Bagaimana Menilai Kejujuran Seseorang?

0
667

 

 

Assalamu’alaykum. Pak Aam bagaimana mempercayai seseorang itu jujur atau tidak? Kadang perkataannya manis dan seperti orang yang dapat dipercaya namun jika dilihat dari akhlaknya seperti jauh. Mohon penjelasannya. Terima kasih ( Indah by email)

 

 

 

 

 

Wa’alaykumsalam wr.wb. Ibu Indah dan pembaca sekalian, sebagaimana kita ketahui salah satu inti dari ajaran Islam ada tentang kejujuran. Islam sangat menekankan kejujuran baik lisannya maupun perbuatannya demikian juga hatinya. Salah satu sifat Rasul adalah sidik yang berarti benar, artinya yang disampaikan oleh Rasulullah adalah kebenarannya bukan dusta atau bohong. Buah dari kejujuran adalah amanah artinya benar-benar dapat dipercaya.

 

Terkait kejujuran ini adalah sifat mulia yang disukai semua orang dan diharapkan orang lain. Munculnya ragam tindak pidana saat ini salah satunya adalah karena telah hilangnya rasa dan sifat kejujuran. Untuk itu ada pepatah menyatakan bahwa kejujuran adalah mata uang yang berlaku dimana-mana. Begitu tingginya Islam mengajarkan dan mengapresiasi kejujuran hingga menempatkan ia sebagai salah satu sifat ahli atau penghuni surga, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah Saw:

 

Amalkanlah oleh kamu enam perkara, aku jamin  kamu  masuk surga. Jujur, tepati janji, tunaikan amanah, jaga kehormatan, tundukkan pandangan, dan dermakan sebagian hartamu”. (HR. Ahmad)

 

Lalu bagaimana menilai orang tersebut jujur atau berbohong?. Sekali lagi jujurnya ada tiga hal yang saling berkaitan yakni hati, lisan dan perbuatannya. Dalam dunia kepolisian atau psikologi ada alat yang mananya “lie detector” yakni sebuah alat untuk melacak dan mendeteksi kejujuran seseorang. Namun itu tentu masih dibohongi atau diakali karena buatan manusia yang dikaitkan dengan teknologi.  Ada beberapa hal atau macam-macam kejujuran yang bisa kita kenali:

 

  • Shidqul Qalbi (Jujur dalam berniat). Rasulullah saw bersabda, ”Setiap amal bergantung niat.. ” (H.R. Bukhari).

 

  • Shidqul Hadits (Jujur dalam berucap).Hai orang-orang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni dosa-dosamu..” (Q.S. Al-Ahzab 33 : 70-71)

 

  • Shidqul ‘Amal (Jujur dalam perbuatan).Hai orang-orang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kemurkaan Allah bila kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (Q.S. Ash-Shaff 61 : 2 – 3).

 

  • Shidqul Wa’d (Jujur bila berjanji).Tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpah itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.” (Q.S. An-Nahl 16 : 91).

 

  • Shidqul Haal (Jujur dalam kenyataan). Orang mukmin hidupnya selalu berada diatas kenyataan atau apa adanya. Jangan menampilkan diri diluar kemampuannya.

 

Dari beberapa bentuk kejujuran tersebut maka setidaknya kita bisa menilai atau melihat orang tersebut jujur atau berdusta. Namun tentu kita tidak diperkenan menghakimi seseorang yang kita anggap tidak jujur secara terbuka tanpa ada bukti yang mendukung. Setidaknya kita bisa bertanya pada hati nurani, apakah dia jujur atau tidak. Wallahu’alam. [ ]

 

 

Editor: iman

Ilustrasi foto: pixabay

 

Sampaikan pertanyaan Anda melalui alamat email [email protected]  atau melalui i Fans Page Facebook Ustadz Aam Amiruddin di link berikut ini : https://www.facebook.com/UstadzAam/ .