PERCIKANIMAN.ID – – Pada prinsipnya bohong atau berbohong merupakan salah satu perbuatan yang tercela dan dibenci oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Karena jika dengan berbohong, maka seseorang akan menjadi terbiasa dan setelah terbiasa, hati akan menjadi keras dan sulit menerima kebenaran.
Larangan berbohong khususnya dalam persaksian ini dapat disimak dari firman Allah Ta’ala dalam Al Quran,
وَلَا تَكْتُمُوا الشَّهَادَةَ ۚ وَمَنْ يَكْتُمْهَا فَإِنَّهُ آثِمٌ قَلْبُهُ ۗ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ……..
…Dan janganlah kamu menyembunyikan kesaksian, karena barangsiapa menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa (kotor) hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.…” (QS. Al Baqarah [2]: 283).
Larang berbohong atau berdusta juga disampaikan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam. Dalam haditsnya Nabi shalallahu alaihi wasallam bersabda:
عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلىَ البِرِّ وَإِنَّ البرَّ يَهْدِيْ إِلىَ الجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتىَّ يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِيْقاً, وَإِيَّاكُمْ وَالكَذِبَ فَإِنَّ الكَذِبَ يَهِدِى إِلىَ الفُجُوْرِ وَإِنَّ الفُجُوْرَ يَهْدِي إِلىَ النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيتَحَرَّى الكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كذاباً. رواه مسلم
Dari Abdullah bin Mas’ud RA, ia berkata: “Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda: “Wajib atas kalian berlaku jujur, karena sesungguhnya jujur itu menunjukkan (pelakunya) kepada kebaikan, dan kebaikan itu menunjukkan kepada Surga. Seseorang senantiasa jujur dan berusaha untuk selalu jujur sehingga ia ditulis di sisi Allah sebagai orang yang sangat jujur. Dan jauhilah oleh kalian sifat dusta, karena sesungguhnya dusta itu menunjukkan pelakunya kepada keburukan, dan keburukan itu menunjukkan kepada api Neraka. Seseorang senantiasa berdusta dan berusaha untuk selalu berdusta, ia ditulis disisi Allah sebagai seorang pendusta.” (HR. Muslim).
Berbohong bisa dilakukan secara terang terangan atau melalui tulisan. Apapun medianya, berbohong tetap perbuatan yang salah yang sebenarnya mudah atau bisa diketahui,bahkan di era modern ini, perbuatan bohong juga dibuat alat pendeteksi kebohongan (lie detector)
Kenapa sampai terdeteksi? Karena berbohong bertentangan dengan sifat dan fisiologi manusia, dan seperti penyakit lainnya, ia memiliki tanda dan gejala uniknya sendiri. Tindakan berbohong menghasilkan konflik batin antara berbagai pusat kendali otak.
Lalu, dalam hal apa saja bohong dilarang dan dibolehkan? Bolehkah berbohong untuk menutupi kebaikan? Bolehkah berbohong agar amal baik kita tidak dianggap riya? Apakah menceritakan amal shalih untuk memotivasi orang lain sama dengan perbuatan riya?
Untuk mendapatkan penjelasannya bapak ibu dan sahabat-sahabat sekalian bisa simak jawaban dari guru kita ustadz Aam Amiruddin dalam video berikut ini. Silakan simak:
Demikian penjelasannya semoga bermanfaat. Wallahu’alam bishshawab. [ ]
5
Red: admin
Editor: iman
Video: tim official
987
Sampaikan pertanyaan Anda melalui WA: 081281818177 atau alamat email: [email protected] atau inbox melalui Fans Page Facebook Ustadz Aam Amiruddin di link berikut ini : https://www.facebook.com/UstadzAam/ .