PERCIKANIMAN.ID – – Ajaran Islam adalah ajaran yang paling sempurna yang diberikan Allah Ta’ala melalui Al Quran yang diajarkan para Nabi dan Rasul-Nya kepada manusia khususnya bagi orang yang beriman. Misalnya dalam hal membelanjakan harta, Islam tidak menghendaki bersifat boros dengan mengahaburkan harta tetapi juga melarang perbuatan pelit atau bakhil.
Bakhil adalah penyakit hati yang tangannya merasa berat mengeluarkan harta untuk amal kebaikan. Namun untuk masalah dunia, baik itu yang mahal maupun murah, tangannya begitu dermawan. Salah satu hal yang perlu diwaspadai dan dijauhi adalah penyakit bakhil atau kikir (pelit). Dari Jabir radhiyallahu’anhu diriwayatkan bahwa ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda”
“Apakah ada penyakit yang lebih berbahaya daripada sifat bakhil?!” (HR Thabrani)
Bakhil adalah penyakit yang biasa menjangkiti sebagian kaum perempuan, sehingga tangannya merasa berat mengeluarkan harta untuk amal kebaikan .
Namun untuk masalah dunia, baik itu yang mahal maupun murah, tangannya begitu dermawan. Dia bakhil terhadap Dien-nya padahal itulah yang akan mengangkat derajatnya, menambah amal kebaikannya dan menghapus segala keburukannya.
Menurut para ulama, sesungguhnya bakhil atau pelit itu ada dua tingkatan , pelit terhadap orang lain, dan yang paling parah adalah pelit terhadap diri sendiri. Dia pelit tidak mau keluar uang agar bisa mengumpulkan harta dan menjadi orang kaya, namun pada hakekatnya ia telah terjerumus dalam kemiskinan hidup yang ia ingin lari darinya, dan ia telah terjauhkan dari kekayaan yang justru sedang ia kejar.
Bahkan yang tersiksa bukan hanya dirinya sendiri, anak-anak dan istrinya pun harus menjalani gaya hidup “faqir” nya tersebut. Di akhirat iapun harus menjalani hisab yang panjang karena hartanya yang ia tumpuk. Sebagaimana dikatakan tentang si bakhil ini :
يَعِيْشُ فِي الدُّنْيَا عَيْشَ اْلفُقَرَاءِ وَيُحَاسَبُ فِي الآخِرَةِ حِسَابَ الأَغْنِيَاء
(Ia hidup di dunia seperti hidupnya kaum faqir sementara ia dihisab dengan hisab orang-orang kaya)
Sesungguhnya yang Allah Ta’ala kehendaki adalah kehidupan yang sedang, tidak pelit dan tidak juga boros. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِنَّ اللهَ إِذَا أَنْعَمَ على عَبْدٍ نِعْمَةً يُحِبُّ أَنْ يَرَى أَثَرَ نِعْمَتِهِ على عَبْدِه
“Sesungguhnya Allah jika memberi kepada hamba-Nya sebuah kenikmatan maka Allah suka melihat dampak nikmat tersebut pada hambaNya”
Maka jangan sampai orang yang diberi kecukupan menampaKkan seakan-akan ia hidup dalam kekurangan, tapi jangan pula berlebihan dan boros yang menjerumuskan dalam kesombongan.
Sifat pelit atau kikir ini juga menimbulkan bahaya. Misalanya akan terjadi kezaliman, terputusnya tali silaturahmi, dan melahirkan kejahatan. Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu’anhu, ia berkata :
إِيَّاكُمْ وَالشُّحَّ، فَإِنَّهُ أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ، أَمَرَهُمْ بِالظُّلْمِ فَظَلَمُوا، وَأَمَرَهُمْ بِالْقَطِيعَةِ فَقَطَعُوا، وَأَمَرَهُمْ بِالْفُجُورِ فَفَجَرُوا، وَإِيَّاكُمْ وَالظُّلْمَ، فَإِنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَ ةِ، وَإِيَّاكُمْ وَالْفُحْشَ، فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْفُحْشَ وَلَا التَّفَحُّشَ
“Jauhkanlah diri kalian dari sifat kikir, karena sesungguhnya kikir itu talah menghancurkan umat-umat sebelum kalian. Kikir mendorong mereka berbuat zalim, lalu zalimlah mereka. Mendorong mereka memutuskan silaturrahim, lalu mereka pun memutuskannya. Mendorong mereka untuk berbuat jahat, lalu berbuat jahatlah mereka. Jauhkanlah diri kalian dari perbuatan zalim, karena sesungguhnya satu kezaliman membawa banyak kegelapan di hari kiamat. Jauhkanlah diri kalian dari perbuatan buruk, karena sesungguhnya Allah tidak mencintai perbuatan buruk dan tindakan yang buruk.” (HR Ahmad)
Karena itu, semoga muslim dan muslimah dijauhkan dari sifat tercela ini, dan Allah Ta’ala selalu melindungi hamba-Nya dari perbuatan buruk tersebut.
Kemudian dalam hadits yang lain seperti disampaikan Imam al-Bukhari dan Imam Muslim telah meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيْهِ إِلاَّ مَلَكَانِ يَنْزِلاَنِ فَيَقُوْلُ أَحَدُهُمَا: اَللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا، وَيَقُوْلُ اْلآخَرُ: اَللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا.
‘Tidak satu hari pun dimana seorang hamba berada padanya kecuali dua Malaikat turun kepadanya. Salah satu di antara keduanya berkata, ‘Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak.’ Sedangkan yang lainnya berkata, ‘Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang kikir.’” (HR.Bukhari dan Muslim)
Dua Imam, yaitu Ahmad dan Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abi Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
إِنَّ مَلَكًا بِبَابٍ مِنْ أَبْوَابِ السَّمَاءِ يَقُوْلُ: مَنْ يُقْرِضِ الْيَوْمَ يُجْزَى غَدًا، وَمَلَكًا بِبَابِ آخَرَ يَقُوْلُ: اَللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا وَعَجِّّلْ لِمُمْسِكٍ تَلَفًا.
“Sesungguhnya seorang Malaikat yang ada di sebuah pintu dari pintu-pintu langit, berkata: ‘Barangsiapa meminjamkan pada hari ini, maka akan dibalas pada hari nanti.’ Dan seorang Malaikat lagi yang berada pada pintu yang lain berkata, ‘Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak dan percepatlah kehancuran harta orang yang pelit.” (HR.Ahmad dan Al Hakim)
Untuk itu selama masih ada kesempatan di dunia dan Allah Ta’ala lapangkan rezeki maka hendaknya jangan sampai tidak berinfaq di jalan Allah. Semoga kita semua dijauhkan dari sifat bakhil . [ ]
Dihimpun dari berbagai sumber
5
Red: admin
Editor: iman
832