PERCIKANIMAN.ID – – Aliansi Masyarakat Pengawal Fatwa (AMPF) ulama Aceh meminta Pemerintah Kota (Pemko) Banda Aceh tidak menyepelekan persoalan game judi online yang marak dan meresahkan masyarakat saat ini.
“Kami berharap Pemko Banda Aceh yang menjadi ibu kota Provinsi Aceh dan selalu menjadi sorotan penegakan syariat Islam jangan menganggap sepele masalah game judi online ini,” kata Juru Bicara AMPF Teuku Farhan, dilansir dari ihram.co.id, Sabtu (7/12/2020)
Ia menyayangkan lemahnya respon Pemko Banda Aceh terhadap maraknya perjudian online dan game player unknown’s battle grounds (PUBG) serta permainan sejenis lainnya.
“Padahal, kedua penyakit masyarakat itu sudah dikaji dan difatwakan haram oleh Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh pada 2016 dan 2019,” ujarnya.
Menurutnya, Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman memang sudah mengeluarkan surat imbauan agar warung kopi dan penyedia layanan internet lainnya memblokir situs-situs terkait judi online.
Namun, Farhan menilai jika hanya sekedar mengeluarkan surat edaran seperti itu pemerintah sebagai pemegang otoritas di daerahnya seakan-akan lepas tangan, menganggap sepele dan kurang bertanggungjawab melindungi warganya dari virus judi online.
“Surat edaran itu juga tidak mencantumkan isi fatwa haram MPU Aceh tentang judi online dan game PUBG sejenisnya sehingga terkesan Pemko Banda Aceh tidak menghargai peran ulama,” katanya.
Farhan mencontohkan, seperti yang dilakukan aparat gabungan Satpol PP/Wilayatuh Hisbah (WH) Kota Langsa beberapa hari lalu, dimana petugas langsung turun dan menangkap pelaku judi online higgs domino.
“Kami sangat mengapresiasi langkah tegas yang ditempuh oleh pemerintah Kota Langsa, semua daerah bisa mengikutinya sehingga memberikan efek jera kepada pelaku perjudian, di Kota Banda Aceh sampai hari ini tidak ada pelaku judi online yang diamankan,” demikian ujar Farhan.
Untuk diketahui, MPU Aceh telah mengeluarkan dua fatwa tentang permainan online yakni fatwa Nomor 1 Tahun 2016 yang menyebutkan bawah judi online adalah permainan yang memasang taruhan uang atau bentuk lain, melalui media internet atau media sosial hukumnya adalah haram.
Kemudian, fatwa MPU Aceh Nomor 3 Tahun 2019 tentang game PUBG (player unknown’s battle grounds) permainan sejenis lainnya adalah haram.
Sementara itu di kutip dari republika.co.id, Jumat (27/11/2020) , bahwa selama pandemi jumlah peminat game online kian bertambah di Indonesia. Pasalnya, bermain game lewat gadget menjadi alternatif pilihan saat harus karantina.
Product Business Manager PT Reksa Transaksi Sukses Makmur, Tommy Renato mengatakan, jumlah gamers di Indonesia pada 2020 ini diprediksi bisa mencapai 100 juta orang. Jumlah itu menjadikan Indonesia dengan gamers terbanyak nomor satu se-Asia Tenggara.
“Dan jumlah itu nomor enam se-Asia. Dari e-sport bahkan bisa menghasilkan Rp 13,8 triliun. Ada tiga alasan e-sport populer sekarang di Indonesia,” ungkap Tommy dalam sebuah konferensi pers virtual beberapa waktu lalu.
Alasan pertama, banyak game beralih ke mobile device karena dulu semua game di PC. Kedua, e-sport punya kesuksesan yang bisa membanggakan di dunia, dan diikuti banyaknya exposure, misalnya ada di iklan, YouTube, banyak anak-anak lihat jadi ini bisa menghasilkan sehingga membuka peluang baru.
Ketiga, e-sport membuat tumbuhnya profesi baru seperti gaming content creator, game caster, game developing. Contohnyan Jess No Limit yang kini punya subscriber terbanyak se-Asia Tenggara.
Dari semua games itu, Free Fire adalah yang paling banyak diminati. Permainan ini menguasai lebih 70 persen dari keseluruhan transaksi voucher games online.
“Free Fire game nomor satu, mencapai 100 juta user per hari di seluruh dunia (data September 2020). Sementara di Indonesia, ada 514 ribu tim ikut turnamen Free Fire Master League pada awal 2020,” kata Tommy.
Melalui fitur PPOB voucher online games ini, Mitra OttoPay bisa menawarkan voucher untuk Free Fire, Mobile Legend, Ragnarok, AOV, Speed Drifters, dan Battle Grounds. Salah satu pemilik counter pulsa di Cirebon, Novi mengatakan omsetnya meningkat selama pandemi.
“Waktu main game selama pandemi meningkat 50-75 persen. Dulu biasanya jualan pulsa, tapi karena pandemi ada pergeseran permintaan. Bukan hanya cari pulsa atau paket, tapi juga voucher game. Dan sekarang ternyata menghasilkan omset penjualan yang sangat luar biasa,” kata Novi. [ ]
5
Red: admin
Editor: iman
907