Suami Mengajak Pindah Rumah,Tapi Orangtua Keberatan. Ini Yang Harus Istri Lakukan

0
752
Agar tercipta rumah tangga yang harmonis maka suami istri harus menjalankan hak dan kewajibannya ( ilustrasi foto: pixabay )

PERCIKANIMAN.ID – – Assalamu’alaykum. Pak Aam, Alhamdulillah beberapa bulan yang lalu kami melangsungkan pernikahan. Namun saat ini suami masih tugas di luar kota. Suami meminta saya untuk ikut, dengan alas an kalau sering pulang pergi berat diongkos. Sementara ibu saya ingin agar saya tinggal dirumah atau bersamanya, mengingat ibu sering sakit-sakitan. Kira-kira siapa yang harus saya ikuti atau taati, suami atau orangtua? Karena dua-duanya saya harus berbakti. Mohon penjelasannya. ( L via fb )

 

Wa’alaykumsalam ww. Bapak ibu dan sahabat-sahabat sekalian yang dirahmati Allah. Pertama saya turut berbahagian atas pernikahan Anda berdua, semoga tetap harmonis dan menjadi keluarga yang sakindah, mawadah dan penuh rahmah.

Selanjutnya, tentu bisa dipahami atas kebingungan Anda ini sebagai seorang pengantin baru antara menuruti ajakan suami untuk tinggal satu kota dan disisi lain permintaan orangtua atau ibu Anda yang tetap ingin ditemani.

Perlu dipahami khususnya bagai perempuan yang sudah menikah bahwa ketika Anda sudah menikah atau terjadi ijab qabul maka hakikatnya Anda bukan lagi milik atau tanggung jawab orangtua. Melainkan beralih menjadi milik dan tanggung jawab suami Anda.

Dalam keluarga seorang suami adalah pemimpin bagi istri dan anak-anaknya yang harus ditaati selama dalam kebaikan atau tidak dalam melanggar syariat Allah. Dalam Alquran disebutkan,

Suami Mengajak Pindah Rumah,Tapi Orangtua Keberatan. Ini Yang Harus Istri Lakukan

(34)….الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ ۚ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ ۚ

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)……..” (QS an-Nisaa’ : 34).

 

Jadi salah satu kewajiban seorang istri adalah taat atau menuruti keinginan atau perintah suami selama perintah tersebut tidak bertentangan dengan perintah Allah dan Rasul-Nya. Ketaatan istri adalah bagian atau salah satu sebab datangnya keharmonisan dalam rumah tangga.

 

Ada beberapa keutamaan bagi istri terkait dengan ketaatannya kepada sang suami. Dalam sebuah hadits dari ‘Abdurrahman bin ‘Auf, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 

إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا ادْخُلِى الْجَنَّةَ مِنْ أَىِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ

 

Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan benar-benar taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini, “Masuklah dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau suka.” (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban, hadits ini shahihkan oleh ulama hadits)

Kemudian dalam hadits yang lain dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,

 

قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ قَالَ الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ

Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci” (HR. An-Nasai dan Ahmad )

Lalu dalam hadits yang dari Aisyah ra yang pernah bertanya kepada Rasulullah, hak siapakah yang harus diutamakan oleh istri? Rasulullah menjawab, “(hak) suaminya.” Lalu, Aisyah kembali bertanya, sedang kan bagi suami hak siapakah yang lebih utama? Beliau menjawab, “(hak) ibu nya.”

Dari penjelasan ayat Al Quran dan beberapa hadits tersebut dan kondisi Anda saat ini maka menurut hemat saya, Anda wajib menuruti suami Anda. Memang, ibu Anda masih butuh Anda namun itu bukan sesuatu atau keadaan yang darurat. Sementara Anda dan suami terpisah jarak dan waktu serta suami lebih berhak kehadiran Anda.

Apa lagi Anda berdua masih suasana pengantin baru yang tentunya perlu banyak adaptasi dengan pasangan serta membangun komunikasi yang baik dengan suami.  Ingat, salah satu factor pemicu ketidakharmonisan dalam rumah tangga adalah komunikasi yang tidak baik atau efektif, termasuk hubungan jarak jauh yang Anda jalani ini.

Memang saat ini dengan kemajuan dan kecanggihan teknologi khususnya alat komunikasi suami istri komunikasi lewat gadget atau video call sehingga jarak tidak menjadi masalah. Namun ingat bahwa komunikasi verbal atau langsung tetap tidak bisa digantikan dengan teknologi.

Anda bisa bedakan misalnya melakukan video call selama satu jam dengan ngobrol langsung meski hanya sepuluh menit. Memang ngobrol dengan video call seolah-olah berdekatan, namun ada nuansa psikologis yang tidak bisa digantikan oleh teknologi.

Jadi sekali lagi menurut hemat saya, lebih baik Anda ikut dengan suami Anda. Dengan bersama suami, Anda mempunyai kesempatan 24 jam untuk berbakti sekaligus beribadah kepada dan bersama suami. Tentu tanpa bermaksud mengabaikan posisi dan kondisi ibu Anda. Tetap Anda masih berbakti dan berbuat baik kepada orangtua.

Jika Anda mempunyai saudara, adik atau kakak maka Anda bisa sampaikan untuk sesekali menemani  dan merawat ibu. Komunikasikan juga dengan ibu bahwa Anda saat ini sudah bersuami dan harus berbakti dan melayani suami. Sampaikan juga bahwa Anda dan suami akan berusaha untuk bisa mengunjungi atau menemani ibu Anda khususnya diakhir pekan. Insya Allah, ibu Anda akan paham. Demikian penjelasannya semoga bermanfaat.

 

Nah, terkait dengan pembahasan dan tips membentuk serta membangun keluarga yang sakinah dan harmonis termasuk berbakti pada suami dan orangtua, Anda dan mojang bujang sekalian bisa membaca buku saya yang berjudul, “INSYA ALLAH SAKINAH“. Dalam buku ini ada beberapa tips serta contoh kasus rumah tangga berikut solusinya yang dikemas dengan pembahasan yang sesuai dengan tutunan Islam dan mudah dipahami. Wallahu’alam bishawab. [ ]

5

Red: admin

Editor: iman

947

Sampaikan pertanyaan Anda melalui WA: 081281818177 atau alamat email: [email protected]  atau inbox melalui Fans Page Facebook Ustadz Aam Amiruddin di link berikut ini : https://www.facebook.com/UstadzAam/ .