Agar Mempunyai Kelapangan Hati

0
1105

Tafsir Surat. Asy-Syarh [94] ayat 1

Oleh: Dr. Aam Amiruddin.M.Si*

PERCIKANIMAN.ID – – mempunyai kelapangan hati adalah salah satu karunia yang besar yang Allah Swt berikan kepada hamba-Nya yang beriman. Dalam Al Quran, Allah Swt berfirman,

(1). أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ

[Alam nasyrah laka shadrak.]

“Bukankah Kami telah melapangkan hatimu?” ( QS. Asy-Syarh [94]: 1)

Frasa melapangkan hati atau melapangkan dada dalam bahasa Arab  biasanya digunakan untuk menggambarkan kelapangan dan kekuatan  jiwa dalam berbuat atau berbicara.

Oleh karena itu, frasa melapangkan hati pernah dipakai oleh Nabi  Musa a.s. saat akan menghadapi Fir’aun dalam bentuk doa,

Rabbishrahlii  shadri wa yassirlii amrii wahlul ‘uqdatan min lisaani yafqahuu qauli (Ya Tuhanku,  lapangkanlah hatiku, mudahkanlah urusanku, dan lepaskanlah kekakuan lidahku,  agar mereka mengerti perkataanku).” (Q.S. Ţā Hā [20]: 25-27).

Ini mengandung makna bahwa Nabi Musa a.s. mohon diberiSurat Asy-Syarĥ 161  kelapangan dan kekuatan jiwa saat menghadapi Fir’aun yang begitu zalim  dan sangat besar kekuasaannya.

Berdasarkan hal ini, bisa kita tafsirkan bahwa ayat ini berbicara tentang  lapangnya dada. Dalam arti bahwa Allah Swt. telah memberikan kekuatan  kepada Nabi Muhammad Saw. untuk menemukan kebenaran, kearifan,  dan kelapangan hati untuk memaafkan kesalahan orang yang berbuat  zalim kepadanya, serta kekuatan dalam menghadapi gangguan-gangguan  orang lain.

Abdullah bin Mas‘ud pernah bertanya kepada Nabi Muhammad Saw.,  “Ya Rasulullah, apakah dada bisa menjadi lapang?” Beliau menjawab, “Ya,  dengan masuknya cahaya ke dalam hati!” Dia bertanya lagi, “Apakah untuk itu  ada tandanya?” Rasulullah Saw. menjawab, “Tanda-tanda masuknya cahaya  tersebut ke dalam hati seseorang tercermin dalam sikapnya yang menjauhkan diri dari  kehidupan dunia yang memperdaya serta cenderung menjadikan tumpuan aktivitas  pada kehidupan yang abadi dan mempersiapkan diri untuk maut.”

Tanda kelapangan hati dalam keterangan ini bukan berarti  meninggalkan dunia secara total. Dalam surah Al-Qaśaś [28]: 77,  Allah Swt. dengan tegas memerintahkan agar kita mencari dunia dan  menggunakannya sebagai sarana untuk menggapai kebahagiaan akhirat.

Orang yang memiliki kelapangan dada adalah mereka yang menggunakan  dunia hanya sebatas genggamannya, tidak diperbudak dunia. Dunia  dijadikan sarana untuk berbekal demi kehidupan yang abadi di kampung  akhirat.

Jadi, yang dimaksud dengan melapangkan hati dalam ayat ini adalah  bahwa Allah Swt. telah membukakan hati Nabi Muhammad Saw. untuk menerima cahaya Ilahi. Sehingga, beliau memiliki kearifan, mempunyai kelapangan hati untuk menghadapi berbagai kesulitan serta memahami  hakikat hidup.

Ini merupakan modal yang sangat penting dalam mengarungi kehidupan. Siapa pun yang memiliki hal ini tentu akan merasakan  keberuntungan dalam kehidupan dunia dan akhirat. Wallahu’alam . [ ]

 

*dikutip dari buku “ Tafsir Al Hikmah, Tafsir Kontemporer Juz ‘Amma “ karya Dr. Aam Amiruddin, M.Si

5

Red: admin

Editor: iman

960