6 Tips Puasa Bugar Dengan Makan Sehat Hingga Stop Rokok

0
373
ilustrasi foto: freepik

PERCIKANIMAN.ID – – Pakar ilmu kesehatan sekaligus Direktur Pasca-Sarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama mengemukakan tujuh tips berpuasa sehat dan bugar selama Ramadhan 1444H/2023M.

“Kita mulai memasuki bulan suci Ramadhan tahun ini. Tentu kita semua ingin agar Ramadhan dapat dijalani dengan baik dan juga sehat,” kata Tjandra Yoga Aditama di Jakarta, dilansir dari antaranews.com, Kamis (23/3/2023).

Pertama, setiap kali berbuka puasa dan sahur, kata Tjandra, hidangan dapat berupa kombinasi dari makanan pokok seperti beras, jagung, roti, ubi, dan lauk-pauk seperti kacang-kacangan, tempe, tahu, ikan, ayam, susu dan hasil olahannya, sayur dan buah dalam berbagai variasinya.

“Lalu, hindarilah makan makanan yang terlalu asin dan juga hindari pula makan makanan tinggi lemak setiap hari,” kata Tjandra yang juga Mantan Direktur WHO Asia Tenggara.

Kedua adalah perbanyak minum air putih, sedapatnya delapan hingga sepuluh gelas mulai sejak buka puasa sampai waktu sahur.

“Juga, sebaiknya memang berbuka puasa dengan air putih, dan makanan manis yang berasal dari buah-buahan, kurma dan lain-lain. Khusus untuk buah, akan baik kalau makan satu porsi lagi setelah shalat tarawih atau menjelang tidur,” katanya.

Ketiga, tetap lakukan olah raga atau aktivitas fisik yang memungkinkan. Jenis aktifitas, durasi, pemilihan waktu, dan intesitasnya dapat disesuaikan umur, daya tahan tubuh, dan sebagainya. “Yang pasti, olahraga tetap perlu kita lakukan selama sebulan Ramadhan,” katanya.

Keempat, kata Tjandra, momentum Ramadhan merupakan saat yang tepat untuk membiasakan diri berhenti dari konsumsi rokok.

“Asap rokok membahayakan diri anda dan orang-orang sekitar anda, hentikan merokok sekarang juga. Bulan puasa merupakan saat yang tepat untuk berhenti merokok, sehingga pada bulan-bulan berikutnya akan lebih mudah meninggalkan perilaku tersebut,” katanya.

Mantan Dirjen Pengendalian Penyakit serta Mantan Kabalitbangkes Kemenkes RI itu mengatakan, salah satu langkah awal yang jelas bermanfaat bagi kesehatan adalah jangan mengisap rokok saat berbuka/maupun waktu puasa dan waktu sahur.

“Kelima, bagi yang memang sudah ada penyakit tidak menular, tertentu perlu diawasi lebih baik. Misalnya, lakukan kontrol tekanan darah secara rutin bagi penderita hipertensi, atau kontrol gula darah secara teratur bagi penyandang diabetes, dan kontrol secara rutin untuk penyakit tidak menular lainnya,” katanya.

Selain itu, kenali pula gejala awal serta kemungkinan tanda-tanda kegawatdaruratan dari penyakit yang mungkin terjadi, kata Tjandra menambahkan.

Keenam, bila diperlukan konsumsi obat-obatan rutin tertentu, misalnya untuk hipertensi, kolesterol, pengencer darah, diabetes, asma dan penyakit paru obstruktif kronik, maka sesuaikan jadwal minum obat selama bulan puasa, misalnya saat berbuka puasa, sebelum tidur dan sahur, serta minum secara teratur sesuai anjuran dokter atau petugas kesehatan.

“Tentu yang terbaik kalau obat dua kali sehari maka konsumsi setiap sekitar 12 jam, atau katakanlah pada waktu buka dan sahur yang jaraknya sekitar 10 jam. Kalau tiga kali sehari, maka idealnya setiap 8 jam sekali, kalau Ramadhan, dapat dimodifikasi menjadi ketika buka, sebelum tidur dan saat sahur dan perlu konsultasi petugas kesehatan agar disesuaikan dengan obat yang diperlukan,” katanya.

Tips terakhir, tetap jaga dan lakukan perilaku hidup bersih dan sehat dalam berbagai aspek selama sebulan menjalani ibadah puasa.

“Berilah prioritas pada kesehatan kita, ingatlah bahwa kesehatan adalah anugerah yang amat besar dari Allah SWT yang perlu selalu kita jaga,” katanya.

 

Bau Mulut

Sementara itu dokter gigi drg. Ary Agustanti, M.Kes menjelaskan bahwa beberapa kondisi dan kebiasaan tertentu dapat memicu munculnya bau mulut saat berpuasa, salah satunya yaitu kurang minum air mineral sehingga mulut menjadi kering dan cenderung lebih asam.

“Makanya kalau bulan puasa sangat penting untuk menjaga hidrasi, kita cukup minum pada saat sahur dan buka puasa,” kata dokter lulusan Universitas Indonesia (UI) itu di Jakarta, Selasa.

Selain itu pembersihan gigi yang tidak optimal juga bisa memicu bau mulut, kata Ary. Hal ini terjadi karena plak atau karang yang berasal dari sisa makanan yang menumpuk hingga akhirnya berkembang menjadi bakteri penyebab bau mulut.

Bau mulut tidak sedap dapat diperparah bila ada infeksi yang dibiarkan, termasuk gigi berlubang dengan sisa makanan yang dibiarkan menempel di celah gigi dalam durasi yang cukup lama.

Kondisi mulut yang kering dan adanya karang gigi dapat memudahkan terjadinya radang gusi. Selain itu, gigi yang sudah berlubang bisa menjadi semakin berlubang karena kondisi mulut yang kering dan asam.

Dokter gigi spesialis prostodonsia drg. Inge Paramitha, Sp.Pros menambahkan kebiasaan merokok juga dapat berujung pada kondisi bau mulut yang tidak sebab asap rokok dapat menimbulkan rongga mulut kering dan lebih asam. Selain itu, rokok juga mengandung nikotin dan tar yang bisa memudahkan pembentukan karang gigi.

“Sebetulnya rokok itu selain nggak baik untuk kesehatan, buat mulut itu nggak baik. Karena asap rokok yang dihisap itu kan, pertama, panas jadi rongga mulutnya kering. Kedua, karena kandungan di dalam rokok itu kan ada nikotin dan tar yang akan bikin stay di gigi,” kata Inge.

Semua jenis makanan, terutama makanan yang berbau tajam, memiliki potensi untuk menimbulkan bau mulut. Akan tetapi, kata Inge, ini bisa dicegah selama seseorang tetap menjaga kebersihan gigi dan mulut selama berpuasa.

“Yang paling penting itu sebenarnya bukan menghindari makanan tapi menjaga kebersihan mulut sama konsumsi air putih yang cukup,” ujar dia.

Oleh sebab itu, sikat gigi yang dilakukan secara tepat perlu dilakukan sehingga sisa makanan di celah-celah gigi dapat hilang sepenuhnya. Adapun waktu wajib yang dianjurkan untuk sikat gigi pada bulan Ramadan yaitu sebelum tidur dan setelah makan sahur.

Setelah menyikat gigi, sisa busa dari pasta gigi cukup dibuang atau diludahkan. Kemudian sebaiknya tunggu selama 30 menit dan selanjutnya diperbolehkan untuk berkumur. Hal ini dilakukan agar kandungan aktif dalam pasta gigi bisa menyerap ke dalam gigi.

“Karena di dalam pasta gigi itu fluoride, ada xylitol, ada bahan-bahan aktif yang sebenarnya justru bagus kalau dia stay di dalam mulut di gigi (terlebih dahulu sebelum berkumur),” kata Inge. [ ]

Sumber

5

Red: admin

Editor: iman

948