Anak Mengalami Haid Pertama Kali? Ini Hal yang Wajib Bunda Ajarkan

0
565

PERCIKANIMAN.ID – – Menstruasi adalah proses yang pasti akan terjadi pada seorang wanita yang sehat. Siklusnya pada setiap wanita berbeda-beda, dan biasanya dimulai dari usia 11-17 tahun.

 

Jika Bunda memiliki anak perempuan di usia tersebut, harus siap-siap mengajari anak bagaimana harus bertindak saat mengalami menstruasi atau haid pertamanya. Berikut ada beberapa hal yang wajib kita beritahu dan ajarkan saat anak menstruasi pertama.

 

Mengatasi Kecemasan

Biasanya saat anak menstruasi pertama akan mengalami kecemasan yang berlebih karena melihat darah yang begitu banyak. Saatnya Bunda bertugas untuk menenangkan gadis kecil kita agar tak histeris. Sampaikan kepadanya, bahwa ini hal yang wajar dan memang harus terjadi. Katakan juga ini pertanda bahwa kesehatan reproduksinya baik-baik saja.

 

Cara Memakai Pembalut

Saat anak menstruasi, sudah saatnya memberitahu bahwa dirinya harus sudah menyediakan pembalut untuk berjaga-jaga. Selain pembalut, ada baiknya kalau anak juga selalu sedia celana dalam pengganti dan tisu basah, untuk berjaga-jaga jika darah menstruasinya ‘tembus’.

 

Ajarkan anak untuk memakai pembalut dengan benar dan bagaimana cara mengganti pembalut juga menjaga kebersihan area organ intim saat sedang menstruasi. Ganti pembalut setiap 3-4 jam sekali dan jangan lupa mencuci tangan sesudah serta sebelum mengganti pembalut.

 

Jangan lupa beritahukan untuk mencatat tanggal menstruasi setiap bulannya. Hal ini dilakukan untuk mendeteksi secara dini, apabila sewaktu-waktu anak mengalami gangguan siklus menstruasi.

 

Peringatan Dini

Saat hari menstruasi pertamanya, berilah sedikit peringatan bahwa sudah saatnya untuk dapat menjaga diri dari pergaulan bebas yang berdampak pada kehamilan.

 

Tidak perlu berlebihan, cukup berikan pengertian dampak kesehatan dan psikologis yang akan diterima jika terjadi kehamilan di luar nikah. Ingat Bunda, berikan peringatan ini dari hati ke hati ya.

 

Menenangkan dan memberi nasihat anak saat menstruasi pertama memang tidak mudah. Tapi jika Bunda melakukannya dengan tepat dan dengan gaya penyampaian yang santai dan tenang, ia pasti akan lebih bisa mengerti.

 

Haid dalam pengertian umum ialah keluarnya darah dari rahim seorang wanita pada waktu-waktu tertentu.

 

Namun, haid terjadi bukan karena penyakit atau karena adanya proses persalinan, tetapi hal itu terjadi karena telah menjadi ketentuan yang telah ditetapkan Allah SWT untuk seorang wanita.

 

Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang haid. Katakanlah, ‘Haid itu adalah suatu kotoran’. Karena itu jauhilah istri pada waktu haid; dan janganlah kamu dekati mereka sebelum mereka suci . Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka sesuai dengan (ketentuan) yang diperintahkan Allah kepadamu. Sungguh, Allah menyukai orang yang tobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.” (QS al-Baqarah [2]: 222).

 

Sedangkan, menurut hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, dari Aisyah RA berkata : “Bahwa Rasulullah SAW bersabda tentang haid.’ Haid adalah sesuatu yang telah ditetapkan Allah kepada anak-anak wanita Nabi Adam.’” (HR Bukhari Muslim)

 

Para ulama memiliki pandangan berbeda mengenai batasa-batasan haid. Seperti yang dijabarkan Ahmad Sarwat, dalam bukunya yang berjudul Hukum Menyentuh Mushaf dan Melafadzkan Al-Quran Bagi Wanita Haid & Berhadats.

 

Definisi haid dalam pandangan Mazhab Al-Hanafiyah bisa kita temukan dalam salah satu kitab Tabyin al-Haqaiq, karya Fakhruddin az-Zaila’i, yang menjelaskan bahwa haid adalah darah yang terlepas dari rahim wanita yang sehat dari penyakit dan sudah bukan anak kecil lagi.

 

Sementara dari Mazhab Al-Malikiyah, haid ialah Darah yang dibuang rahim di luar kehamilan dan bukan darah melahirkan. Pengertian ini didapatkan dari ad-Dasuqi dalam bukunya Hasyiyatu Ad-Dasuqi.

 

Berbeda lagi dengan Mazhab syafi’iyah, al-Khatib asy-Syirbini dalam kitabnya Mughni al-Muhtaj menjelaskan tentang definisi haid.

 

Menurutnya, haid adalah darah yang keluar dari ujung rahim seorang wanita setelah baligh karena keadaannya yang sehat tanpa penyebab tertentu dan keluar pada jadwal waktu yang sudah dikenal.

 

Yang terakhir ialah definisi haid menurut Al-Hanabilah. Dalam kitab Kasysyaf al-Qinna’ karya al-Buhuti, haid merupakan darah asli yang keluar di mana wanita itu sehat bukan karena sebab melahirkan.

 

Jadi, sebenarnya batasan haid menurut para ulama tidak jauh berbeda. Dapat disimpulkan bahwa haid ialah darah yang keluar dari kemaluan wanita atau tepatnya dari dalam rahim wanita bukan karena kelahiran atau karena sakit selama waktu masa tertentu. Biasanya haid ini memiliki warna hitam panas dan beraroma tidak sedap.

 

Dalam ajaran Islam ada beberapa hala terlarang atau tidak dibolehkan bagi Wanita yang sedang mengalami haid atau menstruasi khususnya terkait dengan ibadah. Wanita yang sedang mengalami haid tidak diperbolehkan untuk melakukan beberapa hal seperti berpuasa, sholat dan lain sebagainya. Al hafidz Ibnu Hajar dalam Fathul Bari mengatakan:

 

Larangan salat bagi perempuan haid adalah perkara yang telah jelas karena kesucian dipersyaratkan dalam salat dan perempuan haid tidak dalam keadaan suci. Adapun puasa tidak dipersyaratkan di dalamnya kesucian maka larangan puasa bagi perempuan haid itu sifatnya adalah ta’abudi (hal yang berkaitan dengan ibadah)”

 

  1. Salat

Larangan saat haid pertama menurut Islam adalah tidak boleh melaksanakan salat saat sedang menstruasi.

 

Apabila haid datang, tinggalkanlah salat,” (HR Bukhari dan Muslim).

 

Suatu hari, datanglah seorang wanita dan bertanya kepada Aisyah, “Apakah salah seorang dari kami harus mengqadha salat bila telah suci dari haid?”

 

Kemudian istri Nabi pun bertanya, “Apakah engkau wanita Hururiyah? Kami dulunya haid di masa Nabi SAW. Beliau tidak memerintahkan kami mengganti salat.” (HR. Bukhari)

 

Ketika dalam masa haid, berarti seorang wanita sedang dalam keadaan tidak suci atau kotor, sehingga larangan saat haid ini tidak boleh dilanggar.

 

2. Menunda Tawaf

Ketika sedang melaksanakan haji, larangan saat haid bagi wanita adalah menunda tawaf. Sebab, ia sedang dalam tidak suci dan dilarang beribadah dalam sementara waktu.

Larangan saat haid menurut Islam dengan tidak melaksanakan tawaf ini diperbolehkan untuk wanita menstruasi. Rasulullah SAW bersabda kepada Aisyah ketika sedang melaksanakan haji dan sedang haid,

Kerjakanlah segala yang dikerjakan oleh orang yang sedang berhaji, tetapi jangan melakukan tawaf.” (HR. Bukhari dan Muslim).

 

3. Berpuasa

Larangan saat haid menurut Islam seterusnya adalah tidak boleh berpuasa ketika menstruasi.Sebuah hadist mengatakan,

 

‘”Kami dahulu juga mengalami haid, maka kami diperintahkan untuk mengqadha’ puasa dan tidak diperintahkan untuk mengqadha’ shalat’” (HR. Muslim)

 

Dari hadist diatas tersebut, bahwa larangan saat haid untuk berpuasa ini, dapat diganti di kemudian hari. Namun tak berlaku untuk salat. Bukan hanya diharamkan untuk berpuasa ramadhan, puasa-puasa sunnah pun dilarang tentunya ketika wanita dalam masa haid dan nifas.

 

Ketika haid sudah selesai maka ia harus mandi wajib atau mandi besar terlebih dahulu sebelum melaksanakan shalat dan  puasa. Untuk itu Bunda harus mengajarkan Ananda untuk bisa mandi wajib atau mandi besar. [ ]

Sumber: republika.co.id dan orami.co.id

5

Red: admin

Editor: iman

991