Khutbah Jumat: Hijrah dan Peningkatan Kualitas Diri

0
1276
ilustrasi foto: freepik

Oleh: KH.Drs.Abdurahman Rasna,MA*

 

Khutbah Pertama: 

 

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي امْتَنَّ عَلَى الْعِبَادِ بِأَنْ يَجْعَلَ فِي كُلِّ زَمَانِ فَتْرَةٍ مِنَ الرُّسُلِ بَقَايَا مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ، يَدْعُونَ مَنْ ضَلَّ إِلَى الْهُدَى، وَيَصْبِرُونَ مِنْهُمْ عَلَى الأَذَى، وَيُحْيُونَ بِكِتَابِ اللَّهِ أَهْلَ الْعَمَى،

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا.

وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا.

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَرِيًّا،

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِىي وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى:أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ . وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلاً مّمّن دَعَآ إِلَى اللّهِ وَعَمِلَ صَالِحاً وَقَالَ إِنّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

 

Beberapa hari kedepan kita akan memasuki bulan Muharram tahun 1445 Hijriyah. Menjelang  bulan  Muharram yang akan datang marilah kita tingkatkan rasa syukur yang didasari iman dan taqwa kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan anugrah-Nya yang tiada terhingga kepada para hamba-Nya. Anugerah sehat Wal Afiat, anugerah iman dan Islam, termaaul anugerah diberi usia panjang, sehingga tanpa terasa kita sudah hampir meninggalkan hari-hari di tahun 1444 Hijriyah dengan segala kekurangan dan kelebihan kita dalam manembah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala sang pemberi karunia.  Sehingga dengan memuji dan bersyukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala kita diberikan keberkahan berlipat lagi dan dijauhkan dari adzab neraka, seagaimana firman-Nya:

(7) وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. ( QS. Ibrahim: 7 )

Kita juga sanjungkan shalawat dan salam untuk Junjunan kita Nabi Agung Nabi Besar Muhammad Shalallahu alaihi Wasallam, beserta keluarga, para sahabat dan seluruh ummat pengikut setianya hingga akhir zaman.

Selanjutnya sebagai khatib, berpesan khusus kepada diri pribadi dan umumnya kepada kita sekalian, marilah pada kesempatan ini kita lebih meningkatkan takwa kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, agar segala urusan kita dimudahkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala, segala hajat hidup serta Do’a kita dipenuhi dan dikabulkan, serta Rizqi kita dimudahkan dan diberkahi. Aamiin.

معاشر المسلمين رحمكم الله

Beberapa hari lagi kita akan memasuki tahun baru, Tahun Baru 1445 Hijriah. Hal ini menggambarkan bahwa secara kuantitatif umur kita semakin bertambah banyak dan secara kalkulatif ini memperjelas bahwa kematian semakin dekat. Perpindahan atau pergantian tahun hijriah ini harus kita jadikan tahun yang lebih bernilai dan mulia. Hal ini menjadi penting agar pergantian tahun baru tidak hanya sekadar perputaran yang terjadi setiap tahun, tetapi pergantian tersebut sesungguhnya mengandung hikmah dan pelajaran serta kemuliaan yang hendaknya dipahami.

Allah memuliakan bulan pertama Hijriah atau Muharam, maka seharusnya dan seyogyanya kita sebagai hambaNya juga ikut memuliakan Muharram yang sebentar lagi akan datang. Tahun Baru Hijriah merupakan momen penting bagi kita umat Islam untuk melakukan sesuatu yang bernilai. Allah berfirman:

إِنَّ عِدَّةَ ٱلشُّهُورِ عِندَ ٱللَّهِ ٱثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِى كِتَٰبِ ٱللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا۟ فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ ۚ وَقَٰتِلُوا۟ ٱلْمُشْرِكِينَ كَآفَّةً كَمَا يُقَٰتِلُونَكُمْ كَآفَّةً ۚ وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلْمُتَّقِينَ

Artinya: “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum Musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.”  (QS At Taubah: 36)

معاشر المسلمين رحمكم الله

 

Apa yang harus kita lakukan dalam rangkan menyongsong kehadiran Tahun Baru Islam. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan:

 

Pertama, bersyukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Bersyukur adalah sikap yang sangat baik dan diperitahkan Allah. Bagi siapa saja yang merasa mendapatkan nikmat dan rahmat dari Allah, bersyukur berarti berterima kasih kepada Allah atas segala nikmat yang telah diterima, sehingga wajar jika dilakukan manusia sebagai bentuk respons positif atas pemberian nikmat dari Allah.

Mengucapkan alhamdulillah, bersujud syukur dan menunjukkan perilaku baik dalam kehidupan sehari-hari merupakan bentuk syukur kepada Allah atas nikmat yang telah diterima. Hal ini sangat yang baik dan seharusnya dilakukan.

Selanjutnya, ketika kita sampai pada tahun baru, artinya kita sudah mendapatkan nikmat dan rahmat di waktu yang telah berlalu selama satu tahun sehingga sampai di awal waktu pada tahun yang baru. Mensyukuri nikmat dan rahmatNya adalah sangat penting dan berpengaruh di waktu-waktu yang akan datang yang tentunya hal positif. Hal ini sesuai janji Allah dalam Al-Qur’an:

وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (QS. Ibrahim: 7)

 

Kedua, berdo’a khususnya do’a awal dan akhir tahun

Do’a adalah salah satu penyejuk hati dan  jembatan harapan seorang hamba terhadap Tuhannya. Semakin banyak berdoa bukan berarti dibenci oleh Allah, akan tetapi justru tambah dicintai dan dinilai hamba yang baik. Allah pun menyuruh kepada hambaNya untuk memperbanyak berdoa dan berjanji akan mengabulkan seluruh do’a-do’a hambaNya.

Akhir tahun dan awal tahun Hijriah juga merupakan kesempatan yang baik untuk bermunajat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk kurun waktu satu tahun ke belakang dan satu tahun ke depan. Berdo’a di awal tahun tahun sangat penting dipanjatkan agar rencana dan harapan akan mudah dijangkau dan terwujud dengan do’a-do’a yang dipanjatkan. Do’a-do’a di awal tahun juga dipanjatkan oleh para sahabat-sahabta Nabi, sebagaimana disebutkan dalam hadits:

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيٍّ الصَّائِغُ قَالَ: نا مَهْدِيُّ بْنُ جَعْفَرٍ الرَّمْلِيُّ قَالَ: نا رِشْدِينُ بْنُ سَعْدٍ، عَنْ أَبِي عُقَيْلٍ زُهْرَةُ بْنُ مَعْبَدٍ، عَنْ جَدِّهِ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ هِشَامٍ قَالَ: «كَانَ أَصْحَابُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَتَعَلَّمُونَ هَذَا الدُّعَاءَ إِذَا دَخَلْتِ السَّنَةُ أَوِ الشَّهْرُ: اللَّهُمَّ أَدْخِلْهُ عَلَيْنَا بِالْأَمْنِ، وَالْإِيمَانِ، وَالسَّلَامَةِ، وَالْإِسْلَامِ، وَرِضْوَانٍ مِنَ الرَّحْمَنِ، وَجَوَازٍ مِنَ الشَّيْطَانِ»

’’Dari Abdullah bin Hisyam, ia berkata bahwa para Sahabat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam mempelajari do’a berikut jika memasuki tahun atau bulan “Ya Allah, masukkan kami ke dalamnya dengan aman, iman, selamat, dan Islam. Mendapatkan ridha Allah dan dijauhkan dari gangguan setan.” (HR Thabrani, Al Hafizh Al Haitsamiy menilai Hasan)

 

Ketiga, berhijrah

Penanggalan Hijriah atau penanggalan bulan Islam tidak ditandai dari kelahiran Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam  .  Akan tetapi dimulai dari hijrahnya Nabi Besar Muhammad Shalallahu alaihi wasallam  . Dari Makkah ke Madinah yang jaraknya sekitar 483 km. Nabi Muhammad Saw berhijrah bukan karena takut dan tidak siap menerima perlawanan dan atau hinaan orang-orang kafir, akan tetapi atas perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala   untuk melakukan hijrah dalam rangka memperbaiki dan menguatkan semangat orang Islam yang jumlahnya saat itu  masih sedikit.

 

Hijrah adalah pindah dengan sengaja dari satu tempat ke tempat lain yang betujuan untuk mencari dan menyongsong perubahan yang lebih baik di tempat yang baru dalam berbagai aspek yang digagas,  direncanakan dan diinginkan. Jadi hijrahnya Nabi Saw bukanlah sebagai  pengecut karena tidak siap menghadapi orang kafir, akan tetapi sesungguhnya adalah ketaatan yang maksimal terhadap perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala  kepada Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam   dan umatnya.

Dengan berdasar peristiwa hijrah Nabi Shalallahu alaihi wasallam  dalam rangka memperbaiki keadaan, yang merupakan dasar awal penanggalan bulan Hijriah, marilah kita melakukan hijrah di bulan Muharam ini yang merupakan awal dari bulan Hijriah dengan hijrah dari kebodohan menuju kecerdasan dan kepintaran, hijrah dari kemaksiatan menuju ibadah yang baik, hijrah dari kemalasan menuju semangat berbakti dan berusaha, hijrah dari kefasikan menuju kesempurnaan keberagamaan, dan hijrah ke hal positif lainnya.

 

Allah berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ اللَّهِ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”  (QS Al-Baqarah: 218)

Ada satu ungkapan yang populer dikatakan dalam kitab al-Asrar al-Marfu’ah oleh Almula Ali AlQari  (hal 316) dan dalam kitab takhrij kitab Ihya Ulumuddin (hafits nomor 3765)

من كان يومه خيرا من امسه فهو رابح. ومن كان يومه مثل امسه فهو مغبون. ومن كان يومه شرا من امسه فهو ملعون. ( رواه الحاكم

Barang siapa hari ini lebih baik dari hari kemarin, dialah tergolong orang yang beruntung, barang siapa yang hari ini sama dengan  hari kemarin dialah tergolong orang yang merugi dan barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin dialah tergolong orang yang celaka” (HR Hakim).

Walaupun lafadz tersebut sama sekali bukan hadits yang dinisbatkan oleh sebagian orang sebagai hadits Nabi, karena tak satupun kitab-kitab hadits terkemuka yang memuat lafadz ini dan menyebutnya sebagai hadits. Namun terdapat riwayat yang senada dengan lafadz di atas :

من استوى يوماه فهو مغبون ، ومن كان آخر يوميه شرا فهو ملعون ، ومن لم يكن في الزيادة فهو في النقصان ، ومن كان في النقصان فالموت خير له ، ومن اشتاق إلى الجنة سارع في الخيرات

 

“Barangsiapa yang hari ininya dan hari kemarinnya sama maka ia merugi, dan barangsiapa yang hari terakhirnya lebih jelek maka ia terlaknat, barangsiapa yang tidak berada pada peningkatan maka ia berada pada pengurangan, barangsia yang berada pada pengurangan maka kematian jauh lebih pantas baginya dan barangsiapa yang rindu kepada surga maka ia akan bersegera menuju kebaikan.”

 

Keempat, berpuasa Tasu’a dan Asyura

Dalam Muharam ini umat Islam disunnahkan untuk berpuasa. Dengan puasa Muharam, baik hari kesembilan (Tasyu’a) atau ‘Asyuro (hari kesepuluh Muharam). Rasulullah bersabda:

عن عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَقُولُ حِينَ صَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ قَالَ فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Artinya, “Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas, semoga Allah meridhai keduanya. Abdullah berkata, ketika Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam berpuasa pada hari Asyura (10 Muhrram) dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa, para sahabat bertanya, ya Rasulallah, itu adalah hari yang diagungkan Yahudi dan Nasrani. Rasulullah bersabda, kalau ada kesempatan pada tahun depan, insyaallah kita akan berpuasa Tasua (9 Muharam). Abdullah Ibnu Abbas berkata, Belum datang tahun depan, tetapi Rasulullah sudah terlebih dulu wafat.’” (HR Muslim)

 

Kelima, memperbanyak sedekah

Bersedekah adalah memberikan sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain dengan ikhlas dan hanya mengharap ridha Allah. Bersedekah bisa berupa barang, uang, jasa maupun senyum, yang kesemuanya dapat dimanfaatkan oleh penerima sedekah. Bersedekah pada prinsipnya bisa dilakukan kapan saja dan kepada siapa saja tanpa harus memilih dan memilah selagi kita memiliki minat dan ada pihak penerima sedekah kita. Namun pada Muharam ini sedekah yang baik adalah diberikan kepada keluarga dan anak-anak yatim di lingkungan kita berada. Memberi kegembiraan kepada mereka agar mesakan nikmatnya menjadi orang yang beragama Islam dengan mendapatkan sedekah yang ikhlas  dari keluarga maupun orang yang peduli. Rasulullah bersabda:

مَنْ وَسَّعَ عَلَى عِيَالِهِ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ وَسَّعَ اللهُ عَلَيْهِ فِيْ سَنَتِهِ كُلِّهَا

Artinya, “Orang yang melapangkan keluarganya pada hari Asyura, maka Allah akan melapangkan hidupnya pada tahun tersebut,” (HR At-Thabarani dan Al-Baihaqi)

معاشر المسلمين رحمكم الله

Demikian khutbah yang singkat ini, semoga bermanfaat.

بَارَكَ اللَّهُ لِىْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِيْ وَاِيَّكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلاَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَاِيَّاكُمْ تِلاَ وَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمِ.

 

Khutbah Kedua:

 

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ.

وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا. اَمَّا بَعْدُ.

فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى.

وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ

.وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَممْوَاتِ اللَّهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ االدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اَللَّهُمَّ رَبَّنَا تَـقَـبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا وَصِيَا مَنَا وَرُكُوْ عَنَا وَسُجُوْدَنَا وَقُعُوْدَنَا وَتَضَرُّ عَنَا وَتَخَشُّوْ عَنَا وَتَعَبُّدَنَا وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَ نَا يَا اَلله يَا رَبَّ الْعَا لَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. لَّآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنتَ سُبۡحَٰنَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار

. عِبَادَاللَّهِ:

اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ.

 

*penulis adalah anggota Komisi Dakwah MUI Pusat dan anggota Bidang Dakwah PB MA serta dosen di Banten

5

Red: admin

Editor: iman

947