SDM Profesional Kunci Bagi Kemajuan Koperasi Syariah 212

0
394

 

PERCIKANIMAN.ID — Koperasi Syariah 212 dinilai memiliki prospek yang bagus karena lahir dari idealisme dan spirit 212. Peneliti Ekonomi Syariah menyarankan agar Koperasi Syariah 212 tetap mengikuti kaidah hukum organisasi dan dikelola secara profesional.

“Organisasi hukumnya harus mengikuti kaidah organisasi agar bisa bertahan jangka panjang juga tumbuh besar,” kata Peneliti Ekonomi Syariah SEBI School of Islamic Economics (STEI SEBI), Aziz Setiawan seperti dikutip dari republika.co.id, Senin (23/1/2017).

Ia mengatakan, artinya ada kaidah-kaidah organisasi yang harus dipenuhi. Hal tersebut menjadi tantangan untuk Koperasi Syariah 212. Menurut pandangannya, memang ada beberapa organisasi atau koperasi yang bisa bertahan lama dan tumbuh besar.

Tapi, faktanya banyak juga ditemui koperasi yang bisa bertahan lama tapi tidak besar-besar. Kemudian, ada juga koperasi yang tumbuh besar dengan cepat tapi runtuhnya juga cepat. “Berharap Koperasi Syariah 212 tumbuh cepat dan besar tapi juga bertahan lama,” ujarnya.

Dijelaskan dia, ada perusahaan yang sudah bertahan sangat lama. Tapi setelah 200 tahun perusahaan tersebut tumbang karena ada kaidah organisasi yang dilanggar.

Menurutnya, prinsip paling mendasar untuk membangun koperasi yang anggota dan pemikirannya sangat banyak. Maka yang diperlukan adalah menyatukan semua itu menjadi sebuah kepercayaan terhadap leadership dan konsep organisasi. Kemudian, bagaimana mengupayakan agar manajemen dan SDM yang ada di dalam koperasi dibangun dengan budaya unggul.

Beberapa kalangan juga menyarankan agar koperasi ini berjalan dan bekerja secara professional , maju dan berkembang maka harus dikelola dan dijalankan oleh SDM yang handal dan professional pula. Hal ini tentu tidak berlebihan mengingat dalam persaingan dunia bisnis saat ini baik produk dan jasa semakin ketat maka profesionalisme adalah pilihan yang tidak bisa ditawar lagi.

Selain itu dengan berdirinya koperasi syariah 212 ummat Islam berharap ada kemajuan dalam bidang ekonomi. Sebab hingga saat ini masih banyak produksi maupun jalur distribusi yang kuasai nonmuslim, padahal marketnya adalah kaum muslimin. Demikian juga dengan sumber pendanaan atau permodalan usaha.  [ ]

 

Red: admin

Editor: iman

Foto: republika