Oleh: Muhammad Isman*
PERCIKANIMAN.ID – – Hasrat untuk makan banyak biasanya muncul ketika kita berbuka puasa. Maklum, kita telah menahan lapar dan haus selama hampir seharian. Membengkaknya porsi makan saat berbuka juga berkaitan erat dengan kebiasaan makan sahur. Rata-rata, mereka yang berbuka dengan porsi besar, makan sahurnya sedikit sekali. Itu pun kadang harus dipaksakan, yang penting menjalankan sunah bersahur.
Namun, benarkah pola makan seperti itu dari segi kesehatan? Apakah pola makan ini menunjang aktivitas ibadah kita saat puasa? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, saya ajak Anda memahami mekanisme pencernaan tubuh berdasarkan jam kerjanya.
- Pukul 20.00 – 02.00
Ini adalah saat ketika lambung beristirahat dan tibalah giliran usus besar dan usus kecil bekerja secara maksimal. Artinya, makanan yang dikonsumsi, baik waktu sahur maupun di waktu buka, secara maksimal akan dicerna, diserap, dan didistribusikan ke seluruh bagian tubuh, bahkan hingga ke sel terkecil sekalipun.
Mekanisme pencernaan ini memerlukan energi yang besar, sehingga sangat disarankan kita beristirahat agar fokus energi yang dipakai tidak terganggu. Sebaiknya kita menghentikan aktivitas berat saat mekanisme ini terjadi, termasuk menghentikan makan. Tidur, berzikr, mengkaji Al-Qur’an, membaca buku, menyimak tausiyah, atau sekadar berbincang ringan adalah contoh aktivitas yang dapat kita pilih di jam ini.
Meski kita telah berpuasa seharian, mekanisme ini tidak akan berubah karena telah diatur oleh sensor pada otak yang bernama SCN. Sensor ini bereaksi terhadap pergantian siang dan malam, serta isyarat yang dihasilkannya akan menentukan bagaimana mekanisme tubuh ini bekerja. Salah satunya adalah optimasi pencernaan makanan sebagaimana saya jelaskan.
Jadi, praktis kita hanya punya waktu satu sampai satu jam setengah untuk makan malam saat buka puasa. Karena, sebelum pukul 20.00 seluruh kegiatan makan harus sudah dihentikan, kecuali minum air putih.
- Makan Sebanyak Mungkin Dalam Waktu Satu Jam
Hmm… Jika demikian, bolehkah saya makan sebanyak-banyaknya dalam waktu satu jam itu? Saya yakin, itulah pertanyaan yang ada di benak Anda. Dan rentu saja jawabnya, tidak! Bagaimana pun, kita telah “mengosongkan” perut seharian, sehingga makan banyak dan cepat akan membuat tubuh kita kaget. Alih-alih menjadi sehat, pencernaan kita malah bermasalah nantinya.
Saat berbuka, minumlah air putih seteguk demi seteguk. Tujuanya untuk menyeimbangkan kadar asam lambung yang mungkin meningkat saat kita berpuasa. Setelah dahaga hilang dan perut mulai terasa nyaman, makanlah makanan yang manis agar tenaga cepat pulih. Sangat dianjurkan makanan yang manis bersumber dari buah-buahan, seperti kurma, buah yang manis, gula merah, dan sejenisnya. Gula pasir, gula putih, atau pemanis buatan sedapat mungkin dihindari.
Selesai takjil, segeralah shalat Maghrib. Gerakan shalat yang halus dapat melenturkan otot-otot pencernaan sehingga membantu proses pencernaan makanan nantinya. Setelah itu, makanlah dengan komposisi 1/3 piring nasi, 1/3 piring lauk, dan 1/3 piring sayuran. Jika masih terasa lapar dan perlu tambah, maka tambahkan lauk atau sayurannya saja. Bahkan, banyak ahli gizi yang menyarankan agar saat makan malam sebaiknya mengkonsumsi sayur dan ikan.
- Jadi, Makan Banyaknya Kapan?
Selepas pukul 02.00 dini hari, lambung sudah siap kembali memainkan perannya. Inilah saatnya kita makan yang banyak, atau tepatnya saat sahur. Ngemil, makan makanan favorit, atau makan dengan porsi besar, silakan dilakukan pada jam ini hingga waktu imsyak tiba.
Pernahkah terpikir mengapa Rasulullah Saw. menyarankan agar kita tidak terburu-buru mengakhiri makan sahur? Ditinjau dari segi mekanisme kerja tubuh, saran Rasul tersebut memang sangat pas sekali. Saat lambung siap bekerja, saat itulah lambung perlu diisi makanan.
BACA JUGA: Hukum Buka Puasa Bersama
Artinya, Rasul menyuruh kita untuk memasukan makanan di saat yang tepat. Besarnya makanan yang kita makan tentu disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Yang jelas, makanan tersebut harus cukup memenuhi kebutuhan energi selama berpuasa, sehingga ibadah yang kita lakukan di waktu puasa tetap berjalan maksimal.
Kesimpulan
Makan secukupnya ketika berbuka akan membuat gairah ibadah sahur kita meningkat. Dengan demikian, persediaan nutrisi untuk menunjang aktivitas selama puasa dapat tetap terjaga. Pola makan seperti inilah yang membuat kita punya tenaga yang cukup dan semangat tinggi untuk meningkatkan ibadah saat puasa. Bukankah kita menginginkan puasa yang kaya dengan amal? Atau, Anda ingin puasa dihiasi rasa lemas. Semoga bermanfaat. [ ]
*Penulis adalah praktisi kebugaran dan konsultan diet sehat.
5
Editor: iman
Ilustrasi foto: pixabay
976
Follow juga akun sosial media percikan iman di:
Instagram : @percikanimanonline
Fanspages : Percikan Iman Online
Youtube : Percikan Iman Online