Kontrasepsi Dalam Pandangan Islam

0
445

Kekuatan arti niat dalam ber-KB

Niat kita hanya diketahui oleh Allah swt., oleh karena itu pembuktian niat yang paling sempurna adalah pada saat “pengadilan yang terakhir”. Demikian pula halnya dengan ber-KB. Kalau kita ber-KB karena ingin anak sedikit/malas repot (seperti kebanyakan orang Barat), atau takut kulit rusak, atau takut vagina kendor dan terganggu seksualnya, atau takut miskin, tentunya ber-KB menjadi tidak barokah karena unsurnya hanyalah egoisme bukan hablu minallah atau hablu minnanas. Akan tetapi tentunya berbeda kalau kita berupaya menjarangkan kehamilan itu karena ikhtiar untuk dapat mendidik anak dengan lebih sempurna atau karena kita takut lahir anak yang cacat bila usia kita sudah di atas 35 tahun.

Macam KB

  1. Metoda menghambat proses pertemuan sperma dengan sel telur:
    1. Metode penghalang: kondom (pada pria) dan diafragma (pada wanita), angka kegagalannya sangat tinggi (efektivitas rendah)
    2. Metode menghindarkan sperma dari kelamin wanita: Azl. Angka kegagalan tinggi karena faktor pengontrolan diri pria pada waktu ejakulasi sering tidak baik.
    3. Menutup sebagian jalan yang akan dilalui sperma waktu menuju sel telur: tubektomi (wanita, memotong sedikit bagian tuba/saluran telur kiri dan kanan), vasektomi (pria, memotong sedikit bagian vasa/saluran sperma kiri dan kanan). Sampai saat ini masih merupakan metode teraman, kegagalan paling kecil dengan efek samping paling minimal. Pembenaran beberapa ulama terhadap metode ini adalah, “Manusia tak diizinkan mengubah secara permanen ciptaan Allah (dalam hal ini tubuh manusia). Pada tubektomi dan vasektomi, saluran ini bisa direparasi/disambung kembali, jadi sifatnya tidak permanen. Juga fungsinya karena sebenarnya masih bisa punya anak walaupun telah disteril dengan menggunakan teknik extra tuba seperti bayi tabung/IVF dengan sperma suaminya sendiri.
    4. Jangan bersanggama pada masa subur: metode kalender/istibra berkala, kegagalan sangat tinggi karena kesuburan wanita sering tidak teratur.
  2. Metode hormonal, meniru dan mengganggu siklus hormonal wanita sehingga tidak terjadi kesuburan:
    1. Pil, kegagalan sangat rendah asal tak lupa minum.
    2. Suntikan, 1 bulan 1 kali, atau 2 bulan 1 kali, atau 3 bulan 1 kali. Dosisnya lebih tinggi, kerjanya lebih cepat, tetapi mengganggu menstruasi. Kegagalan rendah.
    3. Susuk 1 tahun sampai 5 tahun, dipasang secara operatip kecil di bawah kulit. Kegagalan kecil, kerugian: harus dikeluarkan alatnya bila habis waktu.
    4. Dipasang dalam rahim (AKDR: Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) yang menggunakan hormonal. Kegagalan rendah
  3. AKDR dengan logam (biasanya tembaga), kerjanya menimbulkan rangsangan sel darah putih dalam rahim (proses seperti infeksi tapi pada AKDR yang suci hama), sel darah putih ini akan memakan sel sperma yang lewat. Tembaga juga berfungsi menghambat proses nidasi dari janin. Kegagalan rendah dan terutama baik untuk mereka yang pelupa.

Kesimpulannya adalah bahwa kontrasepsi merupakan ikhtiar tholabul ilmi untuk dapat lebih mengatur dirinya sendiri, walaupun tetap terbatas karena hasil akhir di tangan Allah swt. Hendaknya ber-KB didasari dengan niat yang baik. Metode KB merupakan pengembangan ilmiah dari Azl, yang kemudian diketahui sangat rendah efektivitasnya. KB bisa menghindarkan banyak kematian reproduksi pada para muslimah di Indonesia, sehingga diharapkan munculnya generasi Islam yang lebih berkualitas karena kontak pendidikan ibu anak yang lebih lama. Semoga niat baik ini diterima sebagai amalan yang diperhitungkan kelak. Amin ya robbalal ‘amin. Wallahu’lam. [ ]

 

*Penulis adalah dokter spesialis kandungan, pegiat dakwah dan penulis buku.

 

Hanny Ronosulistyo

Editor: iman

Ilustrasi foto: pixabay

 

Bagi pembaca yang  punya hobi menulis dan ingin dimuat di www.percikaniman.id bisa mengirimkan tulisannya  ke email: [email protected] atau: [email protected]  . Jadilah pejuang dakwah melalui tulisan-tulisan yang inspiratif,motivatif dan edukatif serta penyebar amal saleh bagi banyak orang. Bergabunglah bersama ribuan pembaca dalam menebar kebaikan.