Anak Anda Keranjingan Gadget ? Waspadai Ini Dampaknya

0
395

PERCIKANIMAN.ID – – Menggunakan situs web media sosial adalah salah satu kegiatan yang paling umum yang dilakukan orang saat ini. Sayangnya penggunaan media sosial (medsos) juga sudah merambah kalangan remaja bahkan anak-anak. Setiap situs web yang memungkinkan interaksi sosial dianggap sebagai situs media sosial, termasuk situs jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, YouTube, MySpace, dan situs game online serta situs dunia maya lainnya.

Situs tersebut menawarkan kepada penggunanya sebagai portal untuk hiburan dan komunikasi yang tumbuh secara eksponensial dalam beberapa tahun terakhir. Untuk alasan ini, penting bagi orang tua menjadi sadar akan sisi buruk situs media sosial, mengingat bahwa tidak semua dari mereka adalah lingkungan yang sehat bagi anak-anak. Saatnya orangtua membantu anggota keluarga untuk memahami situs tersebut dan mendorong penggunaan yang sehat. Orangtua harus memantau potensi negatif dari penggunaan medsos secara berlebihan.

Seperti dilaporkan Gwenn Schurgin O’Keeffe dan Kathleen Clarke-Pearson dari hasil penelitiannya yang dipublikasikan pediatrics.aappublications belum lama ini menyebutkan bahwa ada beberapa dampak buruk jika anak kecanduan medsos Menggunakan media sosial menjadi sagat berisiko bagi anak jika tidak disadari para orangtua. Dampak itu sebagai berikut:

  1. Depresi Facebook

Para peneliti telah mengusulkan sebuah fenomena baru yang disebut “depresi Facebook,” yang didefinisikan sebagai depresi yang terjadi ketika praremaja dan remaja menghabiskan banyak waktu di situs media sosial, seperti Facebook, dan kemudian mulai menunjukkan gejala klasik depresi. Intensitas dunia online dianggap menjadi faktor yang dapat memicu depresi pada beberapa anak danremaja. Seperti depresi offline, anak dan remaja yang menderita depresi Facebook beresiko untuk isolasi sosial dan kadang-kadang beralih ke situs berisiko untuk “membantu” mengatasi dirinya sendiri.Namun kunjungan ke situs beresiko tersebut membuka peluang dapatkan promosi penyalahgunaan zat berbahaya (narkoba), atau perilaku agresif yang merusak diri sendiri.

  1. Cyberbullying dan Pelecehan online

Cyberbullying sengaja menggunakan media digital untuk berkomunikasi palsu, memalukan, atau bermusuhan informasi tentang orang lain. Ini adalah risiko online yang paling umum untuk semua anak dan remaja. Meskipun “pelecehan secara online” sering digunakan bergantian dengan istilah “cyberbullying,” sebenarnya merupakan entitas yang berbeda. Data saat ini menunjukkan bahwa pelecehan online tidak seperti pelecehan offline (dunia nyata).

Bullying di media sosial sangat cepat menyebarnya tanpa bisa digendalikan siapa saja yang menerima kiriman yang bersifat pelecehan tersebut. Beberapa kasus tindakan bullying bahkan menyebabkan korbannya melakukan tindakan nekad dengan mengakhiri hidupnya.

  1. Sexting

Sexting dapat didefinisikan sebagai “pengiriman, penerimaan, atau meneruskan pesan seksual eksplisit, foto, atau gambar melalui ponsel, komputer, atau perangkat digital lainnya.” Banyak dari gambar-gambar ini menjadi didistribusikan dengan cepat melalui telepon seluler atau internet. Fenomena ini tidak terjadi di antara populasi anak dan remaja. Survei terbaru mengungkapkan bahwa 20% remaja telah mengirim atau diposting foto atau video porno oleh orang yang tak dikenal atau iklan terselubung.

Jika gadget telah melakukan registrasi (mengunduk) layanan aplikasi yang menyediakan konten dewasa maka secara otomatis dan berkali pihak penyelanggara akan mengirimkan gambar (foto) atau video bahkan artikel dewasa tanpa kita minta. Untuk itu orangtua harus memastikan gadget anak bersih dari aplikasi atau bahkan games yang diperuntukan bagi pengguna dewasa.

Banyak situs media sosial menampilkan beberapa iklan seperti iklan banner, iklan perilaku (iklan yang menargetkan orang-orang atas dasar perilaku browsing Web mereka). Risiko utama anak dan remaja yang terlalu aktif di medsos adalah adanya risiko penyalahgunaan teknologi, kurangnya privasi dan berbagi informasi palsu lainnya. Selain itu aktivitas berlebihan di internet sembarangan juga bisa membuat anak-anak lebih mudah bagi pemasar dan penipu untuk menargetkan sasarannya.

Hal ini sangat penting bagi orang tua untuk menyadari iklan perilaku, karena mereka yang umum di situs media sosial dan beroperasi dengan mengumpulkan informasi tentang orang menggunakan situs dan kemudian menargetkan profil orang itu untuk mempengaruhi keputusan pembelian. Pengaruh iklan yang kuat dimulai segera setelah anak-anak mulai kenal dengan dunia online. Untuk itu beberapa perkumpulan dokter anak dan ahli psikologi di Kanada bahkan sampai merekomendasikan kepada orangtua sampai anak berusia diatas 10 tahun jangan dulu terpapar dengan telepon pintar (smartphone atau gadget). [ ]

 

Red: lingga & ahmad

Editor: iman

Ilustrasi foto: norman