Assalamu’alaykum. Pak Aam, paman saya mengatakan bahwa kita harus memiliki ustadz khusus yang dapat mempertanggungjawabkan atau menyelamatkan kita di akhirat. Menurutnya, ustadz itu pun harus tahu bahwa kita menjadi muridnya. Apakah pendapat paman saya itu benar? Sampai saat ini saya tidak punya ustadz khusus dan saya belajar dari banyak ustadz. Mohon penjelasannya. ( Mar via email)
Wa’alaykumsalam Wr Wb. Iya Ibu Mar, mojang bujang dan sahabat-sahabat sekalian. Jadi begini, perlu kita pahami dan yakini bahwa dalam Islam ajaran semua manusia, secara individual akan mempertanggung jawabkan seluruh perbuatan sendiri-sendiri kelak di hadapan Allah Swt. Hal ini sebagaimana ditegaskan Allah Swt dalam firman-Nya,
“Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri.” (Q.S Maryam [19]: 95)
Merujuk pada ayat di atas, jelaslah bahwa kalau ada yang mengatakan bahwa guru, ustadz, atau kyai akan mempertanggungjawabkan murid-muridnya di akhirat, maka hal tersebut bertentangan syariat Islam. Pada dasarnya, posisi guru, ustadz, kyai, atau pembimbing spiritual hanyalah menyampaikan ajaran-ajaran Islam. Sedangkan pengamalan dan pertanggungjawaban di akhirat, tentu saja oleh masing-masing individu. Bisa saja orang yang mendengar (murid) lebih taat dan shaleh dari yang menyampaikan (ustadz). Bisa saja Anda yang bertanya jauh lebih shaleh dari pada guru yang menyampaikan tausyiah kepada Anda.
Nah, realitas di masyarakat menunjukkan masih adanya pengkultusan guru, ustdaz, atau kyai secara berlebihan, sampai bekas minumnya pun diburu oleh para santri untuk mendapat keberkah, rambut gurunya dijadikan jimat, bahkan di daerah tetentu masih ada yang memperlakukan ustadz atau kyai itu seperti malaikat. Jelas ini merupakan perbuatan haram karena masuk dalam katagorinya pengkultusan yang merupakan bagian dari kemusyrikan.
Guru, ustadz, kyai, dan dai adalah manusia biasa yang yang mungkin saja berbuat salah, keliru, dan bahkan berbuat dosa. Mereka bukanlah malaikat. Jadi tidak benar kalau kyai atau ustadz akan mempertanggung jawabkan amalan-amalan muridnya di akhirat. Seperti murid-muridnya, mereka juga akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat. Seorang yang menyampaikan kebenaran akan dimintai pertanggungjawaban mengenai seberapa benar yang disampaikannya dan bukan mempertangungjawabkan amala murid-muridnya.
BACA JUGA: Belajar Ilmu Laduni Menurat Islam
Dengan demikian, Anda tidak perlu kahwatir kalau tidak mempunya guru khusus. Menurut hemat saya, justru hal itu lebih bagus karena Anda dapat belajar dari banyak narasumber sehingga bisa melakukan studi komparatif (perbandingan) karena setiap penceramah, ustadz, atau dai pasti memiliki kekurangan dan ada kelebihannya masing-masing. Saya pribadi menyarankan agar belajar agama jangan hanya pada satu guru, ustadz, atau kyai. Akan lebih baik bila kita belajar dari banyak narasumber supaya wawasan kita lebih luas dan ilmu kita lebih variatif. Demikian penjelasannya semoga bermanfaat. Wallahu ‘alam. [ ]
5
Editor: iman
Ilustrasi foto: pixabay
959
Sampaikan pertanyaan Anda melalui alamat email: [email protected] atau melalui Fans Page Facebook Ustadz Aam Amiruddin di link berikut ini : https://www.facebook.com/UstadzAam/