Utama Shalat Tahajud atau Melayani Suami? Ini Penjelasannya

0
1652

 

Assalamu’alaikum. Pak Aam, kadang saya suka kesal dan marah dengan istri, sebab kadang suka menolak diajak berhubungan. Alasannya mau sholat tahajud yang banyak keutamaannya juga alasannya malas mandinya. Sebenarnya lebih utama mana, sholat tahajud atau melayani suami?. Mohon penjelasannya dan nasihatnya. ( Al via fb)

 

 

Wa’alaykumsalam ww. Bapak ibu dan sahabat-sahabat yang dirahmati Allah. Tentu saja kalau tahajud itu adalah amalan sunnah hukumnya, sementara memenuhi ajakan suami itu wajib hukumnya. Jadi dua hukum yang berbeda.

 

Oleh karena itu ketika saya ditanya lebih utama mana, menurut saya ya memenuhi ajakan suami karena itu wajib. Sementara sholat tahajud itu hukumnya sunnah. Kadang-kadang tidak sedikit orang-orang yang tidak paham tentang persoalan ini. Disangkanya sholat tahajud itu lebih afdhol, padahal memenuhi kebutuhan suami itu lebih baik. Karena istri wajib berbakti kepada suami. Itu kalau dari kedudukan hukumnya wajib. Dalam haditsnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 

إِذَا الرَّجُلُ دَعَا زَوْجَتَهُ فَلْتَأْتِهِ وَ إِنْ كَانَتْ عَلَى التَّنُّوْرِ

“Apabila seorang suami mengajak istrinya untuk berkumpul hendaknya wanita itu mendatanginya sekalipun dia berada di dapur.” (HR. Tirmidzi. hadits ini dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib)

 

Inilah salah satu dalilnya bahwa seorang istri harus taat pada suami. Lalu kalau kita melihat dari kenikmatan pribadi, ada orang yang “ah saya lebih nikmat tahajud daripada berhubungan” sebenarnya persoalan bukan nikmat atau tidak nikmat, tetapi mana yang lebih menjadi kewajiban kita. Mana yang menjadi lebih afdhol bagi diri kita.

 

Ibu-ibu yang sekarang sedang menyiapkan sarapan untuk suami dan anak, lebih afdhol ketimbang ibu-ibu yang sekarang sedang baca Qur’an sementara suami dan anak-anak disiapkan bekal oleh pembantu. Ya inimah asal tahu aja. Kecuali memang waktunya senggang, setelah mengurusi keluarga Anda baca Qur’an itu bagus. Ada juga hadits Rasulullah Saw yang berbunyi:

 

“dan seorang perempuan itu pengelola yang ada di dalam rumah tangganya, dia akan dimintai pertanggungjawaban.” ( HR. Tirmidzi)

 

Jadi itu yang harus diperhatikan. Karena banyak yang belum paham tentang kedudukan hukumnya.

 

Misalnya Anda datang ke majelis taklim dengan Anda bersilaturahmi kepada orang tua, lebih afdhol datang ke rumah orang tua. Kan ada suami yang ngajak “Mah kita silaturahmi yuk ke rumah orang tua” trus Istrinya bilang “ah mamah teh lagi ada pengajian pah” nah itu seolah-olah lebih afdol mendatangi majelis, padahal engga.

 

Jadi mendatangi orang tua, mendatangi mertua, menjenguk orang sakit, atau menghadiri undangan itu yang lebih utama sebenarnya. Jadi banyak yang masih missorientasi. Seolah-olah ini yang utama padahal kan bukan itu yang utama.

 

Kembali kepada pertanyaan Anda, bahwa istri Anda ini menolak ajakan Anda karena kurang paham bahwa lebih wajib memenuhi kebutuhan suami ketimbang sholat tahajud. Karena tahajud itu sunnah sementara berbakti kepada suami itu hukumnya wajib.

 

Jadi kalau istri menolak ajakan suami dengan alasan ingin ibadah apalagi hanya ibadah sunnah, maka menurut saya alasannya tidak sesuai syariat. Sebab ada hadits dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 

لاَ يَحِلُّ لِلْمَرْأَةِ أَنْ تَصُوْمَ وَ زَوْجُهَا شَاهِدٌ إِلاَّ بِإِذْنِهِ

 

“Tidak halal bagi wanita (istri) untuk berpuasa (sunnah) sedangkan suaminya berada di rumah, kecuali dengan izinnya.” (HR. Bukhari)

Menurut para ulama khususnya ahli hadits menyebutkan kalau ada istri yang sedang puasa sunnah kemudian suami mengajak hubungan intim maka istri wajib menuruti suami dan membatalkan puasanya. Istri tidak menolak ajakan istri dengan alasan sedang puasa sunnah, maka insya Allah jika istri menuruti ajakan suami, sang istri tetap dapat pahala puasa sunnah.

 

Lalu kapan seorang istri boleh menolak ajakan suami untuk berhubungan intim?. Islam adalah ajaran yang sempurna dan tidak ada ajaran yang ingin mendzalimi pemeluknya. Demikian juga dalam hal kewajiban istri melayani suami ada kondisi tertentu yang dibolehkan istri menolak ajakan suami. Hal ini seseuai dengan perintah Allah dan Rasul-Nya. Kondisi itu misalnya,

  1. Istri sedang haid

Dalam kondisi istri sedang haid maka seorang istri harus menolak ajakan suaminya untuk berhubungan intim, Sebab berhubungan suami istri di masa haid hukumnya adalah haram. Simak perintah Allah dalam Alquran,

 

Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah, ‘Haid itu adalah suatu kotoran.” Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita (istri) di waktu Haidh; dan janganlah kamu mendekati (berhubungan intim) dengan mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri” (QS : Al-Baqarah : 222)

 

Tentunya dalam pengertian ini menjelaskan bahwa jika sang suami mengajak istri bersetubuh ketika sang istri dalam kondiai haid maka ia wajib menolaknya.

  1. Istri sedang hamil

Memang tidak ada larang mutlak baik dalam Alquran atau pun hadits berhubungan intim saat istri sedang hamil namun sekiranya secara medis berhubungan suami istri di masa hamil ini dapat membahayakan istri atau janinnya maka istri boleh menolak ajakan suami untuk sementara waktu. Sebab menurut para dokter ahli kandungan khususnya berhubungan suami istri disaat istri hamil muda atau istilahnya trimester pertama bisa membahayakan istri dan istri bisa tidak nyaman. Mungkin setelah kehamilan sudah matang atau masuk trimester kedua bisa dianggap aman.

  1. Istri merasa lelah

Dalam beberapa kondisi, kelelahan yang dialami istri mungkin karena beban bekerjaan di rumah atau diluar rumah juga bisa menjadi alasan yang diperbolehkan untuk menolak ajakan suami bersetubuh. Dikhawatirkan, jika dipaksakan malah akan berefek pada tidak adanya kesenangan dalam berhubungan. Sehingga kemudian dapat membuat kedua pihak menjadi kecewa. Oleh karena itu, jika sedang dalam kondisi lelah, maka sebaiknya urungkan niat untuk berhubungan. Dan saat kondisi badan kembali fit maka Anda bisa melakukannya kembali.

 

BACA JUGA: Berapa Kali Hubungan Suami Istri Dalam Seminggu? Ini Panduannya Sesuai Sunnah

 

Seorang suami juga perlu memahami kondisi istrinya dan tidak egois untuk dilayani kebutuhannya saat istri sedang lelah. Hubungan suami istri adalah untuk kebahagian bersama maka alangkah bijaknya jika dilakukan dengan saling memahami sehingga tercipta keharmonisan.

 

  1. Istri sedang sakit

Dalam hal ini, sakit yang dimaksud ialah yang membuat badan tidak memiliki kemampuan dan tenaga untuk melakukam aktivitas hubungan suami istri. Maka dalam hal ini, istri diperbolehkan menolak ajakan suami. Sebab dikhawatirkan jika dipaksakan maka akan dapat berimbas kepada semakin memburuknya kesehatan istri.

 

Kembali dalam kondisi seperti ini yakni istri sedang sakit maka diperlukan sikap bijak seorang suami untuk tidak memaksakan kehendakanya. Meski istri punya kewajiban melayani istri namun dalam kondisi istri sakit maka yang diperlukan istri adalah kasih sayang suami, bukan membuatnya semakin menderita. Sebaiknya saat istri sedang sakit, suami melakukan tindakan recovery yang dapat membuat kondisi badan istri kembali menjadi sehat.

 

Intinya suami istri harus paham dan mengerti hak dan kewajibannya masing-masing. Kemudian saling menghargai dan menjalin hubungan komunikasi yang harmonis. Demikian penjelasannya semoga bermanfaat.

 

Nah, terkait pembahasan masalah dan solusi hubungan suami istri lebih detail dan mendalam Anda dan juga bapak ibu sekalian bisa membaca buku saya yang berjudul “CINTA & SEKS Keluarga Muslim” yang saya tulis bersama dr Untung. Selain bahasan atau tinjauan dari sisi medis juga ada pembahasan dari sisi syar’inya sehingga buku ini jauh dari kesan jorok. Insya Allah buku ini ilmiah juga syar’iyah yang sangat bermanfaat bagi suami dan juga istri. Wallahu’alam bishshawab. [ ]

 

5

Editor: iman

Ilustrasi foto: pixabay

890

Sampaikan pertanyaan Anda melalui alamat email:  [email protected]  atau melalui Fans Page Facebook Ustadz Aam Amiruddin di link berikut ini : https://www.facebook.com/UstadzAam/ .

 

Follow juga akun sosial media percikan iman di:

Instagram : @percikanimanonline

Fanspages : Percikan Iman Online

Youtube : Percikan Iman Online

Twitter: percikan_iman