Anak Ingin Menikah Muda? Jangan Panik, Orangtua Muslim Bijak Lakukan Ini

0
309

PERCIKANIMAN.ID – – Menikah dan mempunyai keluarga keinginan fitrah manusiawi. Selain kebutuhan dasar sebagai pemenuhan bilogis yang halal, sebagai seorang muslim menikah juga sebagai salah satu bentuk ibadah kepada Allah Swt. Demikian  juga dengan keinginan buah hati kita yang ingin membangun rumah tangga yang hendak mengikuti jejak orangtuanya adanya keinginan yang wajar. Menikah dan mempunyai keluarga adalah salah satu untuk mendapatkan kebahagian dan ketenangan dalam hidup.

“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”. [QS. Ar-Ruum : 21]

Namun ketika anak belum dianggap cukup dewasa dan matang secara emosional maka sebagian orangtua melarang anaknya menikah diusia muda. Ketika angka perceraian meningkat khususnya pasangan muda, tentu sangat menakutkan bagi orangtua saat akan menikahkan anaknya. Apalagi jika anak ingin menikah diusia yang dianggap telalu muda. Emosi yang belum cukup matang membuat orangtua ragu melepas anaknya menikah.

Di beberapa Negara pemerintah mempunyai aturan tentang batasan usia dalam pernikahan baik calon suami maupun usia minimal calon istri. Sementara dalam Islam tidak ada batasan usia menimal untuk menikah secara mutlak yang tersirat baik dalam Al Quran maupun hadits. Namun dalam Islam menganjurkan untuk segera menikah, terkait larangan terlalu lama membujang oleh Rasulullah Muhammad Saw.

Hai para pemuda, barangsiapa diantara kamu yang sudah mampu menikah, maka nikahlah, karena sesungguhnya nikah itu lebih dapat menundukkan pandangan dan lebih dapat menjaga kemaluan. Dan barangsiapa yang belum mampu, maka hendaklah ia berpuasa, karena berpuasa itu baginya (menjadi) pengekang syahwat”.

Maka saat anak ingin menikah muda namun orangtua masih khawatir, ada saran bijak yang bisa dilakukan orangtua untuk anaknya seperti dilansir Soundvision, Kamis (2/2/2017)

  • Diskusi

Ketua Asosiasi Perkumpulan Muslim di Kanada, Shahina Siddiqui mengatakan, dalam kasus ini orangtua harus duduk dengan anak dan bicara terbuka mendiskusikan tentang suami atau istri seperti apa yang mereka cari. Bicara kepada anak tentang bagimana cara memilih pasangan yang baik menurut Islam. Diskusi dan membangun komunikasi adalah cara terbaik merumuskan masalah dan solusinya

  • Mengatur pertemuan

Siddiqui mengatakan, orangtua harus mengatur batas bagaimana dan kapan mereka akan bertemu calon pasangan. Terlalu sering anak bertemu calon pasangannya untuk kencan, maka itu sudah menyimpang. Jika anak sering kencan dan bersenang-senang, maka dipastikan itu tidak ada niat untuk menikah merancang masa depan. Ingat, dalam Islam tidak ada istilahnya pacaran. Pahamkan kepada anak bahwa berduaan dengan calon pasangan sangat tidak dianjurkan dalam agama bahkan bisa jatuh haram dan terlarang.

  • Menyelidiki secara menyeluruh

Salah satu alasan banyak terjadi perceraian adalah kurangnya menyelidiki secara tepat dari calon pasangan yang akan dinikahi. Untuk itu, orangtua memiliki tanggung jawab yang berat untuk mencari tahu sebanyak mungkin tentang individu yang mungkin akan menghabiskan sisa hidup mereka dengan putra atau putri Anda. Kenali keluarga dan kepribadiannya. Untuk itu diperlukan sikap terbuka dan jujur. Perbedaan kepribadian yang bisa disatukan dengan mengedepankan ego masing-masing hanya akan membuat rumah tangga menjadi sesak. Ingat, berumah tangga bukan untuk coba-coba dalam waktu tertentu. Jadikan membangun keluarga untuk selamanya dengan saling memahami dan menerima kekurangan serta kelebihan masing-masing.

  • Jadikan rumah tangga Rasul sebagai teladan

Mungkin anak juga belum sepenuhnya dapat memahami hakikat berumah tangga. Mereka juga belum menemukan contoh rumah tangga yang ideal untuk diterapkan. Biasanya anak akan meniru atau mengikuti rumah tangga yang dibangun orangtuanya, hal ini tentu tidaklah salah. Namun ada teladan dalam membangun rumah tangga yakni rumah tangga dan keluarga Rasulullah Saw. Ceritakan tentang keagungan keluarga beliau dengan kesederhanaannya. Jangan mencontoh kehidupan sinetron yang penuh dengan sandiwara dan tipu daya. [ ]

 

Red: admin

Editor: iman

Ilustrasi foto: pixabay