Yang Hidup Belajar Dari Yang Mati, Ini Yang Disampaikan Al Quran

0
645
Setiap orang ingin meninggal dalam keadaan baik (husnul khatimah) ( ilustrasi foto: tribunnews)

Oleh: Ir.H.Bambang Pranggono.MBA*

PERCIKANIMAN.ID – – Kondisi saat ini hampir setiap hari kita mendapat atau mendengar kabar tentang teman, saudara, tetangga bahkan guru kita meninggal dunia. Bagi orang-orang yang beriman ini tentu menjadi pelajaran (ibrah) yang sangat berharga.

 

(27) تُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَتُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ ۖ وَتُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَتُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ ۖ وَتَرْزُقُ مَنْ تَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ

“Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezeki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)”. (Q.S. Ali Imran [3]: 27)

 

Dalam Tafsir Jami’ul Ahkam al-Qurthuby, Ikrimah mengartikan ayat di atas sebagai berikut: “Bahwa Allah mengeluarkan anak ayam hidup dari telur yang mati, dan mengeluarkan telur yang mati dari ayam yang hidup.” Kok, rasanya biasa-biasa saja! Menurut Ibnu Mas’ud, ayat itu tentang keluarnya sperma yang mati dari laki-laki yang hidup.

Lalu, dari sperma itu keluarlah anak yang hidup. Tetapi, benarkah sperma itu mati ? Ada juga tafsir yang lebih filosofis. Muammar meriwayatkan bahwa suatu ketika Rasulullah saw. melihat seorang wanita yang salih, bernama Khalidah binti Aswad yang bapaknya kafir. Nabi lantas bersabda, Subhanalladzi yahrujul hayyu minal mayyit “Maha Suci Allah yang mengeluarkan yang hidup (mukminat) dari yang mati (kafir).” Artinya, dikiaskan hati yang hidup dan mati.

Mari kita coba merenungkan makna ilmiah dari ayat tadi. Semua yang mati akan kembali ke tanah. Firman Allah, “Minha kholaqnakum, wa fiha nu’idukum, wa minha nuhrijukum tarotan uhro.” Daripadanya engkau Kami ciptakan, dan kepadanya engkau Kami kembalikan, dan daripadanya engkau Kami keluarkan sekali lagi.(Q.S. Thaha 20:55).

Di dalam tanah mayat membusuk, terurai menjadi unsur mineral pembentuknya semula. Terjadilah proses mineralisasi jasad hidup. Dalam proses mineralisasi tadi, berperan ribuan makhluk kecil ciptaan Allah berbentuk jasad renik yang disebut mikroba. Mikroba itu ada di mana-mana. Di tanah, air, udara, dan pada tubuh makhluk hidup lain termasuk tubuh manusia.

Mikroba dengan sangat giat mengurai berbagai unsur dan senyawa dari dalam jasad makhluk hidup. Ada yang mengurai karbohidrat, lemak, protein, dan lainnya menjadi mineral dan benda mati. Barangkali itulah makna ayat, dikeluarkan yang mati dari yang hidup. Tetapi, mengapa di tanah? Ada apa dengan tanah?

Jasad yang matinya karena sakit, masuk ke tanah juga bersama miliaran mikroba patogen pembawa penyakit. Tetapi, terbukti tanah kuburan tetap bersih dan sehat dari kuman. Ke mana larinya mikroba patogen penghancur kehidupan hewan dan manusia tadi?

Menurut Louis Pasteur, beberapa mikroba akan saling membunuh bila bercampur. Rene Dubois, bapak penemu antibiotika, adalah ilmuwan pertama yang menemukan bakterisida (pembunuh bakteri) dari mikroba tanah.

Ternyata, tanah adalah lautan permukiman mikroba sehingga mikroba patogen yang masuk tanah akan dibunuh oleh mikroba penghuninya. Subhanallah. Sungguh benarlah perintah syariat Islam untuk menguburkan mayat manusia maupun binatang ke dalam tanah.

Sapto Kuntoro dalam bukunya Mikroba dan Hari Depan Manusia, mengungkapkan bahwa di masa depan manusia akan sangat bergantung kepada jasa mikroba untuk bertahan hidup. Misalnya, proses pengawetan makanan bisa lebih dikembangkan setelah diketahui bagaimana cara mikroba membusukkan makanan.

Di bidang pertanian, ada mikroba yang menambah kesuburan tanah tanpa pupuk anorganik. Di bidang pertambangan, mikroba dimanfaatkan untuk mendaur ulang bijih logam berkadar mineral logam rendah, yang selama ini dibuang. Mikroba juga bisa digunakan untuk membersihkan limbah racun.

Lantas, apa makna dikeluarkan yang hidup dari yang mati? Saluran TV Discovery pernah menayangkan film tentang dunia bawah laut. Tampak bangkai-bangkai kapal perang yang karam pada Perang Dunia II penuh dengan ribuan jenis ikan dan binatang laut di sela terumbu-terumbu karang warna-warni. H

anya dalam waktu 50 tahun Allah mengeluarkan kehidupan baru yang meriah, biota laut yang tumbuh pada baja berkarat bangkai kapal yang mati. Wallahu a’lam. [ ]

*Penulis adalah pendidik, pegiat dakwah dan penulis buku.

5

Red: admin

Editor: man

900