Dibalik Romantisme Bulan

0
543

PERCIKANIMAN.ID – – Bulan romantis, biasanya bagi kalangan anak muda terjadi saat rintik hujan dan banyaknya undangan pernikahan. Planet kembaran bumi, Venus, walaupun ukurannya persis sebesar bumi kita, tidak mempunyai bulan yang menstabilkan goyangan sumbu rotasinya. Di planet itu iklim tidak teratur, keadaan atmosfer disana sangat ekstrem bagi kehidupan. Temperatur siang hari melebihi 500oC, tekanan udaranya 80 kali dari tekanan di bumi, sungguh suatu kondisi yang sangat mematikan.

Syukurlah ada bulan mengitari bumi kita, yang menetralisir goyangan secukupnya untuk menstabilkan iklim dan atmosfer sesuai daya tahan manusia. Selain itu, kita juga mengenal pengaruh gaya tarik bulan dalam pasang surut air laut yang pada ujungnya mempengaruhi pola makanan dan perkembangbiakan makhluk hidup di laut dan di daratan.

Suatu pola yang akan sangat berbeda bila ukuran bulan lebih kecil atau lebih besar dari sekarang. Juga apabila jarak bulan lebih dekat atau lebih jauh dari sekarang. Mahasuci Allah yang telah menetapkan qadar-ukuran yang pas-untuk bulan demi kehidupan manusia dan makhluk lain di permukaan bumi.

“Dan bulan telah kami tetapkan tempatnya…” (QS. Yaasiin [36]: 39)

Di masa depan, bulan juga menjadi harapan manusia untuk kelangsungan hidupnya. Jumlah manusia di muka bumi akan mencapai 15 miliar di tahun 2050. Ketika itu, sumber daya alam dan daya dukung planet bumi akan sangat kewalahan menanggung beban manusia.

Mencari tempat hijrah ke luar angkasa, ke planet-planet lain yang layak huni adalah ikhtiar yang harus ditempuh. Namun, kesulitan dari perjalanan migrasi yang mahajauh itu adalah beratnya perbekalan yang harus dibawa; berupa makanan, udara, air, bahan bakar, dan peralatan. Lain halnya bila di bulan terdapat air maka muatan yang harus dibawa akan jauh lebih ringan.

Sebelum ini, ekspedisi ke bulan menyatakan negatif akan adanya air. Sampai pada Maret 1998, pesawat Lunar Prospector mendeteksi adanya air es berasal dari komet yang berada pada kawah di kutub utara dan selatan bulan. Diperkirakan sebanyak 6 miliar metrik ton air es tertanam 45 cm dibawah pasir. Penemuan ini membuka harapan baru. Air es beku di bulan bisa digali dan dengan memisahkan oksigen dari hidrogen bisa diproses menjadi udara untuk bernapas, air bersih untuk minum, hidrogen untuk beterai, dan oksigen cair untuk bahan bakar roket.

Baca juga: Bulan Romantis, Adakah dalam Islam?

Air merupakan syarat mutlak yang bisa diproses untuk kelangsungan hidup manusia di angkasa. Ini berarti bahwa bulan bisa menjadi pos stasiun pertama di luar angkasa, tempat penjelajahan lebih jauh ke angkasa luar bisa dilanjutkan. Dari bumi tak usah membawa barang berat lagi. Lalu, dengan mendirikan lagi pos-pos berikutnya di bulan yang mengitari planet lain. Jaringan “pon bensin” di padang hampa angkasa luar akan terbentuk untuk mendukung eksplorasi dan ekspansi manusia ke wilayah-wilayah lebih jauh lagi di alam semesta. Allah telah memudahkan bulan bagi manusia untuk perjalanan survival-nya.

“Dan telah dimudahkan bagimu matahari dan bulan.” (QS. Ibrahim [14]: 33) Shadaqallahul’aziim.

Dikutip dari buku Mukjizat Sains dalam Al Quran karya Ir. H. Bambang Pranggono, MBA., IAI

5

 

Red: riska

Editor: iman

Ilustrasi foto: pixabay

970