Pembagian Hati Manusia Menurut Islam, Semoga Kita Dalam Golongan No.1

0
620
Hati manusia sering digambarkan dalam bentuk cinta (love) ( ilustrasi foto: pixabay)

PERCIKANIMAN.ID – – Jika kita perhatikan, saat ini umat Islam sudah terlalu sering melakukan dosa dalam interaksi sehari-hari. Walaupun mereka menyadari jika perbuatannya adalah dosa, tetapi tetap dilakukan juga.

 

Dengan pembiasaan tersebut, perbuatan dosa yang mulanya merupakan beban, sekarang sudah tidak terasa berat. Melihat banyak orang yang melakukan dosa serupa, perbuatan tersebut kemudian dianggap lumrah dan bahkan tidak dianggap sebagai dosa lagi.

 

Pertanyaannya, mengapa hal tersebut sampai bisa terjadi? Alasannya, tidak lain karena cahaya akidah dan hati nurani yang telah mati. Perlu diketahui, kondisi hati seorang mukmin terbagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.

 

1.Qalbun salim atau hati yang sehat.

Hati dengan kondisi yang sehat memiliki ciri-ciri berorientasi akhirat, mencintai Allah dan rasul-Nya lebih dari apa pun, sedih bila kehilangan kesempatan untuk beribadah kepada-Nya, serta senantiasa rindu kepada Allah dan rasul-Nya juga pada ayat-ayat Al- Quran.

 

2.Qalbun marid atau hati yang sakit.

Hati dengan kondisi ini akan kurang berfungsi dalam memahami perbedaan antara yang haq dan bathil. Namun secara umum ia lebih cenderung kepada kebathilan atau keburukan. Ketika ada kebaikan ia acuh saja, begitu pun ketika ada kemunkaran ia pun bersikap cuek dan masa bodoh.

 

3.Qalbun mayyit atau hati yang mati dan sudah tidak dapat digunakan untuk membedakan antara yang haq dan yang bathil.

 

Seseorang dengan kondisi hati yang telah mati inilah yang tidak akan merasa berdosa ketika dirinya melakukan maksiat kepada Allah Swt. Seorang muslim yang telah terbiasa berbuat dosa sehingga tidak ada lagi rasa penyesalan di dalam hatinya, perlu dipertanyakan kembali keimanan dan ketakwaannya kepada Allah Swt.

 

Sebab, bisa saja dirinya telah tergolong sebagai orang munafik tanpa dia sadari. Alasannya, orang munafik menganggap perbuatan dosa yang telah dilakukannya seperti lalat yang kecil. Sedangkan, orang beriman menganggap dosanya seperti gunung besar yang diletakkan di atas kepalanya. [ ]

 

*disarikan dari buku “Ketika Dosa Tak Dirasa” karangan Dr.H.Aam Amiruddin,MSi

5

Red: admin

Editor: iman

834