Abraj Al-Bait, Tanda Kiamat di Dekat Masjidil Haram

0
639

PERCIKANIMAN.ID  – Ketika kita membicarakan Mekkah, yang selalu ada di benak kita adalah bangunan megah bernama Masjidil Haram, masjid suci seluruh umat Islam di dunia. Namun saat ini, ketika kita berbicara Mekkah, maka kita harus menambahkan daftar bangunan super megah selain Masjidil Haram. Sebuah menara yang meniru Big Band di London, yang di sekitarnya terdapat menara-menara lainnya yang lebih pendek sehingga membentuk sebuah komplek bangunan. Kompleks bangunan tersebut bernama Abraj Al-Bait.

Menara Abraj Al-Bait yang dikenal juga sebagai Mekkah Royal Hotel Clock Tower adalah sebuah komplek bangungan di Mekkah, Arab Saudi. Komplek bangunan ini terdiri dari tujuah buah menara. Komplek ini pernah memegang beberapa rekor dunia, termasuk hotel tertinggi di dunia, menara jam (clock tower) tertinggi di dunia, jam dinding terbesar di dunia, dan area lantai terbesar di dunia. Ya, menara tertinggi ini merupakan bangunan tertinggi di Arab Saudi sekaligus bangunan tertinggi dan hotel terbesar di dunia dengan tinggi mencapai 601 m. Luas area lantainya bisa mencapai 1.500.000 m2. Kompleks hotel ini menjadi bangungan tertinggi kedua di dunia pada 2011 setelah bangunan Burj Khalifa di Dubai. Letaknya hanya beberapa meter dari Masjidil Haram. Develeloper dan kontraktor bangunan ini adalah Saudi Bin Ladin Group, perusahaan konstruksi terbesar di Arab Saudi.

Letak komplek menara dan perhotelan ini berada tepat di seberang jalan pintu masuk selatan Masjidil Haram. Dalam pembuatannya pada 2002, pemerintah Saudi menghancurkan Benteng Ajyad Utsmaniyah, bangunan bersejarah yang dibangun oleh Dinasti Turki Utsmani di akhir abad ke-18. Untuk mengakomodasi jamaah haji dan umrah yang ingin melaksanakan shalat, di dalam menara Abraj Al-Bait tersedia ruangan untuk shalat yang mampu menampung 10.000 orang. Di menara tertinggi dalam komplek perhotelan tersebut juga terdapat hotel bintang lima untuk menampung jamaah haji yang bisa mencapai jutaan orang.

Selain itu, komplek tersebut memiliki lima lantai pusat perbelanjaan seperti mall dan memiliki tempat parkir yang mampu menampung seribu kendaraan lebih. Terdapat pula apartemen yang sifatnya permanen plus dua heliport (tempat landasan helikopter) dan pusat konferensi untuk mengakomodasi para usahawan. Lantai tertinggi dari apartemen tersebut tepat berada di bawah jam raksasa, tepatnya berada di ketinggian 450 m. Ukuran jam dinding raksasa ini sendiri berdimensi 43 x 43 m dan ukuran ini adalah yang terbesar di dunia.

Jika dihitung hingga atap jam dindingnya bisa mencapai 530 m dan ini menjadikannya menara jam tertinggi di dunia. Di atas jam dinding raksasa tersebut terdapat tambahan puncak menara berbentuk bulan sabit dan ini membuat tinggi bangunan ini mencapai 601 m dan ini lah yang membuatnya menjadi bangunan tertinggi kedua di dunia. Dalam menara ini juga terdapat Museum Islam dan Pusat Observasi Bulan yang digunakan untuk melihat bulan ketika bulan suci Islam datang, misalnya Dzulhijjah dan Ramadhan. Menurut Menteri Keagamaan dan Wakaf Arab Saudi, proyek ini menghabiskan biaya sebesar US $ 15 miliar.

Walaupun komplek bangunan ini terlihat kokoh, bukan berarti tidak pernah terjadi insiden sama sekali. Hingga saati ini, pernah beberapa kali terjadi peristiwa kebakaran, yaitu pada 28 Oktober 2008, 1 Mei 2009, dan terakhir pada 1 Maret 2011.
Walaupun bangunan tersebut terlihat sangat megah dan memberi manfaat yang banyak terhadap ummat Islam, khususnya jamaah haji, pembangunan kompleks ini tidak terlepas dari pandangan beberapa kalangan yang menyayangkan kehadiran bangunan tersebut. Misalnyanya saja seperti pernah dimuat di sejumlah situs berita.

Ada seorang kontributor tulisan bernama Nuruddin Al-Indunissy yang menyayangkan kehadiran bangunan-bangunan baru itu. Menurutnya, hadirnya gedung-gedung pencakar langit tersebut merupakan tanda-tanda dekatnya kiamat seperti yang dikatakan oleh Nabi Muhammad Saw. sekitar 14 abad yang lalu. “Para penunggang unta itu kini menjadi lebih pintar,” menurutnya. Itu lah mengapa tulisannya berjudul Tanda-tanda Kiamat di Masjidil Haram.

Pembangunan kompleks menara tersebut juga memicu pemerintah Saudi untuk melakukan pembangunan gedung lainnya. Misalnya, akan ada rencana pembangunan gedung lain di seberang sisi pintu Masjidil Haram lainnya. Bangunan tersebut mirip gedung kembar petronas. Gedung itu nantinya akan menjadi pintu gerbang untuk memasuki kompleks Masjid Haram ini. Selain itu, akan dibangun pula InterContinental Dar Et Tawhid Makkah, sebuah hotel bintang lima yang berlogo IHG (InterContinental Hotel Group) yang notabene adalah sebuah rantai hotel milik Amerika.

Kekhawatiran lainnya adalah area suci umat Islam seluruh dunia tersebut akan menjadi sekedar tempat wisata sehingga diprediksi akan melunturkan nilai-nilai spiritualnya. Dari sana kemudian akan lahir industrialisasi ibadah dan wisata sehingga berdatanganlah pengusaha-pengusaha asing yang ingin mengeruk keuntungan semata. Hilangnya nilai-nilai historis juga menjadi sorotan. Sangat disayangkan bahwa bukit-bukit di sekitar lembah tempat Nabi Ibrahim a.s. dan putranya mendirikan tonggak-tonggak Baitullah itu sekarang dihancurkan dan digantikan dengan gedung-gedung komersil. Tingginya Abraj Al-Bait yang melebihi Masjidil Haram pun tak luput dari kritikan. Kehadiran Abraj Al-Bait seolah ingin menandingi Masjidil Haram dan ini membuatnya tampak lebih rendah dibandingkan dengan komples menara jam tersebut.

Kalau sudah begini, sudah saatnya para ulama turun tangan untuk sekurang-kurangnya menghentikan pembuatan bangunan serupa di sekitar masjidil haram. Kesucian Masjidil Haram harus tetap dipertahankan sampai kapan pun dan harus terbebas dari pengaruh komersialisasi, kapitalisasi, serta budaya hedonis lainnya. (Ilyas, dari berbagai sumber)