Oleh: Ir.H.Bambang Pranggono MBA*
PERCIKANIMAN.ID – – Al-Quran berisi banyak ayat tentang langit, angkasa luar, tata surya, galaksi, serta nebula yang luar biasa besar dan luas. Al-Quran juta banyak bercerita tentang gunung, benua, serta gerakan lapisan kerak bumi yang dahsyat. Sebetulnya, tanpa harus mendalami sains dan teknologi, manusia sudah bisa merasakan ke-Maha-Besar-Nya dengan memandang besarnya pegunungan atau luasnya langit. Hal menarik terjadi ketika Allah menyebut binatang kecil dan hina dalam Al-Quran agar manusia menemukan kebesaran-Nya. Karenanya, kita pun kemudian harus belajar memahami paradox.
إِنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَحْيِي أَنْ يَضْرِبَ مَثَلًا مَا بَعُوضَةً فَمَا فَوْقَهَا
“Sesungguhnya Allah tidak malu memakai perumpamaan seperti nyamuk atau yang lebih kecil daripadanya.” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 26)
Nyamuk adalah serangga berukurang kecil yang dimusuhi manusia karena dianggap sebagai penyebar malapetaka malaria dan demam berdarah. Namun demikian, Allah malah menyebutnya dalam Al-Quran dan seolah-olah menantang ilmuwan muslim untuk terus mencari keunggulan nyamuk dan hewan kecil lainnya yang dianggap hina.
Nah, serangga kecil lain yang dianggap hina selain nyamuk adalah kecoa. Mereka sering disebut sebagai hewan yang membahayakan kesehatan. Kerap berdiam di tempat lembab dan kotor, nasibnya seringkali berakhir tragis. Nyawa mereka sering berakhir terkena lemparan sandal atau semprotan obat anti-serangga sambil dimaki dengan jijik dan dianggap tidak berguna. Lantas, benarkah kecoa tidak berguna?
Para ahli sudah lama berteori bahwa kecoa adalah binatang yang akan tetap survive terhadap radiasi ketika perang nuklir menghancurkan dunia. Dr. Simon Lee, ilmuwan peneliti dari Universitas Nottingham, menemukan bahwa ternyata kecoa memiliki sesuatu yang istimewa. Kecoa ternyata mempunyai daya antibiotika yang sangat kuat. Dalam jaringan tubuhnya ada sembilan molekul yang berbeda yang merupakan racun mematikan bagi bakteri berbahaya.
Ternyata, karena kecoa hidup ditempat yang tidak sehat dan tidak higienis, tubuhnya berhasil mengembangkan sistim pertahanan diri yang ampuh melawan mikro organism yang mematikan. Jaringan otak dan sistem syaraf kecoa bisa membunuh lebih dari 90% infeksi MRSA (Methicillin Resistant Staphylococcus Aureus) dan E-coli tanpa merugikan sel tubuh manusia. MRSA sendiri adalah bakteri bandel penyebab infeksi yang membahayakan manusia dan sudah kebal terhadap obat antibiotik. Namun demikian, kecoa sanggup mengalahkannya.
Rupanya, kita harus berguru kepada kecoa yang sering kita hina namun mampu bertahan hidup dalam situasi yang sangat parah. Wallahu a’lam.[ ]
*Penulis adalah pendidik, pegiat dakwah dan penulis buku.
5
Red: admin
Editor: iman
930