Bagaimana Cara Bersyukur Sesuai Tuntunan Islam?

0
500

Dalam berbagai kesempatan kita dituntut untuk selalu bersyukur dengan segala yang telah Allah berikan. Namun kadang saya sendiri belum begitu yakin apakah sudah bersyukur atau belum. Apakah bersyukur itu cukup dengan mengucap Alhamdulillah saja? Mohon penjelasannya ustadz. ( Doni- by bbm)

 

Secara umum perintah bersyukur ini dapat kita simak dari firman Allah Swt,: Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim [14]: 7)

Dengan demikian dapat kita dapat pahami bahwa dengan bersyukur maka Allah Swt akan menambah nikmat-Nya dan sebaliknya jika kita mengingkari maka azab-Nya sungguh tak sanggup kita memikulnya. Ada beberapa cara dalam mensyukuri nikmat Allah Swt yang senantiasa kita dapatkan setiap waktu.

Pertama, syukur dengan hati. Ini dilakukan dengan mengakui sepenuh hati apa pun nikmat yang diperoleh bukan hanya karena kepintaran, keahlian, dan kerja keras kita, tetapi karena anugerah dan pemberian Alloh Yang Maha Kuasa. Keyakinan ini membuat seseorang tidak merasa keberatan betapa pun kecil dan sedikit nikmat Allah yang diperolehnya.

Kedua, syukur dengan lisan. Yaitu, mengakui dengan ucapan bahwa semua nikmat berasal dari Allah SWT. Pengakuan ini diikuti dengan memuji Allah melalui ucapan alhamdulillah. Ucapan ini merupakan pengakuan bahwa yang paling berhak menerima pujian adalah Allah Swt bukan karena usaha kita atau orang lain.

Ketiga, syukur dengan perbuatan. Hal ini dengan menggunakan nikmat Allah Swt pada jalan dan perbuatan yang diridhai-Nya, yaitu dengan menjalankan syariat , menta’ati aturan Allah dalam segala aspek kehidupan kita sehari-hari.

Sikap syukur perlu menjadi kepribadian setiap Muslim. Sikap ini mengingatkan untuk berterima kasih kepada pemberi nikmat (Allah) dan perantara nikmat yang diperolehnya (manusia). Dengan syukur, ia akan rela dan puas atas nikmat Allah yang diperolehnya dengan tetap meningkatkan usaha guna mendapat nikmat yang lebih baik.

Selain itu, bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah merupakan salah satu kewajiban seorang muslim.   Seorang hamba yang tidak pernah bersyukur kepada Allah, alias kufur nikmat, adalah orang-orang sombong yang pantas mendapat adzab Allah SWT. Allah  telah memerintahkan hamba-hambaNya untuk mengingat dan bersyukur atas nikmat-nikmatNya:

Karena itu, ingatlah kamu kepadaKu niscaya Aku ingat pula kepadamu, dan bersyukurlah kepadaKu dan janganlah kamu mengingkari nikmatKu.” (QS.Al-Baqarah:152)

Akan tetapi, belum termasuk orang yang bersyukur mengucapkan hamdalah tetapi dalam sisi lain menggunakan rizki Allah untuk maksiat atau dibelanjakan pada jalan yang dimurkai Allah. Ketika kita berprilaku sesuai dengan yang Allah ridhoi kita sudah bersyukur. Ketika Ibu pergi ke Majelis Ta’lim, atau menyiapkan anak sekolah itu sudah termasuk syukur karena hal tersebut merupakan prilaku yang Allah sukai. Seorang bapak pergi ke Kantor dengan niat bekerja, menafkahi keluarga itu juga dinamakan Syukur dengan prilaku. Syukur dengan tiga cara ini diperintahkan dalam Al-quran surat Luqman ayat 12 :

Dan sungguh, telah kami berikan hikmah kepada luqman, yaitu ‘Bersykurlah kepada Allah, dan barang siapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri, dan barang siapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah maha kaya, Maha terpuji’“.

Kalau kita disiplin menjadi karyawan, berarti itu karyawan yang bersyukur dan kebaikan bagi dirinya.  Bila kita menjaga kebersihan, berarti kita bersyukur atas kesehatan, kebaikannya untuk dirinya pula. Jadi kalau kita bersyukur, kebaikan syukur tersebut bukan untuk orang lain, melainkan untuk kita sendiri. Jadi syukur itu wilayahnya luas, segala perbuatan kita yang di ridhoi dan dicintai Allah kategorinya itu syukur. Termasuk peduli kepada sesama dengan memberi dari rezeki yang ada pada kita kepada yang membutuhkan bantuan, santunan, sedekah dan sebagainya. Tetapi juga tidak meminta belaskasihan orang lain selama kita mampu berikhtiar dengan tenaga. Prinsipnya tangan diatas lebih baik dari yang dibawah adalah bentuk bersyukur. Wallahu’alam. [ ]

 

Sampaikan pertanyaan Anda melalui alamat email [email protected]  atau melalui Fans Page Facebook Ustadz Aam Amiruddin di link berikut ini :
https://www.facebook.com/UstadzAam