Saat Suami Istri Egois,  Ini Yang Harus Dilakukan

0
695

 

Oleh: Sasa Esa Agustiana*

 

PERCIKANIMAN.ID – – Seorang istri dan suami memiliki sifat egois. Hal ini kerap menjadi masalah ketika hal kecil saja dapat menyebabkan perselisihan. Tak jarang, suami menganggap suatu permasalahan sebagai hal kecil sementara istri menganggap sebaliknya.

 

Bagaimana caranya agar suami istri dapat menahan ego saya serta berlatih agar lebih sabar mengingat saya suka kesal berkepanjangan?. Sebab jika dibiarkan berkepanjangan dan suami istri tetap pada egonya masing-masing tentu dapat mengancam biduk rumah tangga dan bahkan mungkin bisa membuatnya karam sebelum sampai pelabuhan.

 

Mari kita sama-sama renungkan bersama firman-Nya berikut ini.

Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari setan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahankesalahannya.” (QS. Al-A’raaf [7]: 201)

 

Pada umumnya, kehidupan rumah tangga tidak lepas dari konflik. Kalau terjadinya konflik antara suami istri, seyogianya keduanya dapat meredam ego masing-masing agar permasalahan tidak bertambah besar.

 

Perlu diingat bahwa ketika suami istri marah dan kemudian berlindung kepada Allah dari godaan setan dengan memperbaiki kesalahan masing-masing, berlapang dada, saling meminta maaf, menyatukan pendapat, melakukan upaya perdamaian, serta menutup celah-celah tidak membiarkan terlibatnya pihak ketiga, mereka secara otomatis menyingkirkan setan dalam diri masingmasing.

 

Pada umumnya, ada beberapa sifat negatif lain selain egois yang sudah selayaknya ditekan atau dihilangkan demi menjaga keharmonisan hubungan suami-istri. Sifat-sifat tersebut adalah sebagai berikut.

  1. Terlalu sensitif.

Hal ini membuat kita mudah tersinggung, tidak bisa diajak bercanda. Terlalu sensitif membuat pasangan Anda menjauh.

  1. Terlalu vokal.

Setiap orang menyukai sifat yang cerdas dan mampu menyuarakan pendapatnya. Namun, jika kepercayaan diri ini sudah terlalu besar, dapat membuat ill feel karena ada unsure meremehkan.

  1. Terlalu cemburu.

Cemburu merupakan bumbu dalam suatu hubungan suami istri. Namun, rasa cemburu yang berlebihan justru akan menjadi bencana, yaitu dengan hadirnya rasa curiga, tidak nyaman, dan tidak bisa mempercayai pasangan.

  1. Terlalu materialistis.

Ketidaknyamanan terburuk yang dirasakan adalah bila pasangannya terlalu materialistis. Jika Anda ingin tampil cantik atau ganteng di depan umum dengan memboroskan uang di salon namun pelit dalam urusan pengeluaran rumah tangga, Anda tidak akan dilihat cantik atau ganteng oleh pasangan.

 

Pada saat menghadapi masalah sulit dalam berumah tangga, seperti ketika suami-istri sama-sama egois, ada baiknya keduanya kembali pada komitmen bersama. Dalam hal ini, perlu ditekankan dua poin penting yang mungkin terlupakan ketika kita menghadapi masalah rumah tangga. Kedua poin tersebut adalah,

 

Pertama, nikah merupakan amanah.

Suami yang shaleh adalah yang mampu menjaga amanah yang diberikan Allah Swt. kepadanya. Dan, istri adalah amanah yang diberikan kepada seorang laki-laki yang menjadi suaminya melalui perjanjian akad nikah. Adapun seorang istri, dia harus bisa taat kepada suami karena ketaatannya kepada Allah Swt. sebagaimana ayat berikut.

 

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (lakilaki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu, maka wanita yang shaleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)….” (Q.S. An Nisaa’ [ 4]: 34)

 

Kedua, saling menggembirakan pasangan karena Allah Swt.

Suami yang shaleh mampu memperlakukan istri dengan sifat-sifat terpuji. Dia harus mampu memperlakukan istrinya dengan sabar. Artinya, dia harus bisa bersabar menghadapi setiap kesalahan istrinya dan memperlakukannya dengan kelembutan dan penuh maaf saat istrinya dikuasai emosi dan kemarahan.

Demikian pula sebaliknya, istri yang shalehah adalah yang mampu memperlakukan suaminya dengan baik. Mengenai hal ini, mari kita perhatikan beberapa keterangan berikut.

Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang paling baik akhlaknya, dan sebaik-baik kamu adalah yang paling baik kepada istrimu.” (H.R. Tirmidzi No. 2537)

Sebaik-baik kalian adalah kalian yang terbaik terhadap istrinya. Dan aku (Rasulullah Saw.) adalah yang terbaik di antara kalian terhadap istriku.” (H.R. Ibnu Majah No. 1967)

Hendaklah kamu (suami) memberi makan istri apabila engkau makan, dan engkau beri pakaian kepadanya bila engkau berpakaian, dan jangan engkau pukul mukanya,dan jangan engkau jelekkan dia, dan jangan engkau jauhi melainkan di dalam rumah.” (H.R. Ahmad, Abu Daud,Nasa’i)

Istri paling baik adalah istri yang apabila engkau memandangnya menggembirakanmu, apabila engkau menyuruhnya dia pun menaati, dan apabila engkau pergi dia juga memelihara dirinya dan menjaga hartamu.” (H.R. Abu Daud)

 

BACA JUGA: Cara Menghadapi Suami Pelit dan Egois

 

Jadi, apabila suami emosi atau sang istri sedang emosi gara-gara keduanya sama-sama egois, hendaknya mereka berlindung dari godaan setan, mengambil air wudhu , dan melakukan shalat wajib atau sunah agar emosinya reda (cooling down).

 

Jika suami atau istri sedang emosi ketika tengah berdiri, hendaklah dia duduk agar hilang marahnya. Bila sedang duduk, maka berbaringlah. Yang paling utama, salah satu di antara mereka harus ada yang meminta maaf terlebih dahulu sebelum akhirnya yang lain mau memaafkan dengan ikhlas karena ingat kepada Allah Swt. Wallahu a’lam bishshawab. [ ]

 

*Penulis adalah ibu rumah tangga, pegiat dakwah dan penulis buku

sasa esa

5

Editor:iman

Ilustrasi foto: pixabay

876

Follow juga akun sosial media percikan iman di:

Instagram : @percikanimanonline

Fanspages : Percikan Iman Online

Youtube : Percikan Iman Online

Twitter: percikan_iman