Oleh: Ir. H. Bambang Pranggono, MBA, IAI*
PERCIKANIMANIMAN.ID – – Salah satu hal yang membedakan antara hidup dan mati adalah perkara ruh. Orang yang masih hidup karena dianggap masih ada atau mempunyai ruh dalam tubuhnya atau jasadnya. Sementara yang telah meninggal karena dalam jasadnya sudah tidak ada ruh lagi.
Ruh adalah rahasia Allah SWT. Dalam Al Quran, Allah Swt berfirman,
اللَّهُ يَتَوَفَّى الْأَنْفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا ۖ فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَىٰ عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْأُخْرَىٰ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.” (Q.S. Az-Zumar [39]: 42)
Fenomena orang tidur dan orang mati telah menarik perhatian Dr. Arther J. Alison, Ketua Departemen Electrical and Electronic, di British University. Penelitianyang dilakukan dengan dengan alat-alat elektronik selama 6 tahun ini, menangkap adanya sesuatu yang keluar dari tubuh manusia ketika tidur, dan masuk kembali ketika terbagun.
Namun bagi orang mati, sesuatu itu tidak kembali. Selaku pimpinan lembaga studi para psikolog dan spiritualitas Inggirs, dia juga mempelajari berbagai agama dan filsafat. Ketika mempersiapkan makalah untuk sebuah konferensi di Kairo, dia tertegun menemukan terjemahan ayat Al Quran surat Az-Zumar di atas, yang menyebutkan fenomena persis dengan hasil percobaannya di laboratorium.
Bagaimana mungkin Muhammad tahu tentang hal itu padahal dia tidak mempunyai laboratorium? Keheranannya lantas dibahas dalam diskusi bersama para ahli di Mesir yang menyimpulkan bahwa Islam terbukti sejalan dengan sains modern.
Konferensi internasional ini memutuskan untuk merancang riset tentang para psikolog berdasarkan petunjuk Al Quran. Dr. Arther J. Alison pada saat itu mengucapkan dua kalimat syahadat dan mengganti namanya menjadi Abdullah Alison.
Subhanallah! Ironisnya, ketika ilmuwan Barat meneliti ruh dan masuk Islam, ilmuwan Muslim masih jarang yang tertarik meneliti tentang ruh, seluk beluk ruh jadi dimonolopi oleh dukun dan paranormal yang semakin ngawur tanpa ilmu.
Umat masih tersesat dalam tahayul dan mistik penampakan arwah gentayangan. Barangkali para ilmuwan Muslim takut terhadap ayat Al Quran surat Al Isra ayat 85,
(85). وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ ۖ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا
“Mereka bertanya kepadamu tentang ruh, katakan ruh adalah urusan Tuhan.”
Ayat ini diartikan, karena ruh urusan Tuhan, dilarang menelitinya. Mereka keliru memaknainya, sebab ayat ini ditutup degan kalimat wama utitum minal ‘ilmi illa qolila, bahwa ilmu tentang ruh tetap diberikan oleh Allah walaupun sedikit. Tetapi ingat, sedikit menurut ukuran Allah itu tentu luas sekali bagi manusia.
Dalam tafsirnya Ma’alimut Tanzil, Al Baghawi, ketika membahas ayat di atas menuliskan bahwa Nabi Muhammad saw. mengerti tentang ruh, tetapi tidak menggambarkannya kepada orang lain atau keburu wafat.
Sebenarnya, para ulama klasik sudah berinisiatif mengungkap tentang ruh, walaupun ada yang terpengaruh oleh kisah-kisah Israiliyat maupun kepercayaan Yunani. Imam Ibnul Qayyim Al Jauziyah di abad ke 8 H menulis kitab Ar-Ruh, berdasarkan dalil-dalil Al Quran, sunah, dan pendapat para ulama.
Di dalam buku itu, dikupas panjang lebar 21 masalah ruh. Misalnya, tentang ruh orang mati bisa mendengar salam. Bisa bercakap-cakap sesama ruh, bisa mengunjungi kediaman keluarganya, ruh orang mati bisa berjumpa dengan ruh orang hidup, dan selanjutnya.
Al Khozin dalam tafsirnya Lubabut Ta’wil fi Ma’anit Tanzil menyebutkan tentang ruh, misalnya menurut Ibnu Abbas ruh adalah Jibril. Menurut Ali bin Abi Thalib r.a. ruh adalah malaikat yang punya 70.000 wajah. Di setiap wajah ada 70.000 lidah dan di setiap lidah bertasbih untuk Allah dengan 70.000 bahasa, sampai hari kiamat.
Jalaluddin As-Sayuti dalam Tafsir As-Surrul Mantsur, mencantumkan kata-kata Salman r.a. bahwa manusia adalah 1/9 jin, jin adalah 1/9 malaikat, malaikat adalah 1/9 ruh, dan ruh adalah 1/9 karobiyyun.
Imam Al Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin mengatakan bahwa ruh melekat dalam sekujur tubuh manusia, sehingga ketika dicabut oleh malaikat maut, dia ditarik dari setiap urat, dari setiap saraf, dari setiap pangkal rambut dan kulit, dari telapak kaki sampai kepala. Fazlur Rahman dalam bukunya Major Themes of The Quran menolak dualisme ruh dan tubuh.
Beragam penjelasan tentang ruh tadi sebenarnya menjadi tantangan ilmuwan Muslim untuk mengujinya dengan penelitian ilmiah, dengan tujuan membuktikan kebenaran Islam kepada dunia.
Kalau proses inseminasi sperma dan ovum ternyata sudah berhasil diamati, tentunya proses ditiupkannya ruh pada 120 hari kandungan nantinya akan bisa pula diamati. Kalau proses kematian klinis sudah bisa diamati dengan cermat, tentunya proses sakaratul maut dan lepasnya ruh akan bisa diamati juga kelak.
Penelitian tentang ruh tidak melanggar akidah dan tidak tabu dijadikan objek ilmiah. Justru harus dilakukan untuk merespons ‘rangsangan’ dari Al Quran. Ilmuwan Muslim modern tinggal melanjutkan penelitian dengan instrumen mutakhir di bawah petunjuk Al Quran untuk menyingkap misteri ruh, untuk memuliakan Islam di tengah kepercayaan-kepecayaan lainnya yang carut marut. Wallahu a’lam. [ ]
*Penulis adalah pendidik,pegiat dakwah dan penulis buku
5
Red: admin
Editor: admin
Ilustrasi foto: pixabay
923