PERCIKANIMAN.ID – – Orang tua pasti menghendaki tumbuh kembang anaknya optimal. Untuk mencapai hal tersebut tentunya perlu dipersiapkan sejak dini, misalnya kebutuhan dasar anak harus dipenuhi, yaitu ASUH: anak harus mendapat makanan yang bergizi, permukiman yang layak, pengobatan, dan lain-lain; ASIH: kasih sayang dan perhatian orang tua serta anggota keluarga lain akan menciptakan ikatan batin yang penting untuk tumbuh kembang anak; ASAH: anak memerlukan stimulasi (jasmani, mental, sosial) dini yang dikerjakan oleh keluarganya di rumah.
Jika merujuk pada yang dicontohkan Rasulullah saw., berikut beberapa panduan praktis dalam mendidik anak, yaitu :
- Tanamkan nilai-nilai ketauhidan, akhlak mulia kepada lingkungannya, dan pembiasaan pengabdian kepada Allah swt. sebagaimana pernah dilakukan Lukman saat mendidik anaknya. Perhatikan ayat berikut ini, “Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya di waktu ia memberikan pelajaran kepadanya, ‘Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah kezaliman yang besar.’ Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kedua orang ibu bapakmu. Hanya kepadaku kamu kembali. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan- Ku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, dan hanya kepada-Kulah engkau kembali, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (Lukman berkata), ‘Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasnya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui. Hai anakku dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang munkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan. Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanakanlah kamu dalam berjalan, dan lunakkanlah suaramu, sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (Q.S. Lukman 31: 13-19)
2. Latihlah anak-anak untuk melaksanakan ritual-ritual wajib, seperti shalat, shaum, dll. Berikut sejumlah hadis yang menguatkan hal ini. “Suruhlah Anak-anakmu shalat waktu berumur tujuh tahun, dan pisahkanlah tempat tidur mereka.” (H.R. Ahmad dan Abu Daud). “Apabila anak itu sudah bisa membedakan antara kanan dan kiri, maka hendaklah mereka disuruh mengerjakan shalat.” (H.R. Abu Daud)
3. Biasakan dipisahkan tempat tidurnya dari kamar ayah atau ibunya, tidak bebas memasuki kamar ayah ibunya, atau kamar tidur orang lain. Hal ini dimaksudkan untuk melatih tanggung jawab serta menghargai privasi orang lain. “Apabila anak-anakmu telah sampai umur (baligh) hendaklah mereka minta izin (untuk masuk ke dalam kamarmu) sebagaimana orang-orang lain minta izin. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu. Dan Allah Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana.” (Q.S. An-Nuur 24: 59).
BACA JUGA: Tahapan Mendidik Sesuai Periode Perkembangan Anak
4. Memberikan nafkah yang halal dan baik kepada anak. “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi …” (Q.S. Al Baqarah 2: 168)
5. Banyak berdoa kepada Allah swt. Di antara doa yang bisa kita baca adalah, Rabbij’alni muqiimash shalaati wa min dzurriyyatii rabbanaa wa taqabbal du’a rabbighfirlii wa liwaalidayya wa lilmukminiina yauma yaquumul hisaab. Artinya, “Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami perkenankanlah doaku. Ya Tuhan kami, berikanlah ampunan kepadaku dan kepada kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat).” (Q.S. Ibrahim 14: 41-42). Atau, Rabbi hablii minladunka dzurriyyatan thayyibatan innaka samii’ud du’a, yang artinya, “Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi-Mu anak yang saleh. Sungguh Engkau Maha Pendengar doa.” (Q.S. Ali Imran 3: 38)
Itu dia beberapa panduan dalam mengoptimalkan tumbuh kembang anak. Semoga kita dapat mendidik dan merawat anak-anak kita sesuai dengan tuntunan Rasulullah, sehingga menjadi anak yang berguna dan bermanfaat bagi bangsa dan agama. Wallahu’alam bishawab.
Disadur dari buku 101 Pertanyaan Tentang Kesehatan Anak: Tinjauan Kesehatan dan Kegamaan karya Dr. Aam Amiruddin, M.Si dan Dr. Eddy Fadlyana, Sp.A(K), M.Kes.
5
Red: riska
Editor: iman
Ilustrasi foto: pixabay
965
Follow juga akun sosial media percikan iman di:
Instagram : @percikanimanonline
Fanspages : Percikan Iman Online
Youtube : Percikan Iman Online