Anak Mulai Berbahasa Kasar ? Begini Mengatasinya.

0
360

Oleh: dr.Zulaehah Hidayati*

 

 

PERCIKANIMAN.ID – – Ketika nanda berbahasa kasar dan membuat Ayah Bunda marah, meninggalkannya adalah lebih baik dari pada kelepasan memarahi. Hindari terpancing untuk berdebat. Tentunya dengan hal ini saja nanda tidak akan bisa menghentikan perilaku buruk ini. Memberikan pemahaman, membuat kesepakatan tentang aturan bahasa dan konsekuensi pelanggarannya adalah langkah-langkah yang perlu dilakukan.

 

Berikut contoh-contoh situasi anak berbahasa kasar…

 

Anak-anak kita yang pintar akan berusaha mendebat kebijakan-kebijakan kita. Ketika mereka mulai mendebat, “Ibu itu bodoh. Pokoknya gak akan nurut kata Ibu”. Seorang ibu membalas kata-kata itu bukanlah tindakan bijak, justru akan memancing kata-kata bernada sama yang tentu akan membuat kita saling menyakiti dengan anak. Anak mendebat, bukan untuk dibalas, tapi untuk disikapi dengan bijak.

 

Baik Ayah Bunda, jika anak kita berbahasa kasar atau kotor maka lakukan beberapa langkah berikut:

 

  1. Kita harus menggunakan Pengasuhan anak yang benar. Pertama kita harus memahami Anak adalah anugerah, bahwa mereka lahir untuk belajar termasuk belajar berbahasa. Mereka akan menemukan berbagai bahasa, dan kita bertugas membimbing mereka untuk berbahasa baik. Langkah selanjutnya adalah kita harus laksanakan beberapa hal :

 

  1. Redam amarah terutama ketika anak berbahasa kasar karena justru akan membuat anak semakin melawan dan juga bisa menyakiti mereka. Tentunya kalau kita membimbing dengan memarahi, anak kita juga belajar untuk memarah-marahi orang lain. Selanjutnya untuk membuat anak paham tentang perlunya bahasa yang baik.

 

  1. Empati mendengarkan setiap hari. Untuk Ayah Bunda yang bekerja di luar kota silakan gunakan teknik ini untuk membentuk kedekatan dengan anak. Kedekatan yang terbentuk akan meningkatkan kepatuhan anak terhadap arahan kita. Pastikan bila Ayah Bunda pulang untuk melaksanakan langsung langkah E ini. Disarankan juga menggunakan teknologi telepon bila belum bisa melaksanakan E secara langsung.

 

  1. Berkomunikasi dengan orang-orang serumah yang berpengaruh pada anak.

 

  1. Berikan pemahaman tentang perlunya berbahasa baik dengan urutan langkah Empati mendengarkan, Notifikasi pembicaraan, kemudian Tanamkan energi positi. Laksanakan langkah E dulu sehingga anak nyaman kemudian N, sampaikan tentang adanya perbedaan kebiasaan yang mungkin ada, dan perlunya berbahasa baik agar dapat diterima dengan baik oleh orang sekitar kita dan diakhiri T, yaitu pujian anak sholeh, anak yang berbahasa baik, dan sebagainya.

 

  1. Tunjukkan perilaku berbahasa baik selalu di depan anak karena anak adalah peniru ulung.

 

  1. Tanamkan energi positif dengan memberikan predikat positif yang mendorong anak berbahasa baik, misalnya : Anak sholeh, anak sopan, dan sebagainya. Di sisi lain hilangkan semua predikat negatif antara lain anak nakal, anak bodoh, dan sebagainya.

 

  1. Istiqomah dalam menjalankan langkah-langkah di atas dalam keseharian kita. Terapkan konsekuensi untuk menandakan bahwa kita sungguh-sungguh dengan aturan. Bila anak mulai berbahasa kasar, beri konsekuensi negatif. Contoh yang pernah Saya praktekkan adalah ketika anak Saya keceplosan berbahasa kasar, maka mainan kesukaannya akan disimpan di atas lemari dan baru bisa diambil keesokan harinya. Bila Ayah Bunda suka memberikan bintang sebagai reward , bisa juga konsekuensi negatifnya berupa diambil kembali 1 bintang.    Selamat mencoba ,semoga bermanfaat. [ ]

 

 

*Penulis adalah praktisi dan penulis buku-buku parenting serta pendiri komunitas “Rumah Parenting”

 

dr zule 2

Editor: iman

Ilustrasi foto: pixabay

 

Bagi pembaca yang  punya hobi menulis dan ingin dimuat di www.percikaniman.id bisa mengirimkan tulisannya  ke email: [email protected] atau: [email protected]  . Jadilah pejuang dakwah melalui tulisan-tulisan yang inspiratif,motivatif dan edukatif serta penyebar amal saleh bagi banyak orang. Bergabunglah bersama ribuan pembaca dalam menebar kebaikan.