Hukum Menerima Hadiah Dari Yang Bukan Muhrim, Boleh atau Terlarang ?

0
1070
Memberi hadiah ( ilustrasi foto: pixabay)

PERCIKANIMAN.ID – –  Saling Memberi Hadiah adalah Anjuran Nabi Muhammad.  Hadiah dapat menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang.  Dalam sebuah hadits disebutkan dari Aisyah ra,

 

كان رسول الله يقبل الهدية ويثيب عليها ”

 

Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa sallam menerima hadiah dan membalasnya.” (HR . Bukhari dan Muslim)

 

Untuk itu memberi hadiah kepada saudara atau teman adalah perbuatan mulia. Beberapa hal berikut ini terkait dengan hadiah:

 

Pertama, Anjuran Memberi Hadiah,

 

Nabi menganjurkan memberi hadiah walaupun sedikit. Nabi  Shalallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda,

 

يا نساء المسلمات لا تحقرن جارة لجارتها ولو فرسن شاة

 

“Wahai para wanita muslimah , janganlah seorang tetangga memandang rendah pemberian tetangganya, walaupun hanya kaki kambing”. ( HR . Bukhari ).

 

Maksudnya adalah Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wa sallam menganjurkan seorang wanita agar memberikan hadiah kepada tetangganya dan bermurah hati dengan sesuatu yang mudah.

 

Kedua, Anjuran Jangan Menolak Hadiah,

 

Dari Abdullah ibn Mas’ud, Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda,

 

أجيبوا الداعي ولا تردوا الهدية ولا تضربوا المسلمين ”

 

“Datangilah orang yang mengundang kalian jangan menolak hadiah dan jangan memukul orang – orang muslim. “ (HR . Bukhari, al Adab al Mufrad)

 

Nabi juga sering menerima hadiah, sedikit atau banyak. Dari Abu Hurairah, Nabi bersabda, “Jika aku diundang untuk makan kaki atau paha kambing, tentu aku memenuhinya. Jika aku diberi hadiah kaki kambing atau paha kambing, tentu aku menerimanya.” (HR . Bukhari)

 

Keempat, Dilarang Menarik Atau Meminta Kembali Hadiah Yang Sudah Diberikan

 

Satu keburukan jika memberi hadiah kepada seseorang, kemudian menarik kembali hadiah itu. Lebih baik tidak memberi hadiah sama sekali daripada memberi tapi menarik kembali.

 

Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 

، كالكلب يرجع في قينه العائد في هبته

 

Orang yang menarik hadiahnya bagaikan anjing yang menjilat muntahnya . ” (HR. Bukhari dan Muslim)

 

Lalu bagaimana hukum menerima hadiah dari yang bukan muhrim, boleh atau terlarang? Bolehkah kita bertanya maksud dan tujuan orang yang memberi hadiah? Jika hadiah tersebut kurang berkenan, bolehkah diberikan kepada orang lain?Apakah ada doa khusus bagi yang memberi atau pun menerima hadiah?

 

Untuk mendapatkan penjelasannya bapak ibu dan sahabat-sahabat sekalian bisa simak jawaban dari guru kita ustadz Aam Amiruddin dalam video berikut ini. Silakan simak:

 

Demikian penjelasannya semoga bermanfaat. Wallahu’alam bishshawab. [ ]

 

5

Red: admin

Editor: iman

Video: tim official

830

Sampaikan pertanyaan Anda melalui WA: 081281818177 atau alamat email: [email protected]  atau inbox melalui Fans Page Facebook Ustadz Aam Amiruddin di link berikut ini : https://www.facebook.com/UstadzAam/ .