PERCIKANIMAN.ID – – Pada hakikatnya Allah Subhanahu wa ta’ala menciptakan manusia dan jin bukan tanpa alasan dan dibiarkan hidup sesukanya, melainkan sebagai hamba Allah ﷻ memiliki tugas di dunia yakni untuk beribadah kepada-Nya. Hal ini jelaskan dan diperintahkan Allah Ta’ala seperti dalam firman-Nya,
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS Az Zariyat 56).
Para ulama tafsir menjelaskan makna ibadah pada ayat ini dengan makna yang luas. Intinya sebagai muslim segala aktivitas dari bangun tidur hingga tidur lagi harus diniatkan untuk taat dan ibadah kepada Allah Ta’ala.
Salah satu bentuk ibadah tersebut adalah menikah dan membangun keluarga yang Sakinah, mawadah dan warahmah. Sebagian ulama berpendapat bahwa menikah dan berkeluarga merupakan ibadah terpanjang dalam hidup manusia.
Mengapa disebut ibadah terpanjang? Sebab ibadah-ibadah lainnya berbatas waktu relatif sebentar, misalnya shalat 4 rakaat sebagian cukup sepuluh, shalat Tarawih atau Tahajud bisa 1 jam. Ibadah puasa Ramadhan hanya 29 atau 30 hari atau ibadah haji bisa semingguan pulang pergi.
Namun ibadah dalam rumah tangga bisa berlangsung lama, ada yang belasan tahun bahan ada yang sampai puluhan tahun hingga maut memisahkan keduanya. Sebagai ibadah terpanjang dalam hidup, menikah memiliki keutamaan. Diantaranya sebagai penyempurna separuh agama. Hal ini sebagaimana hadits dari ahabat Anas bin Malik yang meriwayatkan dimana Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda,
مَنْ تَزَوَّجَ فَقَدِ اسْتَكْمَلَ نِصْفَ الدِّينِ فَلْيَتَّقِ اللَّهَ فِي النِّصْفِ الثَّانِي
“Barang siapa menikah maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Karenanya, bertakwalah kepada Allah subahanahu wa ta’ala pada separuh yang kedua”. (HR. Ath Thabrani).
Bahkan dalam berhubungan suami istri pun dicatat sebagai ibadah. Hal ini sebagaimana yang diceritakan dari Abu Dzar, dimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَفِى بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ ». قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيَأْتِى أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُونُ لَهُ فِيهَا أَجْرٌ قَالَ « أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِى حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ فِيهَا وِزْرٌ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِى الْحَلاَلِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ »
“Dan hubungan intim di antara kalian adalah sedekah.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana bisa mendatangi istri dengan syahwat (disetubuhi) bisa bernilai pahala?” Ia berkata, “Bagaimana pendapatmu jika ada yang meletakkan syahwat tersebut pada yang haram (berzina) bukankah bernilai dosa? Maka sudah sepantasnya meletakkan syahwat tersebut pada yang halal mendatangkan pahala.” (HR. Muslim no. 1006).
Tentu saja bersetubuh atau hubungan intim suami istri bisa bernilai ibadah jika maksudnya adalah untuk menunaikan hak istri, bergaul baik dengannya, dan melakukan kebajikan sebagaimana yang Allah perintahkan. Di samping itu, jima’ bisa bernilai ibadah bila maksudnya untuk memperoleh keturunan yang sholeh, membentengi diri agar tidak terjerumus dalam zina, agar pasangan tidak memandang hal-hal yang diharamkan, juga agar tidak berpikiran atau bermaksud yang bukan-bukan, atau niatan baik lainnya.
Demikian ibadah-ibadah yang lain yang dapat dilakukan suami istri dalam rumah tangga dimana keduanya saling memenuhi hak dan kewajibannya dengan adil dan ikhlas serta hanya mengharap ridho dari Allah subhanahu wa ta’ala.
Lalu, hal apa saja aktivitas suami istri yang bisa dianggap dan dicatat sebagai ibadah ? Amalan apa saja yang dapat dilakukan bagi yang belum menikah agar sebanding dengan yang sudah menikah? Apakah berbakti dan berbuat baik kepada orang tua sama dengan amalan yang sudah menikah ?
Untuk mendapatkan penjelasannya bapak ibu dan sahabat-sahabat sekalian bisa simak jawaban dari guru kita ustadz Aam Amiruddin dalam video berikut ini. Silakan simak:
Demikian penjelasannya semoga bermanfaat. Wallahu’alam bishshawab. [ ]
5
Red: admin
Editor: iman
Video: tim official
987
Sampaikan pertanyaan Anda melalui WA: 081281818177 atau alamat email: [email protected] atau inbox melalui Fans Page Facebook Ustadz Aam Amiruddin di link berikut ini : https://www.facebook.com/UstadzAam/ .