Oleh: Drs. KH.Abdurahman Rasna,MA*
السَّلِامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ.
أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وحده لا شريك له، وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الذي لا نبي بعده. أَللَّهُمَّ صَلِّ وسلم وبارك عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ إِلَى يَوْمِ القيامة.
أَمَّا بَعْدُ. فَياَ عِبَادَاللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَاللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. وَقَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ:
وَآيَةٌ لَّهُمُ اللَّيْلُ نَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَإِذَا هُم مُّظْلِمُونَ. وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ۚ ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ. وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّىٰ عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ. لَا الشَّمْسُ يَنبَغِي لَهَا أَن تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ ۚ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ. [سورة يس، 36: 37-40]
معاشر المسلمين رحمكم الله
Marilah bersama-sama kita sanjungkan puji dan syukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segala isinya. Menciptakan asemesta raya dalam keserasian dan keseimbangan.
Mari kita perbarui kesaksian kita masing-masing bahwa tiada tuhan yang pantad diibadahi selain Allah. Dan bahwa Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam adalah nabi dan Rasul Allah yang risalahnya membawa dan menjanjikan kebahagiaan bagi kita semua. Dunia dan akhirat kelak.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Junjunan alam, Nabi Agung yakni Nabi Besar Muhammad saw. Kepada keluarganya, kepada para sahabatnya, dan kepada setiap orang yang mengikuti risalahnya. Aamiin
معاشر المسلمين رحمكم الله
Masyarakat Indonesia akan dapat melihat gerhana matahari hybrid, salah satu peristiwa langit yang menakjubkan, pada Kamis (20/4/2023). Fenomena alam ini dalam Islam disebut sebagai kusuf al-syams.
Jika terjadi fenomena alam Gerhana Matahari, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan shalat kusuf.
Dalam agama Islam, adanya peristiwa gerhana matahari diiringi dengan adanya perintah shalat kusuf. Shalat kusuf merupakan salah satu ibadah yang menyatukan antara upaya menghamba kepada Allah swt dan merenungkan fenomena alam yang terjadi di depan mata kita.
Suatu sikap gabungan antara bertadabbur atau merenungi peristiwa langka dengan segala pelajaran yang bisa dipetik dengan tetap istiqamah dalam sikap penghambaan kepada Dzat Yang Maha Kuasa.
Peristiwa gerhana matahari memberikan peringatan akan satu hal mahadahsyat yang akan terjadi pada alam semesta ini, satu masa yang di dalamnya akan terjadi peristiwa berbenturan benda-benda langit, yaitu hari kiamat.
Bahwa peristiwa berkumpulnya matahari dan bulan seperti ini selalu mengingatkan kita akan peristiwa hari akhir yang lebih dahsyat dan mengerikan. Di mana peristiwa Kiamat pun digambarkan dalam Al Qur’an dengan akan berkumpulnya matahari dan bulan sangat pasti.
Oleh karena itu, umat Islam agar menyambut gerhana matahari hybrid ini dengan amalan-amalan baik. Selain shalat kusuf al-syams sebagaimana disebut di atas, umat Islam juga dianjurkan untuk banyak beristighfar, takbir, tahlil, tahmid, dan meningkatkan kuantitas dan kualitas sedekah. Apalagi terjadinya kusugus Syams ini hampir di penghujung bulan ramadhan 1444 H, yang pahala kebaikan akan Allah lipatgandakan 10 kali lipat (عشر امثالها) bila dibandingan dengan aktifitas ibadah harta di luar bulan ramadhan.
Karenanya saat terjadi gerhana, Nabi Muhammad saw menganjurkan untuk memperbanyak istighfar, bertakbir, tahlil, tahmid dan bersedekah sebagai manifestasi dari keimanan seseorang kepada Robb penguasa absolut persada raya ini disertai dengan ibadah sosial berupa sedekah dan bentuk ibadah harta lainnya sebagai bukti peduli kita kepada sesama lebih-lebih kepada saudara-saudara kita yang saat ini kehidupannya kurang beruntung. Sebagai wujud حبل من الله وحبل من الناس
معاشر المسلمين رحمكم الله
Sebagaimana diketahui, gerhana matahari terjadi saat bumi, bulan, dan matahari benar–benar sejajar dalam satu garis lurus ditinjau dari perspektif tiga dimensi dengan bulan berada di antara bumi dan matahari.
Dalam khazanah ilmu falak, gerhana matahari terjadi bersamaan dengan konjungsi bulan–matahari (ijtima’) dengan bulan menempati salah satu di antara dua titik nodalnya. Titik nodal merupakan titik potong khayali di langit dimana orbit bulan tepat memotong ekliptika (masir asy–syams/مسير الشمس), yakni bidang edar orbit bumi dalam mengelilingi matahari.
Peristiwa seperti pada hari ini dikenal dengan istilah gerhana. Tepatnya Gerhana Matahari Cincin, dan Gerhana Matahari Total yang oleh para astronom disebut dengan Gerhana Matahari Hybrid, hanya saja lintasan Gerhana Matahari hybrid ini melewati sebagian besar wilayah NKRI dan tidak melewati Indonesia secara keseluruhan. Menurut pengamatan dalam Ilmu Falak atau Astronomi, sebagian wilayah Indonesia mengalami Gerhana Matahari Sebagian.
Islam mengajarkan bahwa Gerhana Matahari dan Gerhana Bulan adalah peristiwa astronomi yang merupakan tanda-tanda kebesaran Allah. Tidak berkaitan dengan nasib baik apalagi nasib buruk seseorang atau suatu negara.
Dulu sebagian sahabat yang menyangka bahwa gerhana matahari yang saat itu terjadi akibat wafatnya Ibrahim putra Rasulullah shalallahu alaihi wasallam.
Hal ini dibantah langsung oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala seperti firman-Nya :
وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
Artinya: “Sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya ialah malam, siang, matahari, dan bulan. Jangan kalian bersujud pada matahari dan jangan (pula) pada bulan, tetapi bersujudlah kalian kepada Allah yang menciptakan semua itu, jika kamu hanya menyembah-Nya”. (QS Fushilat [41]: 37).
Peristiwa gerhana matahari di masa Rasulullah saw ini diberitakan dalam banyak riwayat hadits, salah satunya hadits yang diriwayatkan dari al-Mugirah bin Syu’bah :
كَسَفَتِ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ مَاتَ إِبْرَاهِيْمُ فَقَالَ النَّاسُ كَسَفَتِ الشَّمْسُ لِمَوْتِ إِبْرَاهِيْمَ فَقَالَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إنَّ الشَّمْسَ وَ الْقَمَرَ لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمْ فَصَلُّوْا وَادْعُوا اللهَ (رواه البخاري)
Artinya: “Terjadi gerhana matahari di masa Rasulullah saw pada hari meninggalnya Ibrahim. Beberapa orang berkata: gerhana matahari itu terjadi karena kematian Ibrahim. Maka Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya matahari dan bulan tidak gerhana karena mati dan hidupnya seseorang. Jika kamu mengetahui (gerhana itu), maka tunaikanlah salat dan berdoalah kepada Allah.” (riwayat al-Bukhari).
Dalam riwayat lain dijelaskan :
عَائِشَةَ أنها قالت خَسَفَتْ الشَّمْسُ في عَهْدِ رسول اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَصَلَّى رسول اللَّهِ صلى الله عليه وسلم بِالنَّاسِ فَقَامَ فَأَطَالَ الْقِيَامَ ثُمَّ رَكَعَ فَأَطَالَ الرُّكُوعَ ثُمَّ قام فَأَطَالَ الْقِيَامَ وهو دُونَ الْقِيَامِ اْلأَوَّلِ ثُمَّ رَكَعَ فَأَطَالَ الرُّكُوعَ وهو دُونَ الرُّكُوعِ اْلأَوَّلِ ثُمَّ سَجَدَ فَأَطَالَ السُّجُودَ ثُمَّ فَعَلَ في الرَّكْعَةِ الثَّانِيَةِ مِثْلَ ما فَعَلَ في اْلأُولَى ثُمَّ انْصَرَفَ وقد انْجَلَتْ الشَّمْسُ فَخَطَبَ الناس فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عليه ثُمَّ قال إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ من آيَاتِ اللَّهِ لاَ ينخسفان لِمَوْتِ أَحَدٍ ولا لِحَيَاتِهِ فإذا رَأَيْتُمْ ذلك فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا … … … [رواه البخاري ، واللفظ له ، ومسلم ومالك] .
Artinya: “Dari Aisyah (diriwayatkan) bahwa ia berkata: Pernah terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah saw. Lalu beliau salat bersama orang banyak. Beliau berdiri dan melamakan berdirinya kemudian rukuk dan melamakan rukuknya, kemudian berdiri lagi dan melamakan berdirinya, tetapi tidak selama berdiri yang pertama. Kemudian beliau rukuk dan melamakan rukuknya, tetapi tidak selama rukuk yang pertama, kemudian sujud dan melamakan sujudnya. Kemudian pada rakaat kedua beliau melakukan seperti yang dilakukan pada rakaat pertama. Kemudian beliau menyudahi salatnya sementara matahari pun terang kembali. Kemudian beliau berkhutbah kepada jamaah dengan mengucapkan tahmid dan memuji Allah, serta berkata: Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua dari tanda-tanda kebesaran Allah. Keduanya tidak gerhana karena mati atau hidupnya seseorang. Apabila kamu melihat hal itu, maka berdoalah kepada Allah, bertakbir, salat dan bersedekahlah… … ..”. [al-Bukhari, lafal ini adalah lafalnya, juga Muslim dan Malik].
Sejumlah peristiwa Gerhana Matahari telah terjadi di Indonesia, baik Gerhana Matahari Total, Gerhana Matahari Sebagian, Gerhana Matahari Cincin, gerhana matahari hybrid, Gerhana Bulan Total, maupun Gerhana Bulan Sebagian. Peristiwa gerhana tersebut harus disikapi secara ilmiah dan dituntunkan untuk berzikir melalui salat gerhana.
معاشر المسلمين رحمكم الله
Malam dan siang adalah dua di antara sekian banyak tanda-tanda kekuasaan Allah ta’ala yang bertebaran di alam semesta ini
وَآيَةٌ لَّهُمُ اللَّيْلُ نَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَإِذَا هُم مُّظْلِمُونَ (37) وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ۚ ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ (38) وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّىٰ عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ (39) لَا الشَّمْسُ يَنبَغِي لَهَا أَن تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ ۚ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ (40) [سورة يس، 36: 37-40]
Artinya: “Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan“(37).
“dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui” (38)
“Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua“(39)
“Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya” (40).
Begitu juga masa pandemi Covid-19 ini merupakan tanda kebesaran Allah Subhanahu wa Ta’ala. Virus Corona mengajarkan kita untuk senantiasa menjaga kebersihan, menjaga lingkungan dan kepedulian kita pada sesama.
Akhirnya, sebagai penutup khutbah ini, marilah bersama-sama kita panjatkan doa ke hadirat Allah swt dengan ikhlas dan sepenuh perasaan hati. Mudah-mudahan dengan kebersamaan kita dalam berdoa ini Allah akan mengabulkannya.
أَلْحَمْدُ للهِ حَمْدًا يُّوَافِى نِعَمَهُ وَيُكَافِى مَزِيْدَهُ. يَارَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَمْبَغِىْ لِجَلاَلِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ. رَبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِياً يُّنَادِى لِلْإِيْمَانِ أَنْ آمِنُوْا بِرَبِّكُمْ فَآمَنَّا. رَبَّنَا فَغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا شَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ. رَبَّنَا لَاتُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْهَدَيْتَنَا وَهَبْ لَناَ مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
. رَبَّناَ إِنَّكَ جَامِعُ النَّاسِ لِيُوْمٍ لَّا رَيْبَ فِيْهِ إِنَّكَ لَاتُخْلِفُ الْمِيْعَاد. رَبَّنَا لَاتُؤَاخِذْنَا اِنْ نَّسِيْنَا أَوْ أَخْطَأنَا. رَبَّنَاوَلَاتَحْمِلْ عَلَيْنَا اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا. رَبَّنَاوَلَاتُحَمِّلْنَا مَالَاطَاقَةَ لَناَ بِهِ
. وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْلَناَ وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ. رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صَلَاتَنَا وَصِيَامَنَا وَجَمِيْعَ عِبَادَاتِنَا بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ اْلعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُللهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ.
وَالسَّلِامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
*penulis adalah anggota Komisi Dakwah MUI Pusat dan anggota Bidang Dakwah PB MA serta dosen di Banten
5
Red: admin
Editor: iman
970