Tips Menahan Rasa Marah, Ini Yang Diajarkan Islam

0
640
ilustrasi foto: pixabay

PERCIKANIMAN.ID – – Marah adalah sifat manusiawi ,namun marah juga harus beralasan dan tidak sembarang marah. Kita boleh dan harus marah jika ada kemunkaran. Namun marah yang tidak pada tempatnya dan dilakukan secara berlebihan dilarang dalam agama,karena saat marah akan mudah untuk diganggu setan hingga melampiaskannya diluar kendali. Pada suatu kesempatan, Ali bin Abu Thalib r.a. pernah memberi nasehat,

 

Barangsiapa yang tidak dapat menahan amarahnya, maka akan mempercepat kematian.”

 

Penting kiranya kita menjaga agar emosi kita tidak berbuah kemarahan yang membabi buta. Ada banyak buku atau pesan yang sering kita dengar untuk mengantisipasi kemarahan. Di antaranya dengan cara menghitung dari bilangan satu hingga sepuluh untuk lebih mendinginkan kepala kita.

 

Ada pula yang menyarankan untuk menarik napas dan mengeluarkannya dengan perlahan untuk menormalkan denyut jantung. Karena pada saat marah, denyut jantung akan meningkat dan membuat emosi semakin terpacu.

 

Berikut ini ada beberapa resep yang bisa kita lakukan agar marah kita menjadi sesuatu yang mendapat nilai lebih di mata Allah.

 

  1. Selidiki terlebih dahulu apa saja hal-hal yang menyebabkan kemarahan kita timbul. Dengan mengetahuinya, kita bisa mengantisipasi jika hal-hal tersebut muncul.

 

  1. Perbanyak kemampuan untuk mengelola diri, seperti teknik mengelola waktu, teknik komunikasi yang baik, dan teknik peningkatan emotional quotion.

 

  1. Biasakan diri pada berbagai kondisi dan situasi lingkungan, agar diri terbiasa berhadapan dengan kesulitan.

 

  1. Hindari makanan yang berkadar protein tinggi karena terbukti makanan tersebut dapat meningkatkan kemarahan seseorang, seperti daging kambing.

 

  1. Diam saat merasakan lonjakan emosi sebelum beralih menjadi kemarahan. Sabda Rasul, “Apabila salah seorang di antara kamu marah maka diamlah.” (H.R. Ahmad).

 

  1. Apabila marah, duduklah. Atau jika tidak mempan, berbaringlah. Jika tidak berpengaruh juga, berwudlulah atau mandi. Rasul bersabda, “Marah itu dari setan, apabila salah seorang di antaramu marah dalam keadaan berdiri maka duduklah, dan apabila dalam keadaan duduk maka berbaringlah.” (H.R. Syaikhany). “Sesungguhnya marah itu dari setan dan setan terbuat dari api. Dan api hanya bisa dipadamkan oleh air. Oleh karena itu, apabila seorang di antaramu marah maka berwudlulah atau mandilah.” (HR Ibnu Asakir, Mauquf).

 

  1. Minta perlindungan pada Allah. Nabi saw. bersabda, “Apabila salah seorang di antaramu marah maka katakanlah, ‘Aku berlindung kepada Allah’, maka marahnya akan menjadi reda.”

 

  1. Alihkan energi marah menjadi sesuatu yang produktif dan Allah ridoi, seperti melakukan amalan-amalan shalat sunat, membaca Al Quran, atau mendengarkan musik.

 

  1. Mencari teman untuk selalu mengingatkan kita saat marah.

 

Menurut Imam Ja’far ash-Shadiq, kemarahan akan membuat seseorang tercela dan amarah pada hakikatnya adalah sesuatu yang membinasakan hati dan kebijaksanaan. Maka, daripada marah, akan lebih baik kita bingkai emosi kita dengan kesabaran. Karena Allah pun berfirman dalam surat Al Baqarah (2) ayat 155 untuk memberikan kabar gembira pada orang-orang yang sabar.

 

(155) وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ

Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikan kabar gembira kepada orang-orang yang sabar” (QS.Al Baqarah: 155)

 

“…dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.“ (QS. Al Anfal: 46)

 

Ibnu Qayyim mengatakan bahwa kebersamaan Allah pada orang-orang yang sabar bukanlah kebersamaan yang umum, tapi kebersamaan yang khusus. Maksudnya, Allah membersamai orang-orang yang sabar dengan tiga cara: Allah Menjaganya, Allah Melindunginya dan Allah Menolongnya.

 

Selain itu, ketimbang marah, ada hal lain yang jauh lebih terpuji dan Allah sukai seperti memberikan amalan pada orang lain dengan wajah kita yang berseri-seri, menjaga akhlak kita dari perbuatan yang merugikan tetangga ataupun orang lain, dan banyak hal positif lainnya yang bisa kita lakukan. Mudah-mudahan Allah memberikan kemudahan bagi kita untuk meningkatkan derajat ketakwaan dan keimanan melalui pengelolaan kemarahan.

 

Balasan bagi mereka yang menahan amarah

Menahan marah meski sekedar diam bukanlah berbuatan yang gampang, apalagi jika menyangkut harga diri dan fitnah. Namun jika kita mampu menahan marah bahkan memaafkannya maka hadiah pujian dari Allah Swt kelak di yaumil akhir. Hal ini seperti yang disabdakan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam:

 

Barangsiapa yang menahan amarahnya sedangkan ia mampu untuk mewujudkannya, Allah akan menyebut dan memujinya pada hari kiamat kelak di hadapan seluruh makhluk, hingga dia diberi pilihan untuk mengambil bidadari mana saja yang ia kehendaki,” (HR. Tirmidzi no.2021, Abu Dawud no.4777, Ibnu Majah no.4186, Ahmad 3/no.440).

 

Siapa saja yang menahan jiwanya dari hawa nafsu, maka surga adalah tempat tinggalnya dan bidadari adalah balasannya”. (Syarh al-Misykat Lit Toyyibi al-Kasyif `an Haqoiq as-Sunan: 10/2239)

 

Indah bukan balasan bagi yang bisa menahan amarah apalagi bisa memaafkan. Jadi apakah hari ini anda masih marah? Jika masih ada rasa marah segera hilangkan dengan cara memaafkannya agar hidup lebih sehat dan ibadah pun jadi tenang. Wallahu a’lam. [ ]

 

5

Red: admin

Editor: iman

850