Inspirasi dari Bintang

0
516

Oleh :  Ir. H. Bambang Pranggono, MBA., IAI

 

النَّجْمُ الثَّاقِبُ وَمَا أَدْرَاكَ مَا الطَّارِقُ وَالسَّمَاءِ وَالطَّارِقِ

“Demi langit dan thariq. Dan, tahukah kamu apakah thariq itu? Bintang yang menembus.” (Q.S. At-Thaariq [86]: 1-3)

Dalam ayat terbut, Allah bersumpah dengan at-thariq, lalu dijelaskan dengan definisinya yakni bintang yang cahayanya menembus. Pendapat ahli tafsir beragam tentang makna at-thaariq ini.

At-Thabary menyebutkan bahwa at-thariq adalah bintang becahaya tajam yang dinamakan Tsuraya atau Zuhal. Al-Qusyairy menafsirkannya sebagai bintang pelempar setan. At-Tustary mengatakan secara simbolis bahwa maknanya ialah qolbu mukmin yang menghunjam dalam tauhid tanpa ragu. Tapi, mungkin ada makna lain dari ayat tersebut. Bahwa, tidak semua bintang mempunyai cahaya yang menembus dan ini layak kita telaah.

Kita tahu bahwa sinar yang bisa menembus adalah sinar-X yang sudah lama dimanfaatkan untuk kesehatan manusia. Lantas, apa kaitannya dengan bintang?

Astronom dari Ohio State University (OSU) mempelajari tentang bagaimana elemen kimia memancarkan radiasi dan menyerapnya di dalam bintang yang jumlahnya milyaran dan berada di sekitar black-holes nun jauh di langit sana.

Mereka menemukan bahwa ternyata di perut bintang itu, logam berat semacam besi bisa melepaskan elektron energi lemah ketika terekspos sinar-X berkekuatan tertentu. Para astronom selanjutnya bekerjasama dengan dokter dan ahli onkologi radiasi untuk menerapkannya bagi kesehatan.

Inspirasi dari bintang ini membuka kemungkinan bahwa logam berat tertentu ketika ditanam ke dalam tubuh bisa memancarkan elektron energi lemah untuk memusnahkan sel kanker tanpa merusak sel sehat. Logam nanopartikel yang ditanam ke dalam tumor bisa menyerap sinar-X dalam frekwensi tertentu secara efisien, lantas menyemburkan elektron yang bisa membunuh sel tumor tadi.

Anil Pradhan, astronom dari OSU, mengatakan bahwa sejak ditemukannya sinar-X pada 1890 belum ada kemajuan berarti. Mesin terapi sinar-X di rumah sakit saat ini masih memancarkan spektrum frekwensi yang lebar. Seharusnya, sudah mulai dipakai frekwensi sempit yang lebih fokus sehingga membatasi tubuh pasien yang terekspos radiasi. Dan, frekwensi terbatas ini bisa dicapai dengan teknologi implan logam berat tadi.

Ternyata, ayat tentang bintang yang bercahaya menembus seharusnya bisa menjadi inspirasi bagi teknologi kesehatan manusia. Shodaqollahul ’adzim.