Khutbah Jumat: Ramadhan, Bulan Yang Kita Rindukan Segera Tiba

0
878
ilustrasi foto: istimewa

 

Oleh: KH.Drs.Abdurrahman Rasna,MA*

 

Khutbah I

 

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

 

الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ، وَبِفَضْلِهِ تَتَنَزَّلُ الْخَيْرَاتُ وَالْبَرَكَاتُ، وَبِتَوْفِيْقِهِ تَتَحَقَّقُ الْمَقَاصِدُ وَالْغَايَاتُ.   أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ  الذي لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ المُجَاهِدِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ.

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا آيُّهَا الحَاضِرُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى.

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

Puji dan syukur kita semoga selalu terlimpah kepada Allah swt, Robb pencipta, pemelihara semesta raya untuk kita nikmati dan kita syukuri bersama.

 

Shalawat dan salam sejahtera selamanya untuk baginda Rasulullah SAW dan untuk keluarga, sahabat serta seluruh ummatnya hingga akhir zaman. Aamiin.

 

Melalui mimbar yang mulia ini, saya sebagai manusia biasa yang sepi ku pangarti tuna kabisa, demi memenuhi rukun khutbah  mengajak, khususnya kepada pribadi saya pribadi dan umumnya kepada jamaah Salat Jum’at siang hari ini : Marilah! Kita sami-sami meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah Swt dengan mematuhi perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

 

Alhamdulillah, kita dipertemukan lagi dengan bulan Ramadan, walaupun puasa tahun ini kita masih dalam suasana pandemi Covid-19. Marilah kita renungkan salah satu sabda Rasulullah Saw: “Puasalah di bulan melatih kesabaran, yakni bulan Ramadan” (Shum syahr al-shabr Ramadhan). Jika salah satu hikmah berpuasa adalah melatih kesabaran, maka terlebih lagi berpuasa dalam situasi pandemi seperti saat ini.

 

Kita benar-benar ditempa untuk menjadi manusia yang lebih banyak bersabar dalam menjalankan perintah agama di satu sisi, dan mengahadapi ujian hidup di sisi lainnya. Dalam ajaran Islam, sabar adakalanya berhubungan dengan ketentuan takdir Allah, seperti kita sabar menghadapi situasi sekarang ini.

 

Sabar juga ada kalanya berhubungan dengan upaya sekuat tenaga untuk bertahan dan tidak goyah menghadapi rayuan setan yang membujuk manusia agar melanggar perintah Allah dan Rasul-nya. Termasuk sabar pula adalah sabar menjalankan perintah dan beribadah untuk menggapai ridha-Nya Allah Swt, sebagaimana kita sabar di dalam menjalankan puasa di bulan Ramadan.

 

Puasa adalah menahan sekaligus meredam hasrat dan hawa nafsu yang terdapat dalam diri manusia. Pada saat seseorang berpuasa dapat dipastikan dirinya sedang bersabar dari segala hal yang dapat membatalkan puasanya, seperti makan, minum, berhubungan badan suami-istri semenjak terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Seseorang yang berpuasa pada dasarnya sedang berada di puncak kesabaran yang tidak ada bandingannya, baik di dunia maupan kelak ketika berhadapan langsung dengan Allah Swt pada hari kiamat.

 

Rasulullah Saw pernah berwasiat kepada para sahabatnya, di antaranya Abu Umamah supaya membiasakan berpuasa. Sebab, tidak ada yang menyamai keagungan ibadah puasa. Begitu agungnya ibadah puasa, hingga Abu Hudzaifah pernah meriwayatkan dari Rasulullah Saw  tentang sebuah hadits yang artinya: “Barang siapa ditutup usianya (meninggal dunia) dalam kondisi menjalankan puasa, maka dia masuk surga.”

 

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah Swt

 

Bersabar merupakan sikap terpuji. Orang yang bersabar kedudukannya tinggi di hadapan Allah Swt. Mereka yang sabar adalah sangat dekat dengan Allah Swt dan dijanjikan akan mendapatkan balasan pahala yang tidak terhingga. Allah Swt berfirman dalam QS. Al-baqarah ayat 153 :

 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ

 

” Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar”.

 

Imam al-Thabari dalam kitab tafsirnya menjelaskan bahwa yang dimaksud kalimat Allah bersama orang-orang yang bersabar adalah bahwa Allah akan menjadi penolong orang yang sabar, Allah juga yang menanggung mereka, dan Allah meridai apa yang dikerjakan mereka orang yang sabar. Hal ini sebagaimana perkataan orang: Hai kamu! Lakukanlah sebab aku bersamamu. Maksud ungkapan “aku bersamamu” adalah aku akan menolongmu dan membantumu!

 

Dengan demikian apabila kita bersabar di bulan Ramadan sekarang ini, maka kita jangan pernah khawatir. Sebab, Allah selalu bersama kita dan Allah juga yang akan menolong orang-orang yang berpuasa. Allah Swt juga berfirman di dalam QS Az-Zumar ayat 10:

 

قُلْ يٰعِبَادِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوْا رَبَّكُمْ ۗلِلَّذِيْنَ اَحْسَنُوْا فِيْ هٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ  ۗوَاَرْضُ اللّٰهِ وَاسِعَةٌ  ۗاِنَّمَا يُوَفَّى الصّٰبِرُوْنَ اَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

 

“Katakanlah (Muhammad), “Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman! Bertakwalah kepada Tuhanmu. Bagi orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu luas. Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas”.

 

Lafal “  الصابرون/as-shobirun” dalam ayat ini menurut Imam al-Qurthubi dalam tafsirnya adalah merujuk kepada orang-orang yang berpuasa. Hal ini cukup beralasan sesui dengan firman Allah dalam hadits qudsi yang berbunyiberbunyi :

 

“الصوم لي وانا اجزي به”

 

(as-shaumu lii wa ana ajzii bihi/puasa adalah untuk Aku dan Aku juga yang akan membalasnya)”.

 

Pengertinnya bahwa secara umum pembalasan selalu setimpal dengan perbuatan, upah selalu menyesuaikan dengan pekerjaan. Akan tetapi, logika kepantasan dan kepatutan itu tidak berlaku dalam urusan berpuasa yang memerlukan kesabaran ekstra. Tidak seperti pahala ibadah biasa, khusus pahala berpuasa tidak dapat dinilai matematiskan. Hanya Allah Swt yang berhak menentukan balasan pahala untuk orang-orang yang berpuasa.

 

Oleh sebab itu beruntunglah kita umat Islam mau bersabar menjalankan ibadah puasa Ramadan.

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

 

Sebagai umat Islam yang tinggal di Indonesia, selain kita berpuasa untuk melatih diri menjadi orang yang sabar juga dalam rangka memperbanyak syukur kepada Allah Swt. Syukur dalam arti ikhlas menjalankan ibadah karena Allah, cinta kepada Allah, takut terhadap Allah disertai mengharap rida-Nya Allah, serta banyak berzikir menyebut nama Allah.

 

Rasa syukur itu harus selalu kita pupuk sekalipun dua kali bulan Ramadan ummat Islam menjalani ibadah puasa dan lainnya masih dalam masa pandemi Corona. Namun kali ini  tampaknya di Indonesia prosedurnya lebih longgar dengan diizinkanya salat berjamaah, Salat Tarawih dan sebagainya di masjid-masjid maupun di mushalla  dengan keharusan penerapan protokol kesehatan secara ketat dan pembatasan kapasitas tempat. Beruntunglah ummat Islam di Indonesia sebab kesempatan ini tidak didapati oleh semua umat Islam di Indonesia.

 

Jadi, masyarakat Indonesia yang beragama Islam tahun ini patut bersyukur. Sebab, diberikan kelonggaran beribadah di bulan puasa melebihi apa yang diterima oleh penduduk di negara Islam lainnya.

 

Wujud syukur itu kita buktikan dengan menjalankan puasa di siang harinya dan mendirikan shalat sunnah tarawih di waktu malamnya, serta memperbanyak amalan sunnah, seperti memperbanyak tadarrus al-Quran, beri’tikaf, bersedekah, dan lain sebagainya. Ingat, semua dilakukan tetap dengan menerapkan protokol kesehatan ketat dan membatasi kapasitas tempat agar bisa saling menjaga jarak.

 

Rasulullah Saw bersabda: “من صام رمضان ايمانا  واحتسابا غفرله ما تقدم من ذنبه ب

 

Man shama “Barangsiapa berpuasa di siang harinya Ramadan dengan keimanan dan keikhlasan maka akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu”.

 

Rasulullah Saw juga bersabda:

 

من قام رمضان ايمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه

“Barangsiapa mendirikan shalat di waktu malamnya Ramadan dengan keimanan dan keikhlasan maka akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu”.

 

Apalagi bila orang yang kita cintai itu memiliki banyak kebaikan dan keutamaan dan tidak pernah sekalipun merugikan kita sama sekali dan jarang bertemu, maka sambutan kita akan sangat spesial dan upaya kita untuk memuliakannya juga maksimal.

 

Demikian pula halnya ketika seseorang sangat mencintai bulan Ramadhan. Kedatangannya sudah ditunggu-ditunggu. Dan saat datang, pasti disambut dengan rasa gembira yang luar biasa.

 

Nabi kita Muhammad ﷺ sangat senang dengan kedatangan Ramadhan dan memberi kabar gembira kepada para sahabat dengan kedatangannya. Hal ini berdasarkan hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

 

لَمَّا حَضَرَ رَمَضَانُ ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُبَشِّرُ أَصْحَابَهُ :أَتَاكُمْ رَمَضَانُ ، شَهْرٌ مُبَارَكٌ ، فَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ ، تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ ، وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ ، وَتُغَلُّ فِيهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِينِ ، لِلَّهِ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ ، مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ

 

”Ketika Ramadhan tiba, Rasulullah ﷺ memberi kabar gembira kepada para sahabatnya dengan mengatakan,”Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah ‘Azza wa Jalla mewajibkan kalian untuk berpuasa Ramadhan.

 

Pada bulan Ramadhan, pintu-pintu langit dibuka, pintu-pintu neraka jahannam ditutup dan setan-setan pendurhaka dibelenggu.

 

Di bulan ini, Allah memiliki satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Siapa saja yang terhalang dari kebaikan malam tersebut, maka dia benar-benar orang yang terhalang dari kebaikan.”

 

[Hadits riwayat An-Nasa’i (2106), Ahmad (7148), Ibnu Abi Syaibah (8867). Syaikh Al-Albani menyatakan hadits ini Shahih lighairihi di dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib (999)]

Demikian khutbah jumat yang dapat saya sampaikan.

Bila ada kebenaran di dalamnya maka itu dari Allah Subhanahu wa Ta’ala karena rahmat-Nya semata dan bila ada kesalahan di dalamnya, itu datangnya dari saya yang dhaif.

 

Semoga Allah Ta’ala mengampuni kesalahan dan kaum Muslimin.

 

Mudah-mudahan Allah Swt senantiasa menjaga kita, melindungi keluarga kita, agar tetap sehat, aman, dan tentram dalam menunaikan ibadah puasa dan ibadah-ibadah sunnah lainnya di bulan yang sangat mulia ini. Kita berharap semoga dosa-dosa kita diampuni oleh Allah Swt.

 

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ,  وتقبل مني ومنكم تلاوته انه هو السميع العليم. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ وَتُوْبُوا إِلَيْهِ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمِ

 

Khutbah ke 2

(diserahkan kepada khatib masing-masing)

 

*penulis adalah Anggota Komisi Dakwah MUI Pusat dan Anggota Bidang Dakwah PB MA serta dosen di Banten

5

Red: admin

Editor: iman

930