PERCIKANIMAN.ID – – Di masa Rasulullah, secara umum ada 2 fungsi masjid yaitu fungsi ilahiyah dan insaniyah. Pertama, Fungsi Ilahiyah, yaitu mengikat hubungan dengan Allah (hablun minallah). Masjid dibangun tujuannya untuk dzikir kepada Allah (dzikrullah), shalat dan membaca Al-Qur‟an.
Hal tersebut, sebagaimana pernah dikatakan oleh Nabi shallallahu „alaihi wa sallam kepada seorang a‟rabi (badui) yang kencing di salah satu sudut masjid, setelah orang tersebut selesai dari kencingnya Nabi shallallahu „alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhya masjid-masjid ini tidak pantas digunakan untuk tempat kencing dan berak, tetapi ia (dibangun) untuk dzikrullah, shalat dan membaca Al-Qur‟an.” (HR Muslim).
Terkait shalat berjama‟ah, khususnya shalat fardhu berjama‟ah di dalam masjid memiliki keutamaan yang besar, diantaranya Nabi shallallahu „alaihi wa sallam bersabda
Artinya: “Barangsiapa berwudhu untuk shalat, lalu dia menyempurnakan wudhunya, kemudian berjalan menuju shalat fardhu, lalu dia shalat bersama manusia yakni bersama jama‟ah di masjid, niscaya Allah ampuni dosa-dosanya.” (HR. Muslim).
Keutamaan shalat berjama‟ah adalah pahalanya berlipat ganda, dua puluh lima atau dua puluh tujuh kali, dibandingkan dengan shalat sendirian, sebagaimana Nabi shallallahu „alaihi wa sallam, bersabda:
“Shalat berjama‟ah itu lebih baik 27 kali lipat dari pada shalat sendirian” (HR. Al Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar, radhiyallahu ‟anhuma)
Dalam riwayat al-Bukhari dari Abu Sa‟id al-Khudri-radhiyallahu ‟anhuma[1]disebutkan pahalanya 25 kali lipat ( Dari Abu Hurairah RA, Nabi shallallahu „alaihi wa sallam bersabda:
Artinya: “Ada tujuh golongan yang akan Allah naungi mereka pada hari tiada naungan selain naungan Allah yaitu: … -diantaranya-: “… dan seorang yang terikat (hatinya) dengan masjid ketika ia keluar hingga ia kembali ke masjid …” (HR. Al-Bukhari dan Muslim
Kedua, Fungsi Insaniyah, yaitu mengikat hubungan dengan sesama manusia (hablun minan nas) di antaranya sebagai berikut:
- Masjid sebagai tempat belajar Al Quran
Dari Abu Hurairah RA. Nabi shallallahu „alaihi wa sallam bersabda
( Artinya: ” … dan tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah (masjid), untuk membaca Kitabullah (al-Qur‟an) dan mempelajarinya di antara mereka melainkan akan turun ketentraman kepada mereka, rahmat akan menyelimuti mereka, para malaikat menaungi mereka dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di hadapan para malaikat di sisi-Nya … ” (HR. Muslim
- Masjid Sebagai Tempat Diskusi
- Masjid Sebagai Tempat Membangun Ekonomi
5
Red: admin
Editor: iman
971