Khutbah Jumat: Menghampiri Allah Di Ritus Haji

0
1014
Suasana ibadah haji ( ilustrasi: arabnews)

Oleh: KH.Drs. Abdurahman Rasna,MA*

Khutbah Pertama:

 

الْحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ.

وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى اٰلِهِ وَاصَحْابِهِ وَتَابِعِيْهِ باحسان إلى اخر الزَّمَانِ،

أَمَّا بَعْدُ، فياعِبَادَ الرَّحْمٰنِ،  أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْاٰنِ: وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا. وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗۗ اِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا

معاشر المسلمين رحمكم الله

Hari ini hampir seluruh calon jemaah haji dari seluruh dunia sudah memasuki kota Mekkah untuk bersiap melaksanakan serangkaian ibdah haji tak terkecuali calon jemaah haji asal Indonesia yang menurut catatan Kementerian Agama Republik Indonesia berjumlah 203.320 calon jemaah haji reguler, 17.680 calon jemaah haji ONH Khusus dan hampir ribuan calon jemaah haji bervisa Furoda.

Ibadah haji dilakukan dalam bulan Dzulhijjah yang sangat dimuliakan ummat Islam. Mekkah adalah kota yang aman dan damai. Kota Padang pasir ini tidak dicirikan oleh ketakutan, kebencian dan perang, tetapi oleh kramanan dan kedamaian. Di kota ini sangat terasa suasana ibadah dimana manisia bebas menghadap Alllah Yang Maha Besar.

Tidak-kah kita mendengar seruan Nabi Ibrahim as :

وَأَذِّن فِى ٱلنَّاسِ بِٱلْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًا وَعَلَىٰ كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِن كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ

“Dan serulah manusia untuk melakukan haji. Mereka akan datang kepadamu dengan bertelanjang kaki atau dengan menunggang unta yang sudah lemah dan mereka akan datang kepadamu dari seluruh penjuru bumi yang jauh letaknya”. (QS .Al Hajj [22] : 27).

Kita adalah makhluk-makhluk yang diciptakan dari tanah. Kita mencari dan mengikuti Ruh Allah. Kita terima ajakannya, kita tinggalkan kampung halaman untuk menemui Dia yang sedang menantikan keseriusan kedatangan kita.

Eksistensi manusia tidak ada artinya kecuali jika tujuan hidup adalah untuk mendekati Ruh Allah. Kita bebaskan diri kita dari segala kebutuhan dan ketamakan yang membuat kita lupa kepada Allah. Oleh karena itu kita lakukan perjalanan ritual haji yang disepanjang masa dilakukan manusia. Kita kunjungi Allah Yang Maha Besar. Kita hampiri Dia Yang Maha Akbar.

Sebelum berangkat ke tanah suci untuk melaksanakan ibadah haji, kita harus bersih dari rasa benci dan marah kepada sanak keluarga, kepada sejawat dan kerabat, juga kepada tetangga jauh apalagi tetangga dekat.

Kita juga harus membuat surat wasiat. Karena semua ini adalah merupakan persiapan sebelum wafat (yang akan menimpa setiap jiwa yang akan menjamin kesucian pribadi dan finansial serta melambangkan saat-saat perlisahan terakhir dan masa depan kita.

Setelah melakukan persiapan, kita bebas untuk pindah ke alam keabadian. Pada hari kebangkitan nanti, ketika kita tidak berbuat apa-apa di persidangan Pengadilan Allah, dan ketika mata, telinga, dan hati kita memberikan kesaksian yang sebenar-bebarnya mengenai amal perbuatan kita.

 

ۗاِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰۤىِٕكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔوْلًا

الاسراء : 36

Engkau dan setiap anggota tubuhmu bertanggungjawab terhadap amal perbuatanmu. Ketika berada didalam “rumah perbaikan” ini bersiaplah engkau untuk “rumah pengadilan”. Matilah sebelum engkau mati – pergi dan tunaikan ibadah haji“. (QS. Al Israa: 36 )

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

Ibadah haji mencerminkan kepulangan kita kepada Allah yang mutlak, yang tidak memiliki keterbatasa, dan yang tak diserupai oleh sesuatu pun. Pulang kepada Allah adalah sebuah gerakan menuju kesempurnaan, kebaikan, keindahan, kekuatan, pengetahuan, nilai dan fakta-fakta. Dengan melakukan perjalanan menuju keabadian ini, kita tidak akan sampai kepada Allah; karena Dia hanya memberikan petunjuk yang benar, tetapi Dia juga bukan merupakan tujuan yang hendak dicapai.

معاشر المسلمين رحمكم الله

Islam berbeda dengan Sufisme, jika seorang Sufi hidup “dengan nama Allah” dan mati “demi Allah”, maka seorang muslim berjuang untuk menghampiri Allah Yang Maha Besar.

اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ

“Sesungguhnya kita adalah kepunyaan Allah dan kepada-Nya kita akan kembali”. (QS. Albaqah (2) : 156)

اَلَاۤ اِلَى اللّٰهِ تَصِيۡرُ الۡاُمُوۡرُ

Segala urusan terserah kepada Allah“. (QS. Asy-Syuro  (42) : 53).

Tujuan kita bukanlah untuk “binasa” tetapi untuk “berkembang”. Tujuan ini bukan “untuk Allah” tetapi untuk mendekatkan diri kita kepada-Ny. Allah tidak jauh dari kita, oleh karena itu berusahalah untuk menghampiri-Nya. Sesungguhnya Allah lebih dekat dengan kita daripada kita dengan diri kita sendiri.

وَنَحْنُ اَقْرَبُ اِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيْدِ

“Kami lebih hampir kepadanya daripada Urat di tenggorokannya”. (QS. Qof (50) : 16.)

Sebaliknya segala sesuatu yang selain daripada  Allah adalah terlampau jauh untuk dicapai. Semua malaikat sesungguhnya bersujud kepada kita (manusia). Tetapi karena pengaruh peradaban masyarakat, lama kelamaan manusia sangat berubah.

Kita tidak berkomitmen denga janji kita sendiri untuk tidak menyembah siapapun juga kecuali kepada Allah Yang Maha Besar.  Sebaliknya kita menghamba, mengiba kepada berhala-berhala kekinian yang sebagian dari berhala itu adalah produk dan rekayasa serta ciptaan manusia.

فِىۡ مَقۡعَدِ صِدۡقٍ عِنۡدَ مَلِيۡكٍ مُّقۡتَدِرٍ

“Di tempat kebenaran bahkan dihadapan Allah Yang Maha Kuasa“.(QS. Al Qamar (54) : 55.)

Ciri hidup kita seringkali loyalitas kepada individu-individu lain, pemujaan terhadap diri sendiri, kejam, bodoh, tidak berhaluan dan tidak berarah tujuan, tidak merasa takut, bahkan tamak.

Kehidupan ini telah melanakan sehingga membuat kita memiliki siafat-sifat kebinatanga. Ada diantara manusia bagaikan “srigala”, “anjing”, “monyet”, “tikus” dan “domba”, sebagai simbolistik untuk kelakuan kejam, penindasan,  penipuan, kelicikan, dan perbudakan.

معاشر المسلمين رحمكم الله

Marilah kita kembali kepada awal mula kita, kita tunaikan ibadah terutama beribadah haji, kita jumpai sahabat-sahabat terbaik kita dalam berjamaah ibadah, lebih-lebih lagi dalam ibadah haji yang telah menciptakan kita sebagai yang terbaik diantara sesama kita dan dapat memberi manfaat bagi sesama makhluk.

Dia (Allah) sedang menantikan kedatangan dan kehadiran kita. Tinggalkanlah istana-istana kebesaran, gudang-gudang tumpukan kekayaan, dan bangunan-bangunan tempat berkerumun mebyesatkab. Kita lepaskan diri dari kawanan kebinatangan yang digembalakan oleh srigala-srigala.

Kita ikuti rombongan Mi’ad yang menuju rumah (Bait) Allah yang sekaligus rumah manusia beribadah.

بارك الله لي ولكم من القراءن العظيم ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم وتقبل مني ومنكم تلاوته أنه هو السميع العليم .

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

 

Khutbah  Kedua:

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ

 

*penulis adalah anggota Komisi Dakwah MUI Pusat dan anggota Bidang Dakwah PB MA serta dosen di Banten

5

Re: admin

Editor: iman

908