Khutbah Jumat: Pentingnya Menyiapkan Bekal Untuk Akhirat

0
775
ilustrasi foto: istimewa

Oleh: KH.Drs. Abdurahman Rasna,MA*

 

Khutbah Pertama

الحَمْدُ ِللهِ اللَّطِيْفِ الرَّؤُوْفِ اْلمَنَّانِ، الْغَنِيِّ اْلقَوِيِّ السُّلْطَانِ، الحَلِيْمِ اْلكَرِيْمِ الرَحِيْمِ الرَّحْمَنِ، اْلمُحِيْطِ عِلْمَاٍ بِمَا يَكُوْنُ وَمَا كَانَ، يُعِزُّ وَيُذِلُ، ويُفْقِرُ وَيُغْنِي، كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِيْ شَأْنٍ

أَحْمَدُهُ عَلَى الصِّفَاتِ اْلكَامِلَةِ اْلحِسَانِ، وَأَشْكُرُهُ عَلَى نِعَمِهِ وَبِالشُّكْرِ يَزِيْدُ اْلعَطَاءَ وَاْلاِمْتِنَانَ

وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهَ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ المَلِكُ الدَّيَّان، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اْلمَبْعُوْثُ إِلَى اْلإِنْسِ وَاْلجَانِّ

صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ مَا تَوَالَتِ اْلأَزْمَانُ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً

قال الله تعالى فى كتابه الكريم، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
وقال تعالى، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ، فإِنَّ أَصَدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ

معاشر المسلمين رحمكم الله

Syukur kita kepada Allah Yang Maha Ghafur yang tak pernah putus melahirkan berkah yang subur, alhamdulillaah.

Shalawat dan salam terkhusus untuk Baginda Rasul yang agung panutan semua ummat, Rahmat bagi semesta raya, penjamin syafaat bagi siapa saja yang taat kepada syari’at yang dirisalahkannya, alloohumma sholli wa sallim wabaarik ‘alaih.

معاشر المسلمين رحمكم الله

Sebagai manusia biasa yang tidak pernah luput dari khilaf, yang sepi ku pangarti tuna kabisa, demi memenuhi rukun khutbah, berwasiat khusus kepada diri pribadi dan kepada kita, marilah kita lebih memantapkan diri kita untuk semakin takwa kepada Allah SWT dengan sekemampuan kita.

Setiap kita sering berpikir tentang masa depan. Adapun orang-orang yang mencintai dunia, yang ia pikirkan adalah masa depannya di alam kehidupan dunia. Ia menabung untuk masa depannya di dunia, dia mengumpulkan uang demi masa depannya di dunia.

Sedangkan orang-orang yang beriman kepada kehidupan akhirat, dia menabung berupa amalan shalih untuk kehidupan esok hari di akhirat nanti. Karena sesungguhnya masa depan bagi orang yang beriman bukanlah di dunia, masa depan yang hakiki bagi orang yang beriman adalah kehidupan akhirat. Karena itulah yang Allah perintahkan kepada kita. Allah Ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّـهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّـهَ ۚ إِنَّ اللَّـهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ ﴿١٨﴾ وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّـهَ فَأَنسَاهُمْ أَنفُسَهُمْ ۚ أُولَـٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ ﴿١٩﴾

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dan lihatlah oleh kalian apa yang kalian siapkan untuk esok hari…” (QS. Al-Hasyr[59]: 18)

Para ulama tafsir menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan “esok hari” dalam ayat ini adalah kehidupan akhirat, saudaraku sekalian.

Allah mengatakan: “Hendaklah setiap jiwa (setiap kita) melihat apa yang kita persiapkan menuju esok hari,” itu kehidupan akhirat nanti, masa depan kita. Karena di sanalah masa depan yang sesungguhnya.

Kekekalan itu hanya di akhirat, adapun di dunia fana, kita tidak akan selama-lamanya hidup di dunia.

Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala menyuruh kita orang-orang yang beriman kepada Allah dan kehidupan akhirat untuk mempersiapkan hal yang terpenting, persiapan kita menuju kematian kita, yaitu amalan shalih.

Kita lihat di zaman ini, dimusim pandemi ini, saudara-saudara dan teman-teman kita telah mendahului kita. Kita tidak tahu kapan kita akan menyusun mereka. Namun yang kita pikirkan -saudaraku- adalah persiapan kita menuju kematian itu. Apa perbekalan kita? Apa amal yang kita persiapkan menuju kematian itu? Itulah pemikiran yang bermanfaat, itulah persiapan yang lebih agung. Daripada sebatas mempersiapkan tentang masa depan di dunia dengan harta, dengan uang dan yang lainnya.

معاشر المسلمين رحمكم الله

Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala mengingatkan dalam ayat ini:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّـهَ

“Wahai orang-orang yang beriman,” yaitu beriman kepada Allah dan kehidupan akhirat. Yang yakin bahwasanya dunia ini fana dan bahwasanya setiap kita pasti akan kembali kepada Allah, kita akan kembali dan dikumpulkan di padang mahsyar, setiap kita akan dimintai pertanggungjawaban tentang amalannya.

Maka Allah mengatakan:

اتَّقُوا اللَّـهَ

“Bertakwalah kalian kepada Allah,”

وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ

“Dan hendaklah jiwa itu melihat apa yang ia persiapkan menuju kematiannya.”

Hari itu adalah hari yang sangat berat. Setiap manusia akan berdiri di hadapan Rabbul ‘Alamin. Hari itu -saudara-saudaraku sekalian- yang ia pikirkan adalah apakah ia akan selamat dari api neraka atau tidak?

Maka saudaraku, saat seorang hamba senantiasa mengingat hari itu, maka dia akan berusaha untuk bersiap-siap dengan amalan shalih. Tetapi ketika kita lupa kepada hari itu dan yang kita ingat hanya hari-hari di dunia, masa depan di dunia, yang kita ingat adalah bagaimana saya bisa berhasil di dunia, bagaimana saya bisa menjadi kaya raya, bagaimana saya bisa meraih kedudukan tinggi. Demi Allah Ya Akhi, orang-orang seperti ini menjadi lupa kepada Allah, maka Allah berfirman:

وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّـهَ

“Janganlah kalian seperti orang-orang yang melupakan Allah,”

Lupa kepada Allah, lupa kepada peringatan Allah, lupa kepada ayat-ayat Allah, akhirnya Allah jadikan ia lupa terhadap dirinya sendiri. Allah berfirman:

وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّـهَ فَأَنسَاهُمْ أَنفُسَهُمْ

“Janganlah kalian seperti orang-orang yang melupakan Allah, lalu Allah menjadikan ia lupa kepada dirinya sendiri.”

Maksudnya -kata para ulama- ia lupa untuk kemaslahatan dirinya sendiri. Sehingga akhirnya orang yang lupa kepada Allah, lupa kepada hari akhirat, ia lupa untuk memperbaiki dirinya, ia lupa untuk beramal shalih untuk kemaslahatan dirinya. Makanya orang-orang yang lupa kepada Allah, engkau lihat ia selalu berbuat maksiat. Sementara maksiat itu merusak dunia dan akhiratnya.

Orang-orang yang lupa kepada Allah, ia tidak peduli halal ataupun haram. Dia lupa kepada Allah, sementara sesuatu yang haram itu merusak hidupnya.

Orang-orang yang lupa kepada Allah, dia lupa kepada dirinya, lupa kepada maslahat dirinya. Namun orang-orang yang ingat kepada Allah, mereka akan memperbaiki diri, mereka akan ingat kepada dirinya bahwa dirinya hamba, bahwa dirinya adalah seorang makhluk yang akan dikembalikan kepada Allah Jalla wa ‘Ala

Maka orang yang ingat kepada Allah, dia akan memperbaiki dirinya, dia akan kembali kepada Allah, dia banyak bertaubat kepada Allah, dia ingat akan dosa-dosanya, sehingga dia pun minta ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Berbeda dengan orang-orang yang lupa kepada Allah, Allah jadikan ia lupa terhadap dosa-dosanya. Sehingga orang tersebut menjadi orang yang sangat dzalim. Allah berfirman:

وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّن ذُكِّرَ بِآيَاتِ رَبِّهِ فَأَعْرَضَ عَنْهَا وَنَسِيَ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُ

“Siapakah orang yang paling dzalim -kata Allah- dari orang yang diingatkan ayat-ayatNya lalu ia pun melupakan dosa-dosanya?” (QS. Al-Kahfi[18]: 57)

Sehingga akhirnya ketika Allah jadikan ia lupa terhadap dosanya, ia tidak mau bertaubat kepada Allah, dia tidak mau kembali kepada Allah, dia selalu memandang dirinya baik, ini akibat daripada dia dijadikan lupa kepada dosa-dosanya.

معاشر المسلمين رحمكم الله

Maka hendaklah kita senantiasa ingat hari itu. Hendaklah kita selalu berusaha bersiap-siap dengan beramal shalih. Karena demi Allah, harta dan anak-anak di hari itu tidak ada manfaatnya, saudaraku. Allah berfirman:

يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ ﴿٨٨﴾ إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّـهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ ﴿٨٩﴾

“Pada hari itu tidak bermanfaat harta dan anak-anak. Kecuali mereka yang datang membawa hati yang selamat.” (QS. Asy-Syu’ara'[26]: 88-89)

Selamat daripada mengagungkan selain Allah, selamat dari kesyirikan, selamat dari mengikuti selain Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, selamat dari penyakit syahwatnya, selamat daripada mengikuti hawa nafsu. Itulah yang bermanfaat kelak di hari itu, saudaraku.

Maka demikian, setiap kita berpikir tentang masa depannya di hari esok tersebut.
بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم
ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم
والله مني ومنكم تلاوته أنه هو السميع العليم
أقول قولي هذا واستغفر الله العظيم لي ولكم ولساءر المسلمين والمسلمات امين

Khutbah Kedua

الحَمْدُ ِللهِ ، هُوَ اْلأَوَّلُ وَاْلآخِرُ، اْلبَاطِنُ وَالظَّاهِرُ، الَّذِيْ هُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٍ، الأَوَّلُ فَلَيْسَ قَبْلَهُ شَيْءٌ، الآخِرُ فَلَيْسَ بَعْدَهُ شَيْءٌ ، الظَّاهِرُ فَلَيْسَ فَوْقَهُ شَيْءٌ، الباطن فَلَيْسَ دُوْنَهُ شَيْءٌ

الأَزَلِيْ اْلقَدِيْمُ الَّذِيْ لَمْ يَزَلْ مَوْجُوْدًا بِصِفَاتِ اْلكَمَالِ، وَلَا يَزَالُ دَائِمًا مُسْتَمِرًّا بَاقِيًا سَرْمَدِيًّا بِلاَ انْقِضَاءٍ وَلَا انْفِصَالٍ
وَلَا زَوَالٍ.

أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أنَّ محمّداً عبده ورسولهُ

والصلاة والسلام على رسول الله، نبينا محمد و آله وصحبه ومن والاه،

فيا عباد الله اتقوا الله حق تقواه!!

معاشر المسلمين رحمكم الله

Terlebih kita yang hidup di zaman yang penuh dengan fitnah. Hendaklah kita bersegera menuju amalan shalih. Karena sesungguhnya amalan shalih itu menyelamatkan kita dari fitnah.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

بَادِرُوا بِالأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا وَيُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا…

“Bersegeralah kalian -kata Rasulullah- menuju amalan shalih sebelum munculnya fitnah yang gelap gulita. Di waktu pagi seseorang masih Mukmin, di waktu sore sudah kafir, diwaktu sore dia masih Mukmin, di waktu pagi dia sudah kafir.”

Ini adalah saking beratnya fitnah di masa tersebut, syubhat pemikiran yang menyesatkan, sehingga menyebabkan keimanan seseorang goyah, ia tidak bisa kokoh di atas keimanan kepada Allah Jalla wa ‘Ala.

معاشر المسلمين رحمكم الله

Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di zaman fitnah ini menyuruh kita banyak beramal shalih.
Sabda Baginda rasul yang diriwayatkan Imam Bukhari dalam shahihnya, suatu malam Rasulullah bangun, lalu Rasulullah bersabda:

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ، مَاذَا أُنْزِلَ اللَّيْلَةَ مِنَ الْفِتْنَةِ، مَاذَا أُنْزِلَ مِنَ الْخَزَائِنِ، مَنْ يُوقِظُ صَوَاحِبَ الْحُجُرَاتِ، كَمْ مِنْ كَاسِيَةٍ فِي الدُّنْيَا عَارِيَةٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Laa Ilaaha Illallah.. fitnah apa yang Allah turunkan di malam ini? perbendaharan apa yang Allah turunkan di malam ini? Siapakah yang mau membangunkan para pemilik kamar itu? Berapa banyak yang berpakaian di dunia ternyata telanjang dalam kehidupan akhirat.”

Kata Ibnu Hajar Al-Asqalani, ini memberikan isyarat bahwasanya ketika di zaman fitnah, hendaknya kita banyak bertaqarrub kepada Allah, beramal shalih, mempersiapkan diri kita untuk hari esok, hari kematian kita.

إِنَّ اللَّـهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ، فَيَا قَاضِيَ الحَاجَات

اللهم ارفع هذا الوباء يا رب العالمين

واغفر لنا ذنوبنا يا رب العالمين، ووفق شبابنا يا رب العالمين، واهدنا الصراط المستقيم

اللهم تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

 

*penulis adalah anggota Komisi Dakwah MUI Pusat dan anggota Bidang Dakwah PB MA serta dosen di Banten

5

Red: admin

Editor: iman

903