Khutbah Jum’at: Mengambil Ibroh dari Hari Asyuro

0
1426
ilustrasi foto: freepik

Oleh: KH.Drs.Abdurrahman Rasna,MA*

Khutbah Pertama:

اَلْحَمدُ للّهِ الَّذِي جَعَلَ الْمُحَرَّمَ أَوَّلَ الشُّهُورِ, أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ العَزِيزُ الغَفُور, وَأشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الَّذِي أَنْقَذَنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ وَالنُّورِ. اللهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ وَتَرَكَ المَعَاصِي والْفُجُورَ. أَمَّا بَعْدَهُ, فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوصِيكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فازَ المُتَّقُونَ. قَالَ تَعَالَى فَاعتَبِرُوا يَا أولِي الأبصَارِ.

معاشر المسلمين رحمكم الله

Alhamdulillah, saat ini kita sudah memasuki bulan Muharram tahun 1445 Hijriyah. Marilah kita tingkatkan rasa syukur yang didasari iman dan taqwa kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan anugrah-Nya yang tiada terhingga kepada para hamba-Nya. Anugerah sehat Wal Afiat, anugerah iman dan Islam, termaaul anugerah diberi usia panjang, sehingga tanpa terasa kita sudah hampir meninggalkan hari-hari di tahun 144 Hijriyah dengan segala kekurangan dan kelebihan kita dalam manembah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala sang pemberi karunia.  Sehingga dengan memuji dan bersyukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala kita diberikan keberkahan berlipat lagi dan dijauhkan dari adzab neraka, seagaimana firman-Nya :

 

وإذ تأذن ربكم لأن شكرتم لازيدنكم ولأن كفرتم أن عذابي لشديد.

 

Kita juga sanjungkan shalawat dan salam untuk Junjunan kita Nabi Agung Nabi Besar Muhammad Shalallahu alaihi wasallam, beserta keluarga, para sahabat dan seluruh ummat pengikut setianya hingga akhir zaman.

 

Selanjutnya sebagai khatib, berpesan khusus kepada diri pribadi dan umumnya kepada kita sekalian, marilah pada kesempatan ini kita lebih meningkatkan takwa kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, agar segala urusan kita dimudahkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala, segala hajat hidup serta Do’a kita dipenuhi dan dikabulkan, serta Rizqi kita dimudahkan dan diberkahi. Aamiin.

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

 

Bulan ini merupakan bulan yang sangat bersejarah, yang mengingatkan kita akan peristiwa-peristiwa agung. Dengan mengetahui peristiwa tersebut  kita berharap bisa mengambil pelajaran berharga. Sebagaimana Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :

 

قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِكُمْ سُنَنٌ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ

 

Artinya: “Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah (berbagai kejadian besar); Karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).” (QS. Ali Imran: 137).

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

 

Dalam kitab Tanbiihul Ghaafiliin Syaikh Abu Laits Assamarqandy menyebutkan 10 peristiwa besar yang terjadi pada bulan  Muharram.

 

Keutamaan Hari Asyura dan 10 Peristiwa Penting, dimana Umat Islam dianjurkan berpuasa pada Hari Asyura, mengingat keutamaannya yang sangat besar.

Asyura adalah hari ke-10 bulan Muharram yang diistimewakan Allah Ta’ala. Pada Hari Asyura Umat Islam dianjurkan berpuasa pada hari itu mengingat keutamaannya yang sangat besar.

 

Apa yang membuat hari Asyura begitu istimewa? Ulama ahli fiqih dan pakar hadis kelahiran Samarkand (Uzbekistan), Imam Abu Laits As-Samarqandi (wafat 373 H) dalam kitabnya Tanbihul Ghafilin, meriwayatkan dari Ikrimah berkata Hari Asyura ialah hari diterimanya tobat Nabi Adam ‘alaihissalam. Dan hari itu pula turunnya Nabi Nuh ‘alahissalam dari perahunya, maka ia berpuasa sukur kepada Allah. Kemudian hari itu pula Fir’aun ditenggelamkan dan terbelahnya laut bagi Nabi Musa ‘alaihissalam. Bani Israil pun berpuasa di Hari Asura sebagai bentuk rasa syukur mereka.

 

Imam Abu Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Muhammad bin Maisarah berkata: “Siapa yang melapangkan keluarganya pada hari Asyura maka Allah akan meluaskan rezekinya sepanjang tahun itu”. Sufyan berkata: “Telah kami coba maka kami rasakan kebenarannya.” (Baca Juga: Keistimewaan Puasa ‘Asyura Gugurkan Dosa 1 Tahun Lalu)

 

Said bin Jubair dari Ibn Abbas RA berkata, ketika Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam baru hijrah ke Madinah mendapatkan kaum Yahudi puasa pada hari Asyura , maka beliau bertanya kepada mereka tentang itu. Jawab mereka: “Hari ini Allah memenangkan Nabi Musa dan Bani Israil terhadap Fir’aun dan kaumnya, maka kami puasa karena mengagungkan hari ini.” Maka Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda: “Kami lebih layak (berhak) mengikuti jejak Musa dari kamu”. Maka Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam menyuruh sahabat berpuasa.

 

Terkait keistimewaan Hari ‘Asyura, Allah Ta’ala memuliakan para Nabi-nabi-Nya dengan sepuluh kehormatan:

 

  1. Allah menerima taubat Nabi Adam AS.
  2. Allan menaikkan derajat Nabi Idris AS.
  3. Hari berlabuhnya perahu Nabi Nuh AS.
  4. Nabi Ibrahim lahir pada hari Asyura dan diangkat sebagai khalilullah juga diselamatkan dari api.
  5. Allah menerima taubat Nabi Daud AS
  6. Allah mengangkat Nabi Isa AS ke langit.
  7. Allah menyelamatkan Nabi Musa AS.
  8. Allah menenggelamkan Fir’aun.
  9. Allah mengeluarkan Nabi Yunus AS dari perut ikan.
  10. Allah mengembalikan kerajaan Nabi Sulaiman AS.

 

Semua peristiwa itu terjadi pada Hari Asyura .

 

Hisyam bin Urwah dari ayahnya dari Sayydah Aisyah RA berkata: Bangsa Quraisy biasa berpuasa pada hari Asyura sejak zaman jahiliyah, juga Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam biasa berpuasa di Makkah. Kemudian setelah hijrah ke Madinah dan telah turun perintah wajib puasa bulan Ramadhan, maka Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda: “Saya dahulu telah menyuruh kamu sebagai perintah wajib puasa Asyura, dan kini terserah siapa suka boleh puasa dan yang tidak suka boleh meninggalkannya”.

 

Sayyidah Aisyah RA berkata: ” Hari Asyura itu hari kesembilan (tanggal 9), pendapat lain menyebut tanggal 11 Muharram. Tetapi yang umum adalah tanggal 10 dan disunnahkan puasa tanggal 9 yang disebut Hari Taasu’a”.

 

Keistimewaan puasa Asyura ini sebagaimana sabda Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam :

 

وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ ». قَالَ وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ

 

Artinya: “Nabi Shallallahu ’Alaihi Wasallam ditanya mengenai keutamaan Puasa Arafah? Beliau menjawab, ”Puasa Arafah menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan Puasa ’Asyura? Beliau menjawab, ”Puasa ’Asyura menghapus dosa setahun yang lalu.” (H.R. Muslim).

 

Lima di antaranya adalah :

 

Yang pertama,  diterimanya taubat Nabi Adam As. dan Siti Hawa setelah beliau berdua berpuluh-puluh tahun memanjatkan doa.

 

Do’a Nabi Adam as merupakan salah satu do’a yang memiliki keutamaan dan penting dalam agama Islam. Nabi Adam as adalah manusia pertama yang diciptakan oleh Allah Shalallahu Wa Ta’ala dan menjadi bapak manusia sekaligus nabi pertama dalam agama Islam. Do’a Nabi Adam menjadi teladan bagi umat manusia untuk selalu bertaubat kepada Allah Shalallahu Wa Ta’ala serta memuji dan mengagungkan-Nya dalam setiap do’a yang kita panjatkan.

 

seperti dikabulkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala, merupakan permohonan taubat yang mendasar, mengandung pujian dan pengagungan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, dan diamalkan oleh Nabi Muhammad Shalallahu Wa Ta’ala. Oleh karena itu, sangat penting bagi umat Islam untuk mengenal dan mengamalkan doa Nabi Adam sebagai salah satu do’a mustajab.

 

Do’a Nabi Adam as juga dapat menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan memohon rahmat-Nya.Dengan memahami dan mengamalkan do:a Nabi Adam, diharapkan kita dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan memperoleh keberkahan-Nya dalam kehidupan kita.

 

Do’a yang biasanya dikaitkan dengan Nabi Adam as :

 

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

 

Artinya: “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak memberi ampun dan rahmat kepada kami, niscaya kami akan termasuk orang yang rugi.” (QS. Al-A’raf: 23)

 

Do’a ini merupakan pengakuan dosa dan permohonan ampun dari Nabi Adam as dan Hawa setelah mereka diturunkan dari surga dan menyadari kesalahan mereka. Do’a ini juga bisa dijadikan sebagai contoh doa untuk memohon ampun kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

 

Selain do’a yang sudah disebutkan sebelumnya, berikut adalah beberapa doa lain yang dikaitkan dengan Nabi Adam as :

 

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

 

Artinya: “Ya Allah, ampunilah dosaku dan terimalah taubatku. Sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah: 128)

 

Do’a ini merupakan permohonan ampun dan taubat dari Nabi Adam kepada Allah SWT setelah dia dan Hawa melanggar perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan memakan buah terlarang.

 

رَبِّ لَا تَذَرْنِي فَرْدًا وَأَنتَ خَيْرُ الْوَارِثِينَ

 

Artinya: “Ya Allah, janganlah Engkau biarkan aku sendirian, Engkaulah yang terbaik sebagai pewaris.” (QS. Al-Anbiya: 89)

 

Do’a ini merupakan permohonan Nabi Adam kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala agar tidak ditinggalkan sendirian di dunia setelah dia dan Hawa diturunkan dari surga.

 

رَبَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

 

Yang kedua, diselamatkan dan fiangkat-Nya Nabi Idris as

 

وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِدْرِيسَ ۚ إِنَّهُ كَانَ صِدِّيقًا نَبِيًّا

 

” Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut) di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi.”

 

وَرَفَعْنَاهُ مَكَانًا عَلِيًّا

 

“Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi”. (QS. Maryam : 56-57)

 

Yang ketiga, Berlabuhnya kapal Nabi Nuh As. setelah terjadinya banjir bandang yang hampir menenggelamkan seluruh daratan di permukaan bumi.

 

Yang ke empat, diselamatkannya Nabi Musa As. dari kejaran Raja Fir’aun, dengan terbelahnya air laut yang menjadi jalan bagi Nabi Musa beserta umatnya. Dan ditenggelamkannya Raja Fir’aun beserta bala tentaranya setelah Nabi Musa beserta kaumnya sampai di daerah seberang.

 

Allah Subhanahu Wa Ta’ala. berfirman:

 

وَإِذْ فَرَقْنَا بِكُمُ الْبَحْرَ فَأَنْجَيْنَاكُمْ وَأَغْرَقْنَا آلَ فِرْعَوْنَ وَأَنْتُمْ تَنْظُرُونَ

 

“Dan (ingatlah), ketika Kami belah laut untukmu, lalu Kami selamatkan kamu dan Kami tenggelamkan (Fir’aun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan.” ( QS. Al Baqarah: 50 )

 

Yang ke lima, Nabi Yunus As. bisa keluar dari perut ikan paus. Hal ini diabadikan dalam surat As-Shoffaat ayat 139-146.

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

 

Sebagai rasa syukur kita, kita bisa mengamalkan beberapa amalan yang disunnahkan dalam bulan  Muharram ini. Rasululloh Saw bersabda:

 

إِنَّ اللهَ عَزَّوَجَلَّ افْتَرَضَ عَلَى بَنِيْ إِسْرَائِيْلَ صَوْمَ يَوِمٍ فِي السَّنَةِ, وَهُوَ يَوْمُ عَاشُوْرَاءَ وَهُوَ الْيَوْمُ الْعَاشِرُ مِنَ الْمُحَرَّمِ – فَصُوْمُوْهُ وَوَسِّعُوْا عَلَى عِيَالِكُمْ فِيْهِ, فَإِنَّهُ مَنْ َوَسَّعَ فِيْهِ عَلَى عِيَالِهِ وَأَهْلِهِ مِنْ مَالِهِ وَسَّعَ اللهُ عَلَيْهِ سَائِرَ سَنَتِهِ

 

Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah memfardhukan kepada bani Israil, untuk puasa satu hari dalam setahun pada hari ‘Asyura, yaitu hari ke sepuluh dari bulan  Muharram. Maka dari itu hendaklah kalian berpuasa ‘Asyura dan lapangkanlah nafkah kalian pada hari itu. Karena sesungguhnya barang siapa yang melapangkan nafkah dirinya dan keluarganya dari hartanya sendiri pada hari ‘Asyura niscaya Allah akan melapangkan rizkinya di sepanjang tahun.” (HR. Al-Baihaqi)

 

 

Selain puasa tanggal 10 Muharram dan melapangkan nafkah, bersedekah sebagaimana dalam hadits marfu’ (disandarkan) pada Nabi Shalallahu alaihi wasallam, dari Ibnu Abbas beliau berkata:

 

صُومُوا التَّاسِعَ وَالعَاشِرَ وَخَالِفُوا اليَهُودَ

 

“Berpuasalah kalian pada tanggal sembilan dan sepuluh. Dan berbedalah dengan orang Yahudi.”

Jama’ah jumat rohimakumulloh

 

Dengan kita meningkatkan amal kebaikan di bulan yang dimuliakan ini, semoga Alloh berkenan memberikan ridlo kepada kita.

 

بارك الله لي ولكم في كتابه الكريم ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم وتقبل مني ومنكم تلاوته أنه هو السميع العليم. جَعَلَنَا اللهُ مِنْ عِبَادِهِ الصَّالِحِينَ. وَأَدْخِلْنَا فِي جَنَّةِ النَّعِيمِ. فَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارحَم وَأنتَ خَيرُ الرَّاحِمين.

 

 

Khutbah Kedua:

 

اَلْحَمْدُ لِلهِ رب العالمين. أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الملك الحق المبين. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ وَخَلِيْلُهُ الصادق الوعد الأمين، أَكْرَمِ الْأَوَّلِيْنَ وَالْأَخِرِيْنَ، اَلْمَبْعُوْثِ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ كَانَ لَهُمْ مِنَ التَّابِعِيْنَ، صَلَاةً دَائِمَةً بِدَوَامِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِيْنَ.

أَمَّا بَعْدُ :

فَيَا أَيُّهَا عباد الله،  اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَذَرُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ وَالصَّوْمِ وَجَمِيْعِ الْمَأْمُوْرَاتِ وَالْوَاجِبَاتِ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ بِنَفْسِهِ. وَثَنَى بِمَلَائِكَةِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ. إِِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً. اللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِيْ العَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اللهم اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وِالْأَمْوَاتِ. اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَةً، اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، اِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرُكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

 

*penulis adalah anggota Komisi Dakwah MUI Pusat dan anggota Bidang Dakwah PB MA serta dosen di Banten

5

Red: admin

Editor: iman

908