Suami Tidak Menghargai Pengorbanan Istri, Ini Yang Harus Anda Lakukan

0
1033

 

 

Assalamu’alaykum. Pak Aam , suami saya sering bilang bahwa saya tidak melayani dia dengan baik. Padahal, saya sudah berusaha sebaik mungkin, bahkan ketika suami suami ada pekerjaan kantor saya sering membantunya. Tetapi, pengorbanan saya seperti tidak dihargai. Jika saya ada kesalahan kecil atau pekerjaan rumah tidak berkenan, suami marah-marah terkadang diam sampai berhari-hari. Terkadang saya merasa sakit hati. Saya sudah meminta bantuan saudara termasuk kakaknya untuk menyadarkan suami namun tidak ada hasilnya. Terus terang saya kadang merasa lelah dan tidak nyaman serumah dengan suami.  Mohon nasihat dan pencerahannya Pak Aam. Terima kasih ( SW via email)

 

 

Wa’alaykumsalam Wr Wb. Iya ibu, mojang bujang dan sahabat-sahabat sekalian. Begini, setidaknya ada dua solusi yang bisa Anda lakukan dalam menggadapi suami yang kurang atau tidak menggargai peran atau jerih payah seorang istri.

 

Pertama adalah bersabar dan tidak menaruh ekspektasi tinggi terhadap suami. Karena, sering kali bila kita terlalu berharap pada manusia dan yang kita temui adalah kekecewaan. Oleh karena itu, kita tidak boleh menyimpan pengharapan berlebih pada pasangan. Jika kita menggantungkan harapan kepada pasangan sampai 100%, tentu itu tidak baik. Karena, pasangan kita adalah manusia biasa sama seperti kita yang tidak luput dari dosa dan kesalahan.

 

Jalani saja rumah tangga dengan penuh kesabaran, karena usaha kita dalam bersabar bukan tiada arti. Bersabar memiliki nilai dan kedudukan yang sangat tinggi dalam agama. Gantungkanlah harapan kita kepada Allah Swt. semata. Anggap saja hal yang sedang ibu alami saat ini sebagai bagian dari proses pendewasaan diri. Bila kita menyerahkan segala urusan pada Allah dengan bersabar, insya Allah seberat apa pun masalahnya, akan dapat kita hadapi dengan perasaan yang enak.

 

Allah Swt. berfirman, “…Bergaullah dengan mereka menurut cara yang pantas. Jika kamu tidak menyukai mereka, bersabarlah karena boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak padanya.” (Q.S. An-Nisā’ [4]: 19)

 

Kedua, bila ternyata perkataan suami Anda selalu menyakiti hati, apalagi sampai menjatuhkan harga diri, maka dia sudah melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) secara psikis. Karena, KDRT itu ada dua jenis; fisik dan psikis. Dalam bentuk fisik, tentu kita semua sudah tahu contohnya. Tetapi, sebenarnya ada satu bentuk kekerasan lain yang sifatnya psikologis. Melukai perasaan orang lain adalah salah satu contoh termudahnya. Melukai perasaan pasangan juga termasuk kekerasan. Padahal, Rasul Saw. menganjurkan kita untuk saling menyenangkan hati pasangan. Bahkan, dalam sebuah hadis membolehkan seorang suami berbohong kepada istrinya dengan niat untuk menyenangkan hati. Tentu saja, kebohongan yang dimaksud di sini adalah yang dapat ditoleransi dan tidak berlebihan.

 

Bila suami sudah pernah melukai hati, apalagi sering melakukannya, tentu ini berdampak buruk pada hubungan jangka panjang pernikahan Anda. Misalkan pada kasus Anda, bila suami dirasa sudah berlebihan dan secara terang-terangan menjatuhkan harga diri, tentu Anda perlu protes.

 

Salah satunya adalah dengan mengajukan gugatan cerai ke pengadilan. Meskipun perceraian adalah perbuatan yang dibenci Allah, tapi dalam kasus tertentu perceraian merupakan langkah terbaik. Karena, Allah Swt. telah memerintahkan dalam Al-Qur’an bahwa wajib hukumnya kita memerlakukan pasangan dengan baik. Bila ternyata suami memperlakukan Anda dengan buruk, berarti dia telah melakukan hal yang diharamkan dan hal tersebut sudah cukup untuk dijadikan alasan Anda menggugat cerai.  Rasulullah Saw. Bersabda,

 

“Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan Aku menjadikannya haram di antara kalian, maka janganlah kalian saling menzalimi.” (H.R. Muslim)

 

Tentu saja, tentu saja hal ini harus dipikirkan dalam-dalam, direnungkan, dan didiskusikan secara baik-baik. Dan, jangan lupa untuk melihat sisi baik dan buruk dalam sebuah keputusan. Ingat, setiap keputusan yang kita ambil memiliki konsekuensi.

 

BACA JUGA: Suami Selingkuh,Bertahan atau Cerai?

 

Apa yang Anda lakukan menurut hemat saya sudah tepat yakni menasihati suami, termasuk meminta bantuan orang lain dalam hal ini saudara. Silakan komunikasikan lebih intens dengan suami termasuk berkonsultasi dengan psikolog atau ahli agama. Sebaiknya kalau berkonsultasi Anda dan suami harus bersama-sama sehingga bisa saling mengoreksi atau introspeksi masing- masing diri. Kedepan persamaan dan kelebihan pasangan, jangan hanya mengungkap perbedaan dan kekurangan pasangan. Sebab jika perbedaan dan kekurangan pasangan maka tidak aka nada titik temunya, yang terlihat dari pasangan baik suami atau istri hanya kekurangannya saja.

 

Nah, terkait permasalahan rumah tangga berikut solusinya Anda dan sahabat-sahabat sekalian bisa membaca buku saya yang berjudul “MEMBINGKAI SURGA DALAM RUMAH TANGGA”. Ada pembahasan yang lebih detail berikut contoh kasusnya serta solusinya yang sesuai dengan bingkai syariah. Demikian penjelasannya semoga bermanfaat. Wallahu’alam. [ ]

5

Editor: iman

Ilustrasi foto: pixabay

 

Sampaikan pertanyaan Anda melalui alamat email:  [email protected]   atau melalui Fans Page Facebook Ustadz Aam Amiruddin di link berikut ini : https://www.facebook.com/UstadzAam/