Khutbah Jumat: Jangan Abai Dengan Silaturrahim, Ini Keutamaannya

0
795
Silaturahmi keluarga ( ilustrasi foto: freepik)

 

Oleh: KH.Drs.Abdurrahman Rasna,MA*

 

Khutbah I

 

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

 

 

الحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ حَرَّمَ الصِّياَمَ أَيّاَمَ الأَعْياَدِ ضِيَافَةً لِعِباَدِهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلٰهَ إِلاَّاللهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ الَّذِيْ جَعَلَ الجَّنَّةَ لِلْمُتَّقِيْنَ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَناَ وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِيْ إِلىَ الصِّرَاطِ المُسْتَقِيْمِ. اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَباَرِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّـدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحاَبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنَ. أَمَّا بَعْدُ .فَيَآأَيُّهَاالمُؤْمِنُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. وَاتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقاَتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ . قَالَ اللهُ تَعَالَى: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢ بِمَا تعملون.

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

Kehadiran kita disetiap pelaksanaan aktifitas ibadah terutama ibadah jum’atan yang kita jumpai hanya seminggu sekali adalah merupakan salah satu karunia Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang patut kita syukuri, oleh karena itu puja puji syukur kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas limpahan ni’mat dan karunia-Nya.

 

Shalawat dan salam semoga selalu tercurah limpahkan kepan Junjunan kita Nabi Besar Muhammad Shalallahu alaihi wasallam, juga kepada keluarga, para sahabatnya dan seluruh ummatnya hingga akhir zaman. Aamiin.

 

Sebagai khatib pada Jum’at ini saya mengajak kita sekalian untuk meningkatkan kualitas taqwa kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan lebih serius dan sungguh-sungguh melaksanakan segala perintah-Nya dan berusaha semaksimal mungkin untuk meninggalkan yang dilarang oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala

 

معاشر المسلمين رحمكم الله.

 

Di akhir Syawal ini, mari sama-sama kita giatkan diri dan keluarga serta orang-orang disekitar kita untuk saling bersilaturrahim dengan sanak famili, saudara jauh dan saudara dekat. Walaupun liburan telah usai, tidak berarti kewajiban bersilaturrahim telah usai juga. Karena pada hakikatnya anjuran bersilaturrahim itu tidak terbatas pada waktu tertentu. Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam pernah bersabda:

 

خير الناس من طال عمره وحسن عمله وشر الناس من طال عمره وساء عمله

 

“Sebaik-baik manusia yaitu mereka yang usianya panjang dan baik amalnya, sedangkan seburuk-beruk manusia adalah mereka yang usianya panjang tetapi amal perbuatannya buruk“.

(HR. Ahmad, Turmudzi dan Hakim).

 

Hadits tersebut bisa kita jadikan penimbang guna menakar keberhasilan ibadah puasa kita. Apakah selepas puasa ramadhan ibadah kita semakin membaik ataukah memburuk?

 

 

Jika ternyata makin bernilai positif, berarti Allah Subhanahu Wa Ta’ala meridhai puasa kita. Tetapi jika belum ada tanda-tanda menuju lebih baik, haruslah segera kita perbaiki. Karena Allah swt tidak akan merubah nasib seseorang, kecuali orang itu sendiri yang berusaha untuk merobahnya menjadi baik.

 

 

Karena sesungguhnya kadar kebaikan seseorang itu -sebagaimana dijelaskan hadits di atas- tergantung pada amal baiknya, bukan pada umurnya.

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

 

Sebagaimana kita ketahui bahwa Amal kebaikan sungguh beragam. Dalam salah satu haditsnya Rasullah shalallahu alaihi wasallam pernah menjelaskan bahwa salah satu hal yang termasuk kebaikan itu diantaranya adalah menghindarkan duri di tengah jalan hingga membaca dzikir di dalam hati, dan berjihad melawan musuh agama.

 

 

Namun dalam konteks bulan Syawwal lebih-lebih dipenghujung bulan Syawal  seakarang ini kebaikan itu lebih bermakna jika kita merunut dan mengikuti sabda rasulullah shalallahu alaihi wasallam.

 

اسرع الخير ثوابا البر و صلة الرحم واسرع الشر عقوبة البغي و قطيعة الرحم

 

“Sesuatu yang cepat mendatangkan kebaikan ialah pahala kebajikan dan silaturrahim, dan yang paling cepat mendatangkan kejelekan adalah perkara buruk dan memutuskan hubungan keluarga (silaturrahim,”).

(HR. Ibnu Majah).

 

 

Sebegitu pentingnya silaturrahim dalam Islam, sehingga diposisikan sebagai sebuah amal yang paling cepat mendatangkan pahala dan kebaikan.

 

 

Malahan apabila dihubungkan dengan hadits di atas yang menjelaskan tentang panjangnya usia seseorang maka hadits berikut sangatlah relevan.

 

 

Karena usia panjang merupakan salah satu hikmah yang akan didapat seseorang bila rajin bersilaturrahim. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari (5985) dan Imam Muslim (2557) :

 

 

مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ ، وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

 

 “Siapa yang suka dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah dia menyambung silaturrahmi.”

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

 

Masihkah diantara kita semua ada yang meragukan bahkan menyepelekan anjuran silaturrahim?

 

Sungguh yang demikian itu sebuah kenaifan yang fatal. Apapun alasannya, karena hadits yang disampaikan barusan  sangatlah jelas. Barang siapa yang menolak dan membenci berbagai anjuran dan nasehat-nasehat agama yang jelas-jelas berdasar pada syariat Rasulullah shalallahu alaihi wasallam maka orang tersebut akan menjadi pengikut setia hawa nafsunya yang menyembunyikan dendam, egoisme dan kepentingan pribadinya dengan sejumlah alasan.

 

فكل من للشرع اعتراض فهو مغرور مخدوع

 

  “Tiap-tiap orang yang bertentangan dengan syara’, orang itu tertipu oleh hawa nafsunya dan tebujuk oleh syaitan,”  

 

 

Yang dimaksud dengan syara’ adalah tuntunan agama (syariat) yang berdasar al-Qur’an dan Hadits Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam. sebagai kitab (pedoman)  muslim.

 

Jika seorang muslim menjalankan apa yang dilarang dari keduanya ataupun tidak menjalankan segala yang diperintahkannya, sungguh mereka bukanlah seorang muslim yang taat. Karena segala tindakan seorang muslim harus berpedoman pada hukum Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan Rasulullah Shalallahu alaihi wa  sallam sebagaimana ungkapan  yang berbunyi

 

يجب على كل مسلم ان لايقدم على شيئ حتى يعلم حكم الله تعالى به

 

   “Wajib bagi setiap orang Islam untuk tidak melakukan sesuatu sebelum ia terlebih dahulu mengetahui hukumnya,”.

 

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

 

 

Demikian khutbah yang dapat saya sampaikan kali ini, bahwasannya kesuksesan kita dalam ibadah puasa bulan Ramadhan  terepresentasikan dalam kehidupan di bulan Syawal. Dimana kita yang telah berhasil melatih diri dalam mengekang hawa nafsu kita, pasti di bulan Syawal ini akan lebih lapang  dadan dalam meminta dan memberi maaf kepada sesama. Dan kita tidak membiarkan   diri kita  selalu dibawah bayang-bayang kendali syaitan.

 

Kita mesti Ingatpesan Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam surat Shad ayat 26:

 

 

وَلَا تَتَّبِعِ الْهَوٰى فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَضِلُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيْدٌ ۢبِمَا نَسُوْا يَوْمَ الْحِسَابِ ࣖ

 

 “Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan,”.

 

بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم،

ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم،

وتقبل مني ومنكم تلاوته أنه هو السميع العليم،

وادخلنا فى جنة النعيم،  وقل رب اغفر وارحم

وانت خير الراحمين.

 

 

 

Khutbah II

 

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ،

وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا،

اَمَّا بَعْدُ :

فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ، وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى عنه وحذر،

وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ،

وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ،

وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ،

وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ،  اَبِى بَكْرٍ  وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ،

وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ،

وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ،

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ،

اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ، وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ، وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ، وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ، وَدَمِّرْ اَعْدَاءَ الدِّيْنِ،

وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.

اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ.

رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.

عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ

وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ

 

 

*penulis adalah anggota Komisi Dakwah MUI Pusat dan anggota Bidang Dakwah PB MA serta dosen di Banten

5

Red: admin

Editor: iman

934