Khutbah Jumat : Hakikat Hidup Manusia

0
664
ilustrasi foto: istimewa

Oleh: KH.Drs.Abdurrahman Rasna,MA*

 Khutbah Pertama:

 

الْحَمْدُ لِلَّهِ وَاسِعِ الْفَضْلِ وَالْاِحْسَانِ، وَمُضَاعِفِ الْحَسَنَاتِ لِذَوِي الْاِيْمَانِ، اَلْغَنِيِّ الَّذِيْ لَمِ تَزَلْ سَحَائِبُ جُوْدِهِ تَسِحُّ الْخَيْرَاتِ كُلَّ وَقْتٍ وَأَوَانٍ، العَلِيْمِ الَّذِيْ لَايَخْفَى عَلَيْهِ خَوَاطِرُ الْجَنَانِ، اَلْحَيِّ الْقَيُّوْمِ الَّذِيْ لَاتَغِيْضُ نَفَقَاتُهُ بِمَرِّ الدُّهُوْرِ وَالْأَزْمَانِ. أَحْمَدُهُ حُمْدًا يَفُوْقُ الْعَدَّ وَالْحُسْبَانِ، وَأَشْكُرُهُ شُكْرًا نَنَالُ بِهِ مِنْهُ مَوَاهِبَ الرِّضْوَانِ. أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ دَائِمُ الْمُلْكِ وَالسُّلْطَانِ، وَمُبْرِزُ كُلِّ مَنْ سِوَاهُ مِنَ الْعَدَمِ اِلَى الْوِجْدَانِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَخِيْرَتُهُ مِنْ نَوْعِ الْاِنْسَانِ، نَبِيٌّ رَفَعَ اللهُ بِهِ الْحَقَّ حَتَّى اتَّضَحَ وَاسْتَبَانَ. أَللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الصِّدْقِ وَالْاِحْسَانِ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَاِيَايَ أَوَّلاً بِتَقْوَى اللهِ تَعَالىَ وَطَاعَتِهِ بِامْتِثَالِ أَوَامِرِهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: قُلْ بِفَضْلِ اللّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُواْ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

 

Puji dan syukur Alhamdulillah marilah kita sampaikan kehadirat Allah Robbul’izzati, pada kesempatan Jumat ini kita kembali dapat melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim yaitu shalat Jumat secara berjamaah di masjid yang kita cintai ini.

 

Shalawat dan salam marilah kita sampaikan kepada uswatun hasanah kita yaitu baginda nabi besar Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam. Juga kepada segenap keluarga dan sahabatnya, semoga kita semua yang hadir di masjid ini, kelak di hari qiyamat mendapatkan syafaat dari beliau. Aamiin.

 

Mengawali khutbah singkat pada kesempatan ini, sebagaimana biasa khatib berwasiat kepada diri pribadi saya dan kepada seluruh jamaah, marilah kita bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa yaitu melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

 

Pada khutbah kali ini tema yang akan khatib sampaikan adalah tentang “hakekat hidup di dunia”. Untuk mengetahui apa hakikat hidup di dunia ini hendaknya kita merujuk’ kepada firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang tardapat pada  Al-Quran surat An Nisa ayat 77:

 

قُلْ مَتَاعُ الدُّنْيَا قَلِيلٌ وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ لِمَنِ اتَّقَى

 

Artinya: “Katakanlah: ‘Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa’.”

 

Dalam ayat tersebut disampaikan dengan sangat jelas bahwa hakikat kesenangan hidup di dunia ini hanya sebentar saja. Hidup yang sebenarnya adalah di akhirat bersifat abadi selama-lamanya.

 

Namun kenyataannya banyak manusia di muka bumi ini lebih mementingkan kehidupan di dunia daripada kehidupan di akhirat nanti.

 

Lihatlah manusia untuk urusan dunia, manusia  rela melakukan apa saja, bahkan demi mendapatkan apa yang diinginkan, tidak peduli cara apapun ditempuh baik halal atau bahkan yang haram sekalipun.

Ada juga yang  bekerja sampai larut malam tidak memperhatikan istirahat, bahkan meninggalkan kewajiban shalat lima waktu.

Sungguh ini adalah perbuatan zhalim terhadap diri sendiri dan melampaui batas sampai- sampai meninggalkan tugas pokoknya yaitu beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

 

Islam tidak melarang kita  mau kerja apa saja yang penting dapat mengontrol dan memperhatikan waktu, jangan sampai dunia ini memperdaya kita.

 

Diantara penyebab utama seseorang lebih memilih kehidupan dunia dan lupa akan adanya kehidupan akhirat, karena hawa nafsu yang tidak terkendali. Yang namanya hawa nafsu tidak ada puas-puasnya. Ibarat meminum air laut makin diminum makin haus. Itulah sebabnya nabi kita bersabda mengingatkan betapa serakahnya yang namanya hawa nafsu.

 

Seandainya seseorang dikasih satu ladang emas, maka akan meminta ladang emas berikutnya sampai tidak terbatas. Seandainya diberi amanah jabatan satu periode, maka akan berusaha bagaimana caranya supaya menjabat di periode-periode berikutnya. Hanya kematianlah yang akan mengakhiri serakahnya hawa nafsu.

 

Sebagainana  Ibnu Abbasra,  berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

 

أَنَّ لِابْنِ آدَمَ وَادِيًا مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ أَنْ يَكُونَ لَهُ وَادِيَانِ ، وَلَنْ يَمْلَأُ فَاهُ إِلَّا التُرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ

 

Seandainya seorang anak Adam memiliki satu lembah emas, tentu ia menginginkan dua lembah lainnya, dan sama sekali tidak akan memenuhi mulutnya (merasa puas) selain tanah (yaitu setelah mati) dan Allah menerima taubat orang-orang yang bertaubat.”  (Muttafaqun ‘alaih. HR. Imam  Bukhari (6439) dan Imam Muslim (1048)

 

Dalam Al Quran surat Al Mu’minun ayat 71 juga disebutkan menggambarkan betapa bahayanya memperturutkan hawa nafsu. Kalau sekiranya kebenaran mengikuti hawa nafsu, maka binasalah langit dan bumi.

 

وَلَوِ اتَّبَعَ الْحَقُّ أَهْوَاءَهُمْ لَفَسَدَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ وَمَنْ فِيهِنَّ

 

Artinya: “Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya.”

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

 

Secara umum manusia banyak dihinggapi nafsu ammarah. Inilah jenis nafsu yang paling berbahaya. Nafsu amarah adalah nafsu yang tidak mau patuh terhadap ajaran agama dan selalu mendorong manusia untuk berbuat keburukan. (QS. Yusuf ayat 53).

 

Banyak sekali kerusakan yang ditimbulkan oleh nafsu ammarah ini, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat maupun negara. Juga kerusakan dalam ekosistem baik di darat maupun di laut sehingga terjadinya banjir, longsor dan lain-lain.

 

Ada satu nafsu yang sangat baik yaitu nafsu muthmainnah sebagaimana disebutkan dalam Al Quran Surat Al Fajr 27-30.

 

Nafsu muthmainnah ini selalu ingin taat dan patuh terhadap aturan agama. Inilah jenis nafsu para nabi dan para wali yang shalih. Mereka senantiasa menjaga kedamaian, komunikasi yang harmonis dan berbuat segala sesuatu yang mengandung manfaat.

 

Ketika ajal tiba nanti, nafsu ini akan dipanggil menghadap kepada Allah dalam keadaan diridhoi dan di akhirat nanti dipersilahkan masuk kedalam surga dengan kenikmatan tiada tara, hidup bahagia selama-lamanya.

 

Sebelum khatib mengakhiri khutbah ini, khatib mengajak kepada seluruh jamaah, marilah kita berjuang untuk mendapatkan nafsu muthmainnah dengan melaksanakan seluruh syariat Islam secara kaffah (total) agar kita tidak terpedaya oleh kehidupan dunia yang sesaat ini.

 

Semoga khutbah singkat edisi jumat ini, menjadi tambahan ilmu yang besar faedahnya bagi diri khatib dan jamaah sekalian.

 

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَالذِكْرِ الْحَكِيْمِ. وتقبل مني ومنكم تلاوته أنه هو السميع العليم. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

 

Khutbah Kedua :

 

اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

 

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

 

*Penulis adalah anggota Komisi Dakwah MUI Pusat dan anggota Bidang Dakwah PB MA serta dosen di Banten

5

Red: admin

Editor: iman

904