Ramadhan adalah bulan menuai.

 

وَكُلٌّ يَحْصُدُ مَا زَرَعَ، فَمَنْ ضَيَّعَ الزِّرَاعَةَ نَدِمَ يَوْمَ الْحَصَادِ

 

Artinya: “Setiap orang akan mengunduh atas apa yang ia tanam. Barang siapa yang tidak merawat tanamannya, ia akan menyesal saat musim panen.”    

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

 

Pada bulan Rajab sebagai bulan menanam ini, jangan sampai kita bercocok tanam keburukan. Minimal, jika kita tidak bisa menanam dengan membantu atau membuat orang lain tersenyum, setidaknya jangan sampai kita merugikan orang lain. Jangan sakiti siapapun. Mari mulai dari bulan Rajab yang mulia ini.

 

Karena menurut mayoritas ulama, termasuk di antaranya adalah Imam Nawawi dalam kitabnya Ar-Raudhah menyatakan pada malam tanggal 27 Rajab, dahulu Nabi Muhammad diisra’kan atau dititahkan Allah melaksanakan perjalanan malam dari Baitul Haram, Makkah menuju Baitul Maqdis, Palestina.

 

Setelah itu, Rasul dinaikkan dari Baitul Maqdis, Palestina menuju Sidratil Muntaha dengan ditemani malaikat Jibril. Singkat cerita, di situlah Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam mendapatkan mandat shalat lima waktu yang diwajibkan kepada semua umat Muhammad Shalallahu alaihi wasallam.

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

 

Dengan momentun Isra’ Mi’raj ini, marilah kita mengingat kembali betapa kita dimuliakan Allah, kita sewaktu-waktu minimal dipanggil menghadap kepada Allah dalam sehari semalam, diperbolehkan bahkan diwajibkan menghadap penguasa alam semesta sebanyak minimal lima kali.

 

Orang biasa yang ingin bertemu seorang menteri saja tentu tidak mudah. Bisa jadi waktu yang dibutuhkan sampai sepekan baru bisa bertemu. Apalagi presiden, mungkin bisa sampai sebulan baru bisa bertemu. Ini kita disuruh menghadap kepada presidennya presiden dalam sehari semalam selalu dipersilakan “open house”. Bukankah ini sebuah PENGHORMATAN DARI PENGUASA PERSADA RAYA?

Anehnya, atas penghormatan itu, banyak yang tidak dapat memanfaatkan kesempatan dengan sebaik mungkin. Ada yang belum mau shalat, atau mau shalat tapi masih bolong-bolong.

نعوذ بالله. الله يهدينا. امين

Melalui mimbar khutbah ini saya mengajak, marilah tata shalat. Yang belum jamaah rutin di masjid, jika ada panggilan adzan, mari kita gumregah, cepat-cepat mendatangi panggilan itu. Orang yang ingin doanya terkabul, hendaknya jika Allah memanggil segera mengabulkan undangan yang berupa shalat.

Dengan shalat di awal waktunya insya Allah doa-doa akan mudah diijabah. Apalagi shalat merupakan ibadah yang paling utama.

Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam pernah ditanya: Kegiatan apa yang paling utama, ya Rasul? Kemudian Rasul menjawab: Shalat di awal waktunya.

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

 

Sangat banyak hadits yang menyebutkan keutamaan shalat. Di antaranya sabda Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam:

إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ، وَاِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ. …. الحديث

Artinya: “Sesungguhnya yang pertama kali dihisab pada diri seorang hamba pada hari kiamat dari amalnya adalah shalat. Jika shalatnya baik, sungguh ia beruntung dan sukses. Jika rusak shalatnya sungguh ia menjadi orang yang merugi.” (HR Abu Dawud, An-Nasai dan At-Tirmidziy).

 

Yang perlu menjadi catatan adalah, bahwa shalat tidak dapat berdiri sendiri. Ia harus dilengkapi syarat, rukun.

Wudhunya harus sesuai aturan, mandinya bagaimana, bacaan Fatihah-nya bagaimana, Dan lain sebagainya, termasuk dalam shalat berjamaah kita.

Makmum boleh sispa saja, boleh orang dewasa, boleh anak-anak, bahkan boleh kaum wanita, boleh yang pernah mabok, boleh yang pernah berzina, boleh perompak atau yang pernah maling/koruptor, boleh wudhunya sah namun kurang sempurna, kecakapan kaifiyat dan bacaan shalatnya boleh tidak fasih, boleh, namun tidak dengan imamnya.

Karena Imam shalat harus oleh seorang yang memiliki kecakapan, keilmuan, bahkan lebih diutamakan yang memiliki karakter/ akhlaq yang mulia.Syarat yang  ini juga yang perlu kita introspeksi. Sudah sesuai aturan syara’ atau belum?

Kalau belum, jangan sungkan mendatangi ulama, kiai atau ustadz untuk belajar. Carilah guru yang bisa membimbing kita menuju Allah Subhanahu Wa Ta’ala melalui ibadah yang kita lakukan.

Semoga kita dan keluarga kita senantiasa diberi pertolongan oleh Allah subhanahu wa ta’ala agar diberi pertolongan menjadi orang baik, mudah melaksanakan shalat dan amal-amal baik yang lain. Aamiin.

 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَجَعَلَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاِت وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. إِنَّهُ هُوَ البَرُّ التَّوَّابُ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمُ. أعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجِيْم، بسم الله الرحمن الرحيم، وَالْعَصْرِ (١) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (٢) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (٣) ـ  وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرّاحِمِيْنَ

  

Khutbah Kedua:

 

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِي إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا   أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ   اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، اللهُمَّ أَعِزِّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَائَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنِ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خَآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَالْمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ

 

*penulis adalah anggota Komisi Dakwah MUI Pusat dan anggota Bidang Dakwah PB MA serta dosen di Banten

5

Red: admin

Editor: iman

903