PERCIKANIMAN.ID – – Assalamu’alaykum. Pak Aam, mohon maaf dan ijin bertanya. Saya baru sebulan tinggal ditempat baru dengan orangtua istri. Selain menemani orangtua istri juga di kampung ini saya ada misi dakwah. Terus terang di kampung ini pemahaman agamanya masih minim. Hanya disini ada kebiasaan setelah shalat berjamaah dilakukan dzikir, wirid dan doa bersama. Beberapa kali saya diminta untuk memimpin atau jadi imam shalat dan dilanjut memimpin dzikir dan doa bersama. Saya sendiri selama ini tidak pernah melakukannnya. Bagaimana cara zikir atau wirid ba’da shalat wajib sesuai yang dicontohkan Rasulullah Saw.? Apakah setelah salat wajib Rasulullah memimpin doa secara berjamaah? Bagaimana harusnya saya bersikap? Mohon nasihat dan penjelasannya. Terima kasih. ( Din via email)
Wa’alaykumsalam ww. Bapak ibu dan sahabat-sahabat yang dirahmati Allah. Sebenarnya permasalahan dan pembahasan terkait dzikir atau wirid dan doa bersama khususnya setelah selesai shalat berjamaah sudah kita bahas, baik lewat online atau offline dulu.
Tetapi tidak ada salahnya coba kita bahas kembali secara ringkas atau sekilas. Mudah-mudahan yang belum paham menjadi tahu dan yang sudah membaca atau mengikuti pembahasannya menjadi semakin paham lagi.
Pertama, secara pribadi saya sangat mengapreasi usaha dakwah Anda, yang mau berdakwah di kampung bahkan mungkin di pelosok. Tentu yang Anda lakukan sangat mulia dan patut ditiru oleh kaum muslimin khususnya anak-anak muda agar mau berdakwah di kampung.
Selanjutnya terkait dengan aktivitas setelah shalat baik dzikir, wirid atau pun doa yang dilakukan Rasulullah Saw. Kita bisa baca keterangan sebagai berikut.
Beliau membaca Istighfar (Astaghfirullahal‘azhim) sebanyak tiga kali, kemudian membaca “Allahumma antas-salam waminkas salam tabarakta dzaljalali wal ikram.” (H.R. Muslim dari Tsaban r.a.). Lalu membaca: Tasbih, “Subhanallah” 33 kali, Tahmid, “Alhamdulillah” 33 kali, dan Takbir “Allahu Akbar” 33 kali. Diteruskan dengan membaca: “Laa ilaha illallahu wahdahu laa syarikalahu lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘ala kulli syai-in qodir.” (Tidak ada Tuhan kecuali Allah yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya kerajaan ini dan bagi-Nya pula segala puji. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu).
Hal ini merujuk pada hadis berikut. Abu Hurairah r.a. menerangkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, ”Siapa yang tasbih tiga puluh tiga kali, tahmid tiga puluh tiga kali, takbir tiga puluh tiga kali, jadi jumlahnya sembilan puluh sembilan kali, kemudian digenapkan menjadi seratus kali dengan membaca “laa ilaaha illallahu wahdahu laa syarikalahu lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘ala kulli syain qodir”, maka diampuni Allah segala kesalahannya walaupun sebanyak buih di lautan.” (H.R. Muslim).
Setelah itu, silakan berdoa (secara individual) sesuai dengan keinginan dan harapan masing-masing, dengan suara lembut, penuh kerendahan hati (khusu’), dan husnuzhan (berbaik sangka) bahwa Allah akan mengabulkan.
(205). وَاذْكُرْ رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ وَلَا تَكُنْ مِنَ الْغَافِلِينَ
“Dan sebutlah nama Tuhan dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut dan dengan tidak mengeraskan suara di waktu pagi dan petang dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” (Q.S. Al-’Araf [7]: 205).
Kemudian dalam hadits juga dijelaskan “Sesungguhnya Allah ‘azza wajalla berfirman, ’Aku akan mengikuti persangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Dan Aku selalu menyertainya apabila ia berdoa kepada-Ku.’” (H.R. Bukhari dan Muslim).
“Wahai manusia, jika kamu memohon kepada Allah swt., maka mohonlah langsung ke hadirat-Nya dengan keyakinan bahwa doamu akan dikabulkan, karena Allah tidak akan mengabulkan doa yang keluar dari hati yang pesimisi.” (H.R. Ahmad).
Bertola dari analisis di atas jelaslah bahwa tidak ada satu pun dalil sahih yang menjelaskan bahwa Rasulullah Saw. memimpin doa setelah shalat wajib. Bagi para pembaca yang pernah shalat di Masjidil Haram di kota Mekah atau Masjid Nabawi di Madinah tentu akan tahu, bahwa para imam di sana tidak ada satu pun yang memimpin doa setelah shalat wajib.
Kesimpulannya, tidak satu pun dalil sahih yang menjelaskan bahwa Rasulullah Saw memimpin doa setelah shalat wajib. Doa dan zikir diserahkan pada individu masing-masing alias tidak dipimpin.
Namun demikian tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada yang melakukannya dzikir,wirid dan doa bersama usai shalat berjamaah, tentu kita hargai dan hormati. Anda menanyakan tentang contoh Rasul maka demikian jawabannya.
Lalu bagaimana sikap Anda? Hemat saya karena Anda orang baru tentu harus bijak menjelaskannya. Kalau Anda mampun silakan jelaskan dan beri pemahaman dengan pelan-pelan tanpa harus memvonis salah. Berdakwahlah dengan bijak dan sesuaikan dengan kondisi jamaah yang bisa jadi pemahamannya masih terbatas.
Hargai dan hormati mereka yang masih mau berdzikir, berwirid dan berdoa selesai shalat. Yang Anda perlukan adalah menerangkan dan memberi penjelasan secara lamah lembut dan bijak. Jangan langsung memvonis salah atau bid’ah yang bisa jadi menimbulkan ketidaknyamanan atau bahkan permusuhan, coba terangkan atau menjelaskan terlebih dahulu. Mengajari dan memberi pemahaman yang benar tentu lebih utama daripada sekedar menyalahkan.
Pandai-pandailah dalam membina dan merawat jamaah atau masyarakat serta bijaklah dalam berdakwah. Sampaikan dengan penuh hikmah dan akhlak yang mulia serta perkataan yang bijak. Dalam Al Quran, Allah Swt telah memberikan petunjuk-Nya,
(125). ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” ( QS. An Nahl [16]: 125)
Jangan lupa tingkatkan kesabaran dan berdoa, sebab Allah tidak semata melihat hasilnya tetapi sejauh mana usaha dan ikhtiar dakwa yang Anda lakukan. Bagi bapak ibu dan sahabat-sahabat sekalian yang ingin mendapatkan penjelasan lebih langkap terkait dengan shalat, dzikir, wirid dan doa silakan baca buku-buku saya. Insya Allah dibahas dan dijelaskan dengan dalil atau dasar yang shahih. Demikian penjelasannya semoga bermanfaat. Wallahu A’lam bishshawab. [ ]
5
Red: admin
Editor: iman
960
Sampaikan pertanyaan Anda melalui WA: 081281818177 atau alamat email: [email protected] atau inbox melalui Fans Page Facebook Ustadz Aam Amiruddin di link berikut ini : https://www.facebook.com/UstadzAam/ .