Dewan Da’wah Jawa Barat Gelar Rakorwil dan Pelantikan Pengurus Masa Khidmat 2022-2027

0
557
foto: dok.ddii jabar

PERCIKANIMAN.ID – – Usai melaksanakan Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) pada Ahad (12/6/2022) yang lalu, Dewan Da’wah Jabar (DDII) langsung melakukan Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) yang dilaksanakan pada Jumat (17/6/2022).

 

Rakerwil merupakan agenda rapat tahunan yang salah satu agendanya adalah berupa penyusunan program kerja pengurus selama satu tahun kedepan. Dalam Rakerwil ini hanya diikuti oleh badan pengurus dan ditinjau oleh Majelis Syuro Dewan Da’wah Jawa Barat.

 

Sedangkan Rakorwil merupakan rapat koordinasi yang pelaksanaanya melibatkan seluruh Dewan Da’wah Kota Kabupaten se Jawa Barat, Rakorwil ini bertujuan untuk mensosialisasikan hasil Program Kerja yang telah di sepakati pada Rakerwil pekan lalu, Ahad (12/6/2022) yang bertempat di Aula Masjid Istiqomah Bandung.

 

Selesainya menggelar Rakerwil dan Rakorwil, Dewan  Da’wah Jawa Barat Masa Khidmat 2022-2027 resmi dilantik pada hari Sabtu, (18 /6/2022) di Aula UPT Islamic Tutorial Center Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Jl.Setiabudi Kota Bandung yang dibuka oleh Drs. H. Avid Solihin, MM. (Sekretaris Umum Dewan Da’wah Pusat)

 

Ada 23 kabupaten dan kota se Jawa Barat yang menghadiri rapat koordinasi wilayah ini. Bekasi, Depok, Bogor, Garut, Tasikmalaya, Bandung, Sumedang dan lain-lain.

 

Mereka memaparkan program dakwah yang telah dilakukan masing-masing di daerahnya dan juga rencana ke depan.

 

Setelah resmi dilantik, KH. M. Roinul Balad selaku Ketua Dewan Da’wah Jawa Barat Masa Khidmat 2022-2027 lantas memberikan sambutan. Beliau menegaskan bahwa dalam masa khidmatnya Dewan Da’wah Jawa Barat akan senantiasa berpedoman kepada visi dan misi serta akan menjalankan lima peran dan fungsi Dewan Da’wah, yaitu 1). Dewan Da’wah sebagai pengawal akidah, 2).Sebagai perekat ukhuwah , 3). Penegak Syari’ah, 4). Pendukung keutuhan NKRI, dan 5) Menjalin solidaritas umat Islam baik regional, nasional maupun internasional.

 

Dalam kesempatan tersebut juga dihadiri oleh perwakilan pemerintah  yaitu  Dra. Ida Ningsih dari Kesbangpol Pemprov Jawa Barat . Beliau mengawali sambutannya dengan mengucapkan selamat kepada pengurus Dewan Da’wah Jawa Masa Khidmat 2022-2027.

 

Dra. Ida Ningsih berpesan agar pengurus Dewan Da’wah Jawa Barat yang baru saja dikukuhkan dapat menjadi pengurus yang jujur, bertanggung jawab, dan dapat menjadi suri tauladan baik bagi sesama pengurus maupun masyarakat, ia juga melanjutkan setidaknya ada 4 sifat yang harus dimiliki oleh ppara emimpin yaitu shidiq,  aanah, tabligh, fdan athanah.

 

Ida berharap agar Dewan Da’wah menjadi organisasi yang dapat menciptakan kesejahteraan kepada semua pihak dengan sikap silih asih, silih asah, silih asuh.

 

Sementara itu Ust. Julhayadi selaku ketua panitia mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung acara pelantikan tersebut tanpa terkecuali juga kepada segenap tamu undangan yang telah hadir.

 

Dalam acara pelantikan tersebut terlihat hadir dari unsur pemerintah, ormas islam se Jawa Barat termasuk MUI, dan beberapa DKM masjid se Bandung raya.

 

Foto Bersama Pengurus Dewan Da’wah Jabar dan Tamu Undangan ( foto:dok.ddii jabar)

Dakwah dan Budaya

 

Sementara itu dalam sambutannya KH.Dr.Adian Husaini selaku Ketuam Umum DDII Pusat menyampaikan bahwa pengurus daerah Dewan Dakwah kini bukan hanya diisi orang tua, tapi juga anak muda. Mereka semangat dalam menjalankan dakwah mesti harus berlelah namun tidak lemah.

 

“Kini tema dewan dakwah adalah dakwah bil hikmah. Berdakwah mempengaruhi pribadi, keluarga, masyarakat, negara dan dunia. Berdakwah mempertimbangkan situasi kondisi nasional dan internasional . Berdakwah tidak asal omong atau nulis. Ia mesti punya ilmu yang cukup terhadap apa yang diomongkannya,”paparnya.

 

Dalam acara pelantika oengurus Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia menekankan pentingnya pendekatan kebudayaan kepada Islam. Ia mengharapkan agar citra Sunda di Jabar ini selalu identik dengan Islam untuk selalu dirawat dan dijaga.

 

Dr.Adian mengingatkan bahwa ada usaha-usaha fihak lain untuk memisahkan suku Sunda dengan Islam. Misalnya dulu ada Yayasan Kristen Doulos yang menyatakan bahwa suku Sunda adalah suku yang sangat sulit ditembus untuk Kristenisasi. Maka, budaya Sunda identik dengan Islam itu harus dipertahankan. Ia mengharapkan jangan sampai wajah Islam yang muncul di tanah air ini dengan ‘wajah Arab’ yang menghilangkan budaya tanah air.

 

“Islam itu adalah rahmatan lilalamin. Membawa rahmat bagi semesta alam. Maka pihak-pihak di luar Islam jangan takut kepada Islam,”lanjutnya.

 

Memang tidak dipungkiri ada kelompok tertentu yang kurang faham terhadap Islam, menghilangkan budaya dalam pendekatan dakwah. Diantaranya mereka mengharamkan musik. Padahal seharusnya yang dilakukan adalah Islamisasi musik atau Islamisasi budaya, bukan mengharamkannya. Bila musik diharamkan, maka pihak-pihak di luar Islam, akan menggunakan musik itu untuk menjalankan misinya. Dan itu kini terjadi. [ ]

5

Red: Mustopa

Editor: Iman

934