Indonesia Jalin Kolaborasi Industri Halal Dunia

0
712

PERCIKANIMAN.ID – – Expo 2020 Dubai merupakan ajang strategis bagi sektor industri di Tanah Air agar berkolaborasi dengan para pelaku bisnis internasional.  Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan, pada expo kelas dunia itu, Kemenperin mengangkat keunggulan dan peluang investasi di Indonesia melalui penyelenggaraan Business Forum pada 22 sampai 28 Oktober 2021.

 

Ia menyebutkan, setidaknya terdapat tiga sektor terkait industri manufaktur dengan peluang kolaborasi yang terbuka lebar, yaitu penerapan industri 4.0, pengembangan kawasan industri, serta optimalisasi peluang industri halal. “Masih terdapat peluang besar serta ruang luas untuk bekerja sama dengan para investor dalam mengembangkan sektor industri melalui pendekatan tiga kebijakan tersebut,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam sambutannya pada Business Forum Expo 2020 Dubai hari kedua secara hybrid, Sabtu (23/10/2021).

 

Menperin memaparkan, percepatan penerapan industri 4.0 dijalankan melalui peta jalan Making Indonesia 4.0 yang telah diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo pada 2018. Melalui program ini, Indonesia ditargetkan berada dalam 10 besar ekonomi dunia pada 2030.

 

“Kami yakin, suksesnya implementasi program ini akan meningkatkan PDB (Produk Domestik Bruto) per tahun dari baseline 5 persen menjadi 6 sampai 7 persen. Lalu meningkatkan lapangan kerja dari 20 juta menjadi 30 juta serta meningkatkan kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB menjadi 25 persen pada 2030,” jelasnya.

 

Sebagai bagian dari program tersebut, kata dia, Indonesia menjadi partner resmi dari Hannover Messe 2021 Digital Edition. Status ini akan berlanjut pada Indonesia Hannover Messe 2023.

 

Ia menjelaskan, Kemenperin juga tengah mempersiapkan Pusat Industri Digital Indonesia (PIDI) 4.0 sebagai benchmark showcase Industri 4.0. Selanjutnya, Kemenperin fokus pada pengembangan industri halal di Indonesia. Sebagai negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam, Indonesia perlu mengambil peran dalam industri yang berkembang pesat ini.

 

“Apalagi, negara-negara yang memakai dan memproduksi produk halal terbesar tidak hanya didominasi oleh negara muslim. Contohnya seperti Thailand yang memiliki pusat riset halal mutakhir, serta Brazil yang merupakan produsen terbesar makanan dan minuman halal,” tutur Menperin.

 

Ia menambahkan, dengan bertambahnya populasi muslim dunia yang diprediksi mencapai 2,2 miliar jiwa pada 2030, terdapat potensi pasar halal global. Pada 2019, angka ini mencapai 2,02 triliun dolar AS, terutama untuk produk makakan, farmasi, kosmetik, fashion, wisata, dan sektor Syariah lainnya.

 

“Indonesia sangat berpeluang mengembangkan industri halal, terutama pada sektor makanan dan minuman, fashion, farmasi, dan kosmetik,” jelas dia.

 

Sementara, Kemenperin telah mendirikan Kawasan Industri Halal dengan infrastruktur yang terjamin demi memproduksi produk halal, sesuai Sistem Jaminan Produk Halal. Saat ini telah terdapat tiga kawasan industri halal.

 

Di samping itu, ditawarkan pula 27 kawasan industri lainnya yang tengah dibangun. Bebagian besar berada di luar Jawa yang mendukung kebutuhan investasi di bidang industri agro, industri batubara, industri penerbangan, industri logam dasar, serta migas.

 

“Beberapa investor juga telah masuk ke kawasan-kawasan industri, baik investor baru maupun yang berasal dari relokasi, seperti di Kawasan Industri Batang, yang memiliki investor dari Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan,” ungkap Menperin. Sebagai jaminan investasi, sektor industri telah menunjukkan kinerjanya sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi. [ ]

Sumber: ihram.co.id

5

Red: admin

Editor: imn

869