Manfaat dan Hikmah Puasa Dalam Kehidupan Sehari-Hari, Raih 4 Hal Ini

0
398
ilustrasi foto: freepik

PERCIKANIMAN.ID – – Bulan Ramadhan adalah bulan mulia dan penuh berkah dibanding dengan bulan lainnya. Ibadah utama di bulan Ramadhan adalah dengan melaksanakan shaum atau puasa yang hukumnya wajib bagi orang beriman dan tidak terhalang udzur syar’i.

Puasa Ramdhan mempunyai banyak manfaat dan hikmah. Tentu saja manfaat dan hikmah terbesar atau utamanya adalah menjadikan kita sebagai hamba-Nya yang bertakwa ( mutaqin) sebagai buahnya.

Namun demikian ada beberapa hikmah dan faedah yang dapat kita ambil selama kita menjalankan ibadah shaum Ramadhan ini. Di himpun dari berbagai sumber berikut ini antara lain hikmahnya:

 

Pertama: Puasa adalah cara termudah untuk menggapai ketakwaan kepada Allah karena puasa punya pengaruh kuat dalam menjaga anggota badan secara lahir dan menguatkan batin. Allah berfirman,

(183) يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183).

 

Kedua: Beribadah kepada Allah dengan meninggalkan berbagai syahwat dan hal-hal yang disukai sementara waktu. Hal ini untuk membuktikan bagaimanakah besarnya kecintaan seorang hamba kepada Allah ataukah tidak. Allah Ta’ala mengingatkan agar kita tidak menuruti hawa nafsu seperti yang pernah diingatkan pada Nabi Daud as,

 

يَا دَاوُودُ إِنَّا جَعَلْنَاكَ خَلِيفَةً فِي الْأَرْضِ فَاحْكُمْ بَيْنَ النَّاسِ بِالْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعِ الْهَوَىٰ فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَضِلُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا نَسُوا يَوْمَ الْحِسَابِ

Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.” (QS. Shaad: 26)

 

Dalam ayat lainnya juga diingatkan,

لِذَٰلِكَ فَادْعُ ۖ وَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ ۖ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ ۖ وَقُلْ آمَنْتُ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنْ كِتَابٍ ۖ وَأُمِرْتُ لِأَعْدِلَ بَيْنَكُمُ ۖ اللَّهُ رَبُّنَا وَرَبُّكُمْ ۖ لَنَا أَعْمَالُنَا وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْ ۖ لَا حُجَّةَ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ ۖ اللَّهُ يَجْمَعُ بَيْنَنَا ۖ وَإِلَيْهِ الْمَصِيرُ

“Maka karena itu serulah (mereka kepada agama ini) dan tetaplah sebagai mana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan katakanlah: “Aku beriman kepada semua Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan supaya berlaku adil diantara kamu. Allah-lah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu. Tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nya-lah kembali (kita)” (QS. Asy-Syura: 15)

 

Walau memang nafsu adalah suatu yang pasti ada pada diri manusia. Kalau tidak ada nafsu makan, nafsu minum, nafsu pada wanita, tentu ia akan sulit mempertahankan hidup dan sulit untuk menikah dan menyukai lawan jenisnya.

 

Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ah Al-Fatawa (10:635) menyatakan,

Adanya nafsu dan syahwat itu sendiri tidaklah berakibat seseorang dihukum. Seseorang baru dikatakan terkena hukuman ketika ia menuruti nafsunya sehingga yang ia harus lakukan adalah melarang nafsunya (untuk melanggar larangan Allah). Melarang nafsu yang akan salah itulah yang masuk ibadah dan amal shalih.”

 

Ketiga: Puasa adalah untuk melatih jiwa untuk bersabar.

Ibnu Rajab Al Hambali -semoga Allah merahmati beliau- mengatakan, “Karena puasa adalah bagian dari kesabaran”. Mengenai ganjaran orang yang bersabar, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

 

(10) قُلْ يَا عِبَادِ الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا رَبَّكُمْ ۚ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗ وَأَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةٌ ۗ إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10)

Juga disebutkan dalam hadits riwayat Tirmidzi bahwa puasa adalah  bulannya bersabar. Namun redaksi hadits semacam ini dhaif.

Sabar itu ada tiga macam yaitu:

  1. Sabar dalam melakukan ketaatan kepada Allah,
  2. Sabar dalam meninggalkan yang haram dan
  3. Sabar dalam menghadapi takdir yang terasa menyakitkan.

Ketiga macam bentuk sabar ini, semuanya terdapat dalam amalan puasa. Dalam puasa tentu saja di dalamnya ada bentuk melakukan ketaatan, menjauhi hal-hal yang diharamkan, juga dalam puasa seseorang berusaha bersabar dari hal-hal yang menyakitkan seperti menahan diri dari rasa lapar, dahaga, dan lemahnya badan. Itulah mengapa amalan puasa bisa meraih pahala tak terhingga sebagaimana sabar. (Lihat Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 268-269)

 

Keempat: Puasa itu membuat sehat seperti dapat menurunkan bobot badan, mengurangi resiko stroke, menurunkan tekanan darah, dan mengurangi resiko diabetes. Manfaat kesehatan ini adalah manfaat ikutan. Namun tetap seseorang yang berpuasa meniatkan puasanya ikhlas karena Allah, bukan semata-mata ingin sehat. Allah ta’ala berfirman,

(20) مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الْآخِرَةِ نَزِدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ ۖ وَمَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ نَصِيبٍ

Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat.” (QS. Asy-Syuraa: 20)

Semoga kita mampu meraih derajat takwa dan keluar dari madrasah bulan Ramadhan nantinya menjadi hamba-Nya yang bersih tanpa dosa. Wallahu ‘alam bishshawab. [ ]

5

Red: admin

Editor: iman

903